Phantom : The First Seven Sense
Namaku Raka Wijayanto, seperti inilah kehidupanku sehari-hari di Universitas. 'Duak...!!', 'Braakk..!!!'. Ya, suara seperti itu bukanlah seorang kuli yang sedang memperbaiki kampus. Tapi suara itu berasal dariku. Bagaimana itu bisa terjadi ?, pasti kalian menanyakan demikian. Aku adalah seorang anak kutu buku yang selalu saja menjadi bahan "percobaan" oleh anak-anak kasar di kampusku ini. Dugaan kalian benar sekali, aku adalah anak yang sering di bully di kampus. Dan itu berlangsung hingga sekarang aku menginjak semester 6.
Kalian mau tahu bagaimana awalnya ?, akan aku ceritakan untuk kalian. Aku adalah lulusan SMAN 2001, SMA dengan jumlah angka belakang terbanyak di Indonesia. Dimana SMA itu sebenanrnya ?, aku sudah menduga ada pertanyaan itu. SMAN 2001 berada di pulau yang dibuat oleh saudagar Arab bernama Al Haq. Dia membuat pulau itu 40 tahun yang lalu. Pulau itu bernama Powter Island yang terletak di cukup dekat Singapura yang tepatnya di Provinsi Riau. Nama Powter diambil dari penyanyi yang saat itu terkenal di Indonesia yang juga sahabat dari Al Haq, Rudi Powter yang merupakan keturunan Amerika-Indonesia dan juga meninggal akibat kecelakaan pesawat 40 tahun silam.
Aku pindah ke Powter Island yang sekarang nama resminya Kota Powter, kota yang maju pesat melebihi ibu kota negara, Jakarta. Mendekati kemajuan dari Dubai dan Abu Dhabi di Uni Emirat Arab. Karena itu pemerintah mulai membatasi perpindahan penduduk yang berlebihan seperti yang terjadi di Jakarta. Disana juga ada universitas yang bernama Powter International University. Disanalah aku kuliah, salah satu universitas unggulan dunia. Tetapi sering mengalami masalah yaitu bullying. Meskipun begitu, kadang-kadang pihak kampus acuh tak acuh dengan itu. Tapi tetap saja, banyak siswa SMA yang mengincar universitas ini.
Aku masuk melalui jalur beasiswa yang kudapat dari universitas itu. Disana ada geng bernama Deck Cards. Seperti namanya, ada Queen dan King, serta Jack, Ace, Joker, dan prajuritnya. Layaknya kerajaan yang tak pernah habis dengan anak populer sebagai anggotanya yang sering mengganggu siapa pun yang bukan anggota dan anak yang dianggap tidak keren. Aku adalah salah satu korban favorit mereka, terutama King. Dia adalah Jono "The King" Tohang, berasal dari keluarga kaya Batak. Tetapi sifatnya tidak seperti kedua orang tuanya yang baik dan dermawan. Jono lebih tertarik dengan kekerasan, tapi dia termasuk anak yang tidak terlalu pintar. Karena itu masuk bersama tetapi dia seperti menjadi pemimpin dan hingga dia diangkat menjadi King. Dan bullying terjadi semenjak itu.
Itulah asal muasalnya, jadi aku adalah salah satu saksi sejarah lahirnya geng tidak jelas itu. Aku sendiri adalah anggota perpustakaan aktif di kampus hingga sekarang. Dan kadang aku yang menjadi penjaga perpustakaan, membantu bapak penjaga perpustakaan yang aku anggap sebagai sahabat yaitu Bapak Andrianto Kusuma yang bekerja disini dari awal berdirinya kampus.
'Buakk...!!!, Dugg!!!, Prak..!!!'
"Bagaimana rasanya hah ?"
Dengan keasakitan aku pun menjawab, "Sa..kit.."
"Itulah akibatnya membangkang kepada King, mengerti kau ?"
"I...ya.."
"Cabut..."
Itulah King, akibat aku tidak membantunya saat UTS, dia menghajar habis-habisan aku di belakang kampus yang selalu sepi orang. Karena membantu Bapak Kus mengurus buku-buku di perpustakaan yang minim pegawai, aku pun pulang telat. Aku tinggal di apartemen di dekat kampus. Jangan berpikir aku orang kaya karena tinggal di apartemen. Aku tinggal disana karena diskon hingga 75 % untuk mahasiswa Universitas Internasional Powter dan juga berprestasi. Apartemen yang bernama Powter Apartment yang menjadi gedung tertinggi dunia dengan 300 lantai dan bintang 5. Aku berada di lantai 258 dengan kamar nomor 2581 kamar pertama di lantai itu.
Sampai apartemen pukul 22:00, aku mandi lalu tidur. Saat tidur adalah saat yang menyenangkan karena melepaskan kelelahan. Tapi yang tidak enak sering aku rasakan. Yaitu mimpi yang sama setiap harinya. Mimpi tentang komet berwarna putih yang melintasi bumi dengan cukup cepat dan kemudian menghilang. Aku juga selalu mencari buku di perpustakaan tentang arti mimpi, tapi tidak ada artinya dari mimpi yang setiap hari aku alami.
Besok adalah hari Sabtu, aku libur. Aku setiap Weekend, bekerja di perusahaan properti yang membangun bangunan sebagai desainernya. Meskipun pemula, tapi karya ku cukup membuat bos ku merasa puas dengan desain bangunan yang aku buat. Hingga saat hari itu aku melakukan kerja lapangan sendirian untuk mengamati gedung-gedung di kota, aku bertemu seorang wanita bernama Yulia Ambarsari, yang mengaku sebagai paranormal. Dia tiba-tiba duduk disamping ku saat aku sedang mengamati gedung di taman di tengah kota.
"Aku melihat mu seperti sering bertemu" katanya dengan senyum sambil duduk
"Apakah aku mengenalmu ?"
"Tentu saja tidak, aku hanya mengikuti instingku untuk duduk disini dan berbicara denganmu"
"Oh..,insting yang menarik"
"Aku hanya ingin bertanya, apa kau pernah melihat komet berwarna putih ?, aku mencari orang yang pernah melihatnya" katanya dengan senyum lagi
"Aku ?, mungkin pernah" jawab ku dengan bimbang
Saat dia bertanya demikian, aku seperti mendekati orang yang mengetahui tentang arti mimpiku selama ini. Kemudian aku merasa ingin bertanya panjang lebar kepadanya, tapi sedikit sulit untuk mengungkapkannya. Hingga aku beranikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Hmm...hmm, aku pernah mengalami sepertinya. Tapi dalam mimpi ku. Apakah kau tahu sesuatu tentang komet putih itu ?" tanyaku dengan penasaran
"Aku tahu semuanya dan sudah kuduga kau adalah orangnya yang mengalami itu"
"Siapa kau sebenarnya ?"
"Nama ku Yulia Ambarsari dan aku adalah seorang paranormal" katanya dengan senyum
"Hah ?, Paranormal" jawabku kaget
"Maaf, aku hanya kaget, namaku Raka Wijayanto dan seorang mahasiswa dan desainer bangunan alias arsitek atau calon"
Setelah itu, kami membicarakan komet putih tersebut. Katanya dulu ada seorang paranormal yang bertemu dengan sang komet putih. Mereka berbicara panjang lebar, tetapi intinya komet putih akan membantu manusia terpilih untuk mengeluarkan kekuatan dalam dirinya yang tersembunyi dengan memancarkan cahaya putih terang setiap orang terpilih melihatnya. Selain itu, orang terpilih itu adalah orang yang telah memiliki indera keenam sebelumnya. Paranormal itu kemudian menuliskan kisahnya dalam sebuah perkamen dan menjadi perbincangan paranormal lain setelah itu.
Mendengar ceritanya, aku kemudian berpikir. Apakah aku memiliki indera keenam ? dan apakah kekuatan yang aku miliki dalam diriku ?. Wanita itu hanya berkata bahwa aku hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa menemukan jawaban dari pertanyaanku tersebut. Yulia kemudian pergi setelah itu, aku tetap duduk di taman dan memperhatikan gedung dan juga memikirkan perkataan Yulia. Ke esokan harinya, aku kembali ke taman itu dan berpikir apakah aku akan bertemu dengan Yulia lagi. Tapi dia tidak datang lagi. Aku putuskan untuk pergi dan berjalan mengelilingi kota.
Hingga malam aku berjalan. Tiba-tiba di sela-sela gedung aku melihat dua orang wanita sedang berusaha diambil uang ditasnya dan diperkosa oleh delapan orang pria. Warga yang lewat tidak berani bertindak karena mereka adalah kelompok penjahat tempat itu dan sering lolos dari kejaran polisi. Aku yang dari tadi melihat merasa ingin membantu kedua wanita itu, aku pun akhirnya memutuskan untuk bertindak.
"Hei kalian, lepaskan kedua wanita itu" tantangku dengan wajah yang ketakutan
"Urusan mu apa hah ?" jawab salah seorang dari mereka dengan wajah yang seram
'Srink!' bunyi pisau tersembunyi yang keluar dari pegangannya
"Kau mau merasakan ini ?" jawab si pemegang pisau
Kemudian lima orang lainnya mendekati aku, sedangkan sisanya memegangi kedua perempuan. Dan kemudian ditusuklah pisau itu keperut ku dan darah mulai keluar. Baju kemeja putih yang ku pakai pun berubah warna sebagian menjadi merah. Aku pun terjatuh sambil memegangi perut yang masih mengeluarkan darah. Orang-orang tadi tertawa sambil melihat ku dan melanjutkan aksi mereka. Dari ujung jalan di depan ku, aku melihat Yulia sedang melihat ku dan hanya diam sambil memakai tudung hitamnya dan juga kaos merah dan celana jeans biru yang dia pakai kemarin.
Setelah melihat Yulia, aku mulai melemah. Tetapi tiba-tiba tubuhku mulai merasakan panas. Dan keluarlah api yang semula kecil dari tangan kananku yang memegangi perutku yang terluka. Kemudian tangan kanan dan mulai menyebar kebagian tubuhku yang lain. Lukaku perlahan sembuh, tapi pakaian ku tiba-tiba berubah. Aku menjadi memakai jaket dengan jubah ala penyihir. Dengan tudung yang menutupi kepala ku dan juga dua pedang saling menyilang dipunggung ku. Celana jeans ku berubah menjadi hitam dan sepatuku menjadi sepatu hitam boot. Tiba-tiba tangan kanan ku memegangi topeng putih berbentuk tengkorak dengan luka bekas senjata tajam di kanan matanya. Penjahat tadi kaget melihat apa yang terjadi dengan ku.
"Hah ?, apa yang terjadi sebenarnya ?, kenapa dia berubah ?" kata salah satu penjahat
"Persetan dengan itu, serang dia" kata seorang penjahat yang mungkin pemimpinnya
Mereka dengan rasa sedikit takut mendekati ku dan mulai mengeluarkan senjata pisau dan tonggkat besi. Aku langsung saja memakai topeng tengkorak yang aku pegang dari tadi. Kemudian mengambil salah satu pedang. Penjahat pertama dan kedua dengan tongkat besinya menyerang ku dengan liar, tapi tak satupun mengenai ku. Aku kemudian hanya sekali tebas, tongkat besi itu patah. Dengan cepat aku melempar pedang ke atas, dan memukul mereka dengan tangan kosong. Dua orang tumbang, tinggal enam lagi. Sekarang empat orang dengan pisau langsung menyerang bersamaan. Dengan ilmu bela diri yang entah dari mana aku menjatuhkan mereka satu persatu. Tinggal dua orang lagi, tapi satunya lari ketakutan, tinggal satu lagi. Dia adalah penusuk ku dan sepertinya pemimpin mereka ber tujuh. Dia kemudian berusaha menyerangku dengan tongkat besi, tetapi aku lawan dengan tangan kosong.
Dengan dua pukulan maut dari ku, yang tepat mengenai pelipis kanan dan juga dagunya. Dia pun terjatuh terlentang. Dan pedang yang aku lempar ke atas langsung aku tangkap dan menghunuskannya ke depan wajah penjahat tersebut. Dengan wajah ketakutan dia berusaha berbicara.
"Si..si..apa kau se..b..be..narnya ?" jawabnya gagap karena ketakutan
"Kau bisa panggil aku dengan nama 'Phantom'" jawab ku dengan dingin
"Kalian berdua bisa pergi sekarang"
"Terima kasih" jawab salah satunya dan berlari mejauh
"Kalian semua sekarang boleh pergi, tapi bila kalian terlihat berbuat kejahatan lagi, nyawa kalian taruhannya" kataku kepada para penjahat yang sama sekali tidak aku bunuh dan hanya babak belur saja
Mereka semua kemudian bangkit dan berlari menjauh. Aku kemudian melihat ketempat tadi aku melihat Yulia. Tetapi dia sudah tidak ada, kemudian aku memegangi perut ku yang tadi terluka. Tapi ternyata bekas lukanya sudah hilang. Aku pun pergi dari sana. Ke esokan paginya, aku terbangun dari tidur. Dan menganggap kejadian itu hanyalah mimpi. Tetapi terasa begitu nyata. Hingga aku kemudian melihat jam dinding dan ternyata sudah pukul 09:00, dan aku terlambat kuliah. Sesampainya di kampus aku tidak di perbolehkan masuk ke kelas. Saat di suruh keluar oleh dosen, Jono menghinaku dan dosen langsung menyruhnya diam. Dan saat diluar aku masih melihat senyumnya yang membuatku muak.
Kemudian kuputuskan untuk ke perpustakaan. Disana aku membantu Pak Kus dan kemudian membaca buku dan seperti biasanya duduk di salah satu meja sendirian. Saat sedang membaca buku tiba-tiba muncul seorang wanita yang duduk di sampingku. Dan ternyata dia adalah Yulia dia mengajak ku berbicara mengenai kejadian kemarin malam.
"Sekarang kau sudah tahu kekuatan mu yang sebenarnya" katanya dengan dingin
"Ya kau benar, tapi kekuatan dari mana itu ?"
"Kau belum tahu kekuatan mu dari mana ?"
"Ya sepertinya begitu" kata ku dengan bingung
"Jadi, setiap manusia yang lahir memiliki indera ke enam. Saat mereka tumbuh dewasa, indera ke enam itu tetap ada pada mereka. Tetapi tergantung manusia itu sendiri, apakah dia mau mengasahnya atau tidak. Tapi ada yang tidak mengasahnya, indera ke enam itu hilang. Tapi ada yang hilang dan tiba-tiba kembali" katanya dengan nada serius
Aku masih berpikir, berarti aku memiliki indera ke enam, tapi apa. Dan Yulia melanjutkan lagi perkataannya.
"Jadi sebenarnya kau memliki indera ke enam tapi sepertinya dia akan muncul tiba-tiba. Tetapi aku merasa aneh, kau seharusnya menghidupkan indera ke enam mu dulu baru yang ke tujuh"
"Kau yang ahli saja bingung, apa lagi aku"
"Nanti akan aku cari tahu" katanya dengan senyum seperti biasanya
"Saat aku berubah dan menggunakan indera ke tujuh, aku seperti hampir kehilangan diriku sendiri"
"Itu hanya awalnya saja, tapi nanti kau akan menguasainya. Karena saat itu kau ada di dalam alam bawah sadarmu sendiri"
"Oke, terima kasih infonya. Sekarang rasa penasaran ku sudah hilang"
"Itu menurutmu, tapi nanti akan muncul rasa penasaran baru dan pertanyaan baru" katanya dengan senyum lebih lebar
"Benar juga. Oh ya aku harus masuk kelas berikutnya. Kapan kita bisa mengobrol seperti ini lagi ?"
"Setelah kau pulang kuliah" jawabnya dan langsung berjalan pergi
Setelah pulang kuliah aku mencari dimana Yulia berada. Dan tiba-tiba aku melihat Yulia bersama pria lain dan langsung mebawanya pergi menjauh. Aku pun berlari mengejarnya dan kemudian sampai di tempat dimana aku terakhir melihat Yulai dibawa. Dan tempat itu adalah sebuah gedung yang sedang berhenti pembangunannya. Dan aku menaiki tangga mencari Yulia dan bertemu dengan Yulia dan pria misterius di lantai 4 gedung itu.
"Siapa pun kau, cepat lepaskan Yulia sekarang juga" kataku dengan nada sedikit marah
"Hmmm...hahahahahaha....Ini... ku kembalikan dia kepada mu" katanya dengan tawa masih terlihat di wajahnya
"Apa mau mu sebenarnya ?" tanya ku dengan nada masih marah
"Mau ku ?, hanya kau" katanya dengan senyum yang ingin membuatku mual
"Mau apa kau dengan ku ?" kata ku penasaran
"Aku hanya mau mengatakan bahwa aku akan menantang mu"
"Tantangan apa ?"
"Kau akan tahu"
"Siapa kau sebenarnya ?"
"Aku menyebut diriku sebagai Fear dan aku sama dengan mu 'Sang Seven Sense'" katanya dan kemudian dia menghilang
Aku kemudian mendekati Yulia yang wajahnya sedikit ketakutan dan melemah. Kemudian aku membawanya ke apartemen ku. Disana dia menceritakan semuanya. Bahwa Fear adalah pria yang memiliki indera ketujuh. Dan dia menggunakannya untuk kejahatan. Kekuatannya belum diketahui, tetapi Yulia sudah merasakannya.
"Saat aku bertemu dengannya tadi, aku kira dia sama dengan mu. Tetapi ternyata dia berbeda sama sekali"
"Maksudmu sama ?"
"Dia memiliki indera ketujuh, dan aku merasakan hal yang sama dengan mu. Tetapi ternyata sifatnya berbeda"
"Dia juga mengetahui tentang dirimu, dia mendapatkan kekuatannya dua hari yang lalu"
"Tahu darimana dia memiliki indera ketujuh ?" tanya ku heran
"Dia dekat dengan paranormal yang sama sperti ku dia adalah Madam Irene, dia adalah paranormal jahat"
"Lalu mau apa dia dengan mu ?" tanya ku lagi
"Dia mau menantang mu. Dia akan mengumpulkan orang yang memiliki indera ketujuh untuk menguasai dunia"
"Tadinya dia mau mengajak mu, tetapi karena kau tahu tentang indera ketujuh dari ku. Dia mengurungkan niatnya karena dia mengincar orang yang belum tahu apa-apa dan mempengaruhinya" tambahnya
"Lalu aku harus bagaimana sekarang ?"
"Sepertinya kau harus membuat tim sepertinya dan mengalahkan dia" jawab Yulia dengan tenang
"Ide bagus, aku akan mendirikan tim dengan nama 'Seven Sense' dan mengalahkan dia" kataku dengan semangat
"Tapi aku harus mulai darimana ?" tanya ku dengan bingung kembali
"Aku akan membantu mu,tenang saja. Akukan bisa merasakan keberadaan orang-orang yang telah melihat komet putih"
"Benar juga. Mulai besok kita beraksi dan mulai merekrut" kata ku dengan semangat tinggi
Mulai hari itu, resmilah nama 'Seven Sense' sebagai nama tim yang aku buat dan mulai hari itu jehidupan ku sebagai korban dari kekerasan di kampus menjadi pahlawan di luar kampus. Kisah ku tidak akan berhenti disini, dan akan berlanjut hingga ajal menjemputku............... Tamat (Bersambung)
Sekian cerita dari 'Phantom'. Tadinya mau seperti cerita-cerita sebelum 'Phantom' yaitu ada pertarungan besar. Tapi karena sudah kepanjangan, gw urungkan niat dan lebih baik aksinya akan gw tulis di cerita kelanjutannya. Cerita selanjutnya yaitu merekrut anggota 'Seven Sense' dan pertarungan dengan 'Terror' dan anggota timnya. Untuk cerita yang terinspirasi dari Burung Garuda lambang Indonesia akan gw tulis, tapi akan diundur hingga bulan depan. Karena gw mau fokus ke UTS yang belum selesai dan pentas Drama Sabtu depan. Sekali lagi dilarang mengkopi atau menyalin atau mengambil isi cerita dari semua post gw di blog gw ini. Karena segala pembajakan itu haram hukumnya. Dan sama[i bertemu di post gw selanjutnya. See You Soon...... :-)
Komentar
Posting Komentar