"Jalan-Jalan" Psikologi Kelas B 2012

Gw menulis cerita ini berdasarkan sudut pandang gw. Jadi mungkin yang teman-teman gw rasakan akan sedikit berbeda dengan gw. Dimulai dari Jum'at malam atau malam Sabtu. Sebenarnya, acaranya dimulai pada Jum'at malam di angkringan dekat kampus. Tapi sayangnya gw tidak ikut acara yang itu. Katanya, acaranya cuma makan-makan dan bermain truth or dare. Dan mungkin karena acara pada waktu malam Sabtu tersebut pasti sepi, makanya gw tidak datang. Lagi pula gw lagi kurang tidur, dan acara besoknya dimulai pukul 06.00 WIB. Jadi gw putuskan tidak ikut, soalnya juga gw tidak ikut bagian "nginep" di kost-kostan teman dekat kampus atau rumah kontrakan. Lalu ceritan selanjutnya mau dimulai darimana ?, dari gw bangun tidur atau langsung ke acaranya ?. Dari bangun tidur saja, kalau langsung ke acaranya, ya acara pertamanya yaitu lari pagi atau jalan santai keliling Situ Gintung di belakang kampus.


Dimulai dari gw bangun tidur. Jam 05.00 WIB, Gw bangun dan langsung shalat Subuh. Selesai shalat, gw langsung sms teman gw yang juga sebagai penanggung jawab acara untuk kepastian kapan dan dimana acara dimulai. Jam 05.10 WIB, sms gw dibalas dan ternyata kumpul di depan kampus jam 06.00 WIB. Setelah mendapatkan sms itu, gw langsung mandi, tidak sampai 10 menit gw sudah selesai mandi dan online sebentar untuk menyegarkan mata. Jam 05.20 WIB, Gw sudah selesai mandi, ganti pakaian, dan sudah siap untuk berangkat. Setelah mengecek semua kebutuhna untuk acara seperti kado untuk tukar kado, pakaian ganti bila dibutuhkan, handphone, dompet, dan sandal bila hari hujan. Setelah pamit dengan kedua orang tua gw, gw pun berangkat. Dan saat itu langit masih sedikit gelap karena matahari sudah mulai ingin menampakan dirinya. Gw lewat jalan biasanya dan jalan sepi kendaraan, mungkin karena banyak yang libur ditambah dengan hari masih terlalu pagi untuk beraktifitas di jalan raya. Dan saat gw lewat bintaro sektor 7 (masih di komplek perumahannya), gw melihat truk "molen" terguling. Mungkin kelebihan muatan atau memang truknya tidak seimbang atau mungkin karena jalannya di depan bangunannya agak sedikit naik (karena trotoar). Kemudian gw lewat jalan alternatif agar lebih cepat sampai. Sesampainya di depan kampus kurang lebih pukul 06.10 WIB, gw melihat ada dua teman sekelas (perempuan) gw sedang beli gorengan. Gw berhenti di dekat gerbang keluar dari kampus. Tiba-tiba teman gw yang lain datang (laki-laki) menggunakan sepeda motor. Dan yang kost dan "nginep" dengan jumlah tiga orang datang juga dengan jalan kaki dan setelah itu masuk ke dalam kampus lewat gerbang keluar (karena gerbang masuknya masih digembok). Di situ awalnya cuma beberapa orang, ada yang tidur-tiduran di bangku (yang terbuat dari semen) di dekat pohon, ada yang mengobrol, ada yang main handphone. Dan mulai berdatangan lagi tapi hanya yang menginap dan kost di sekitar kampus dengan berjalan kaki. Setelah itu foto-foto dulu sebelum berangkat (berjalan kaki atau lari) menuju Situ Gintung dan tas-tas yang ada di situ dititipkan ke kostan perempuan.


Jam 06.30 WIB (kurang lebih jam segitu), mulai melakukan perjalanan menuju Situ Gintung. Ada yang berlari (santai) dan ada yang jalan dan ada juga yang jalan sangat santai. Gw cuma jalan santai menuju Situ Gintung. Melewati samping kampus sebelum akhirnya melewati tanah kosong (bukan berarti kosong tidak ada apa-apa)  yang tersambung menuju jalan kecil di sekeliling Situ Gintung. Gw masih berjalan saat memasuki jalan kecil tersebut. Sebelum akhirnya gw lari santai dan mulai menjauh dari rombongan. Sebelumnya sudah ada dua orang teman gw (laki-laki) yang berlari santai dan sudah cukup jauh dari rombongan. Dan gw mulai mengikuti dan akhirnya setelah beberapa kali diselingi dengan berhenti sejenak untuk mengambil nafas gw terus saja berusaha berlari santai dan baru menyadari sudah jauh dari rombongan dan mulai mendekati dua orang teman gw tersebut. Memang gw agak sedikit sulit berlari mungkin karena gw memakai celana jeans, sepatu yang bukan untuk lari, ditambah dengan gw yang sudah lama tidak lari. Saat berlari santai mengitari Situ Gintung, banyak orang yang juga berlari santai, jalan-jalan bersama keluarga, pengguna motor membawa burung dara untuk diterbangkan, sekeluarga naik sepeda, dan lain-lain. Hingga akhirnya gw sudah merasa sampai batas, gw memutuskan untuk berjalan santai saja. Dan dua teman gw tersebut menjauh. Gw kadang melihat kebelakang dan melihat satu teman gw (laki-laki) yang kadang berlari dan lebih sering berjalan, mungkin karena dia juga sudah menjauh dari rombongan dan ingin menunggu rombongan. Gw juga melihat rombongan yang cukup jauh di belakang teman gw itu. Dan gw kadang berlari pelan dan berusaha mencoba untuk mendekati dua teman gw yang ada di depan. Tapi sayangnya nafas gw tidak kuat. Dan saat sampai di dibelokan (salah satu ujung Situ Gintung), gw melihat dua teman gw yang berlari dari seberang. Gw pikir susah untuk menyusul mereka. Dan kemudian gw berusaha berlari (meskipun pelan) mencoba mendekati mereka. Tapi sayangnya karena nafas kurang kuat, jadinya susah untuk mendekati. Gw sudah sampai di seberang tepat di tempat dua teman gw tadi berlari dan gw melihat mereka di kejauhan. Dan benar saja, gw melihat satu teman gw tadi yang berada di belakang gw sudah bersama rombongan yang ternyata sudah terpecah juga karena masih ada yang jauh di belakang mereka. Gw tidak mau memikirkan hal itu dulu, yang gw pikirkan cara untuk bisa menyusul teman gw yang ada di depan gw. Hingga akhirnya saat gw berjalan cepat  untuk berusaha mendekati kedua teman gw tersebut, kedua teman gw itu ternyata juga sedang berjalan dan sepertinya ingin menunggu rombongan yang ada di belakang agar tidak tertinggal jauh. Gw putuskan untuk mempercepat jalan dan menyamai mereka. Saat berjalan beriringan, gw mulai menurunkan kecepatan jalan. Dan akhirnya kita bertiga berhenti di pintu air yang menghubungkan antara situ dengan sungai. Dan duduk-duduk di pinggir situ yang berisi batuan, gw duduk di salah satu batu, salah satu teman gw duduk di pinggiran pintu air, dan satunya lagi kadang duduk di pinggir pemisah antara jalan dengan kumpulan batuan, kadang beridiri di salah satu batuan dan setelah itu duduk.


Rombongan yang terpecah satu persatu mulai berdatangan dan ada yang membeli air mineral dalam bentuk gelas untuk dibagikan ke semuanya. Saat duduk-duduk itu, ada kucing yang selalu mendekati gw (di kampus juga ada) mungkin karena kucing itu tahu kalau gw ingin punya kucing atau mungkin karena celana jeans gw yang lembut kali, hahahahaha.... Saat santai itu teman gw cerita tentang bocah yang tenggelam di Situ Gintung. Selang beberapa saat, salah satu teman gw menemukan "bekas" garis polisi di balik salah satu batu di pinngir Situ Gintung. Setelah berlama-lama duduk, semua berdiri dan menuju sungai yang memiliki sedikit air yang didapat dari Situ Gintung yang letaknya di sebelah atau di belakan kami saat duduk. Cukup tinggi dari tempat kami berdiri letaknya. Setelah itu, gw dan empat orang lainnya (laki-laki) berjalan menjauh dan berjalan santai menuju kampus. Sisanya sedang foto-foto di Situ Gintung. Setelah berjalan cukup jauh meninggalkan rombongan (kali ini satu rombongan), salah satu dari kami berempat berhenti dan menunggu rombongan. Kami bertiga tetap berjalan, sebelum akhirnya setelah cukup jauh dari rombongan gw juga menunggu rombongan dan kedua teman gw (yang tadinya saat sebelum berhenti berada di paling belakang) sekarang jauh paling depan. Gw tidak berjalan beriringan dengan rombongan, tapi tidak jauh paling hanya dua-tiga meter dari mereka. Saat berada di tengah perjalanan, ada dua pria berjalan bersama tiga anjing. Dua anjing pitbull diikat dan mereka pegang talinya, yang satu lagi bulldog yang dibiarkan berjalan bebas tanpa tali. Saat di dekat mereka gw cukup was-was. Itu semua karena anjing pitbull yang terkenal kuat, gw takutnya anjing pitbull itu tiba-tiba menggigit gw. Kalau bulldog gw biasa aja, saat ingin melewati ketiga anjing tersebut beserta pemiliknya, salah satu pemiliknya bilang, "tenang saja, mereka tidak menggigit, paling hanya menelan". Gw langsung berpikir, kalau mau menelan bukannya harus menggigit dulu kalau untuk anjing. Akhirnya gw bisa melewati mereka tanpa gigitan. Setelah beberapa meter dari situ, gw mendengar jeritan wanita dari arah belakang gw yang ternyata beberapa teman gw yang berjalan bersama rombongan karena anjing. Dari teriakannya bukn teriakan kesakitan tapi teriakan sedikit takut dan was-was. Saat sudah samapi di samping kampus (masih di jalan raya) gw di hampiri salah satu teman gw (yang tadi berlari paling depan sebelum istirahat) dari arah belakang sambil membawa tablet untuk merekam video gw tentang kesan dan pesan. Saat ditanya seperti itu gw jawab seadanya saja, karena gw bingung mau menjawab apa. Akhirnya sampai juga di gerbang kampus, gw berhenti sejenak dan beberapa orang dari rombongan ada yang membeli susu kedelai dan ada yang langsung menuju kost-kostan untuk mandi.


Gw langsung berjalan masuk ke area kampus. Di sana sudah duduk dua teman gw yang tadi jalan paling depan di bangku semen. Gw juga duduk di sana akhirnya. Tidak berapa lama kemudian teman-teman gw yang ikut berlari dan tidak (karena baru datang) berkumpul di situ. Laki-laki semua, karena yang perempuan langsung ke kostan untuk mandi dan beristirahat. Yang laki-laki duduk-duduk sambil makan gorengan di kampus (bukan dalam gedungnya). Kemudian mulai sibuk dengan rencana siapa yang mandi dan siapa yang tidak. Hingga akhirnya semua yang laki-laki mandi semua kecuali gw dan dua orang teman gw yang lain. Gw tidur-tiduran di salah satu bangku semen sedangkan yang dua teman gw duduk-duduk di bangku semen lainnya sambil membicarakan kado untuk pertukaran kado. Salah satu teman gw kemudian pergi untuk membeli kado. Dan kadonya adalah susu bubuk dua bungkus. Kemudian dia bingung dengan bungkus kadonya. Hingga akhirnya gw diajak untuk meminya kertas kado di salah satu kosta perempuan (masih teman sekelas). Saat sampai di depan atau gerbangnya GH (Griya Hijau/ salah satu kostan wanita dekat kampus) gw dan teman gw menoleh ke arah tempat penjaga kostan dan tidak ada orang hingga saat ingin meneruskan ke dalam area kostan tiba-tiba keluar suara dari dalam tempat penjaga kostan. "Eh, mau kemana kalian" (kurang lebih seperti itu dengan nada marah). Teman gw jawab, "mau ke kostan teman". "Ngomong yang sopan, kesini" masih dengan nada yang marah. "Maaf pak, mau ke kostan teman" kata teman gw yang berjalan mendekat ke arah penjaganya. "Siapa namanya ?" masih dengan nada yang marah tapi sedikit mereda. "Namanya *****" (nama di sensor karena belum ada izin penggunaan nama dari yang bersangkutan dan gw belum minta). Akhirnya kami dizinkan masuk. Menunggu cukup lama karena teman gw sepertinya berusaha menghubungi lewat What's App hingga akhirnya diputuskan untuk mengetuk pintu kamar (awalnya ragu, takut salah kamar). Hingga akhirnya pintu kamar di buka dan teman gw bertanya tentang kertas kado yang ternyata tidak ada. Akhirnya teman gw yang perempuan mengetuk pintu sebelahnya (masih teman satu kelas juga) untuk meminta kertas kado. Setalh teman gw keluar dari kamar tersebut dan membawa majalah  Gatra (majalah lama), tapi akhirnya dia memilih memberikan kertas yang seperti kertas pembungkus nasi uduk beserta majalah tersebut. Hingga akhirnya gw dan teman gw keluar dari situ dan mengucapkan terima kasih kepada penjaga kostan (cuma teman gw yang ngomong).


Setelah kembali ke kampus, teman gw langsung membungkus kado. Gw membaca majalah tadi (padahal majalah tahun 2010). Hingga akhirnya teman gw baru kepikiran tidak adanya alat perekat untuk kado. Ingin balik lagi ke kostan, males dengan penjaganya. Hingga akhirnya diputuskan untuk mencari karet terjatuh di sekitar situ. Dan setelah lama mencari, akhirnya gw dapat karet berwarna hijau. Dan dibungkuslah kado itu dengan diikat karet. Lama menunggu yang pergi mandi yang tak kunjung datang. Jam 10.00 WIB, belum ada yang menunjukan batang hidungya. 10.30 WIB sudah ada yang datang, tapi tas gw yang terbawa tidak ada bersama yang datang, akhirnya salah satu dari yang datang balik lagi mengambil tas gw. Jam 11.00 WIB, baru berdatangan semua. Dan bersiap untuk berangkat. Hanya menunggu beberapa orang lagi yang belum datang. Saat itu juga menentukan siapa yang menumpang kendaraan siapa. Gw akhirnya hanya sendiri (lagi). Gw dan beberapa teman gw berangkat terlebih dahulu. Dan sisanya menunggu yang belum datang. Saat belum ada 3 kilometer dari kampus, gw disuruh balik karena ada yang tidak dapat tumpangan. Gw pun akhirnya balik lagi. Saat sampai di kampus (lagi), ternyata belum datang dan ada yang sedang mencari kado. Gw duduk di jalan (masih di area kampus). Menunggu dan akhirnya datanglah mereka dan beberapa saat kemudian yang mencari kado (sudah datang dari tadi, tapi belum membawa kado) datang juga. Ternyata saat dihitung-hitung, sebenarnya gw tidak perlu balik lagi karena jadi ada dua motor tanpa penumpang. Gw kira gw akan membawa penumpang, tapi ternyata sendiri (lagi-lagi). Dan kami akhirnya rombongan terakhir berangkat. Berhenti di depan gerbang keluar kampus karena salah satu dari kami ingin mengambil foto copy, dan setelah itu berangkat. Gw berada di urutan kedua dari romnongan (karena tidak tahu jalan). Saat dalam perjalanan, gw sempat memotong jalan sepeda motor yang dikendarai ibu-ibu dan berpenumpang ibu-ibu yang ingin berbelok ke arah kanan. Kata teman gw, gw "ngawur" membawa motornya. Tapi dari sudut pandang gw, di sebelah kiri ada kendaraan lain yang menurut gw tidak mungkin gw main ambil aja jalan kendaraan tersebut. Rem motor gw tidak dalam kondisi yang baik. Kalau gw tabrak dari belakang, gw dan ibu-ibu itu celaka. Dan gw memperhatikan ibu-ibu tersebut bersiap belok dan masih ragu-ragu, hingga akhirnya gw potong saja jalanya. Ternyata kata teman gw, ibu-ibu itu marah-marah karena jalannya gw potong. Belum sampai di tempat tujuan, kami berhenti untuk membeli makanan ringan di salah satu toko kecil di pinggir jalan. Sempat memilih-milih makanan apa yang akan di beli, akhirnya hanya beberapa macam yang terbeli. Karena terlalu lama membeli makanan ringan, beberapa dari kami pergi duluan beserta gw. Niatnya untuk membantu-bantu yang perlu dibantu di tujuan kami yaitu rumah *** (tetap di sensor).


Dari tempat pembelian makanan ringan masih jauh rumah teman gw. Mungkin sampai beberapa kilometer lagi. Jalan raya cukup padat merayap. Dan Jam 12.30 WIB, gw dan beberapa orang akhirnya sampai juga. Dan yang tadi membeli makanan  ringan juga samapi dengan selang waktu lebih kurang 5 menit. Sampai di sana gw meregangkan kaki, menaruh tas yang gw bawa, dan mengumpulkan kado gw serta kado teman gw yang tadi dititipkan ke gw baru kemudian minum sirup melon (kayaknya melon) yang sudah di sediakan di ruang tamu. Di dapur rumah teman gw masih sibuk dengan kegiatan masak-memasak. Cukup ramai dapur tersebut, mungkin karena dapurnya kecil dan orang yang berada di situ cukup banyak. Jam 12.55 WIB, yang belum melaksanakan shalat Zuhur, melaksanakan shalat juga. Yang laki-laki karena jumlahnya sedikit, jadi shalat berjamaah di ruangan yang kecil di lantai dua (kamar) dan yang perempuan menunggu (karena ruangannya kecil). Jam 13.00 WIB, laki-laki sudah selesai shalat, giliran para wanita yang belum shalat Zuhur untuk shalat, gw juga melihat bahwa tas dan yang lainnya yang tadi berada di ruang tamu sudah dipindahkan ke kamar yang berada di dekat ruang tamu. Dapur masih terlihat ramai (karena tangganya berada di dapur jadi saat turun terlihat masih ramai). Yang sudah shalat ada yang mengobrol, menonton televisi, bermain handphone (handphonenya sendiri), dan ada yang sibuk di dapur. Di dapur, masakan yang dimasak adalah ayam goreng, tahu dan tempe goreng, sambal, dan mempersiapkan lalapan. Jam 13.30 WIB, masakan lebum juga jadi. Gw dan beberapa laki-laki di sana akhirnya memutuskan bermain kartu alias poker. Gw awalnya tidak ikut main dan gw hanya membimbing teman gw yang tidak bisa main poker, alhasil saat dia kalah dan gw gantikan, gw yang dapat hukuman untuk jongkok main pokernya. Saat gw yang main, gw kalah juga dan gw harus memakai helm motor sebagai hukuman. Gw putuskan untuk mundur bermain kartunya. Setelah lama mundur, gw ikut bermain lagi dan akhirnya gw juara 3 (ada 4 pemain). Selain itu ada juga yang membawa Tongsis alias Tongkat Narsis. Beberapa kali foto-foto menggunakan tongsis (pakai handphone juga).


Jam 14.05 WIB, masakan sudah siap. Yang berada di ruang tamu diharapkan untuk keluar atau pergi dari ruang tamu (rumah teman gw belum ada perabotan rumah, karena itu rumah baru. Dan baru besoknya di 'resmikan'. Jadi duduknya dari tadi lesehan dan hanya dialaskan spanduk). Itu semua karena mau meletakan kertas minyak dan daun pisang secara sejajar dan membentuk lingkaran untuk makan-makan bersama (tidak pakai piring, niatnya itu untuk kebersamaan). Dari ayam goreng, tempe dan tahu goreng, lalapan, sambal, dan nasi di letakan disana dan disesuaikan dengan jumlah orang yang ada. Karena ruang tamunya yang lagi-lagi tidak muat karena kebanyakan orang, alhasil ada yang duduk di tengah lingkaran, yang dipinggir juga harus duduk menyamping agar tidak penuh, dan ada juga yang sedikit memisahkan diri. Jam 14.45 WIB, makan-makan selesai. Semua bekas makanan di bereskan dan dibuang. Selesai makan semuanya kebanyakan duduk untuk menurunkan makanan dan ada juga yang merokok, jelan-jalan, serta ada yang cuci tangan. Niatnya acara selanjutnya adalah Stand Up Comedy yang dibawakan oleh salah seorang laki-laki dari kelas B. Tapi karena kekenyangan akhirnya batal (semua juga terlihat kekenyangan, mungkin karena kebanyakan nasi atau ayamnya yang kebesaran). Dan acara selanjutnya adalah tukar kado, kado-kado yang tadi dibawa di beri nomor. Ada 23 kado, tetapi yang datang lebih dari itu. Makanya sebelum acara makan-makan, didata siapa saja yang membawa kado. Kado-kado sudah diberi nomor. Metode yang digunakan adalah menulis di atas kertas nomor kado, lalu dilinting, dan di kocok layaknya arisan. Gw mendapatkan nomor 21 (bukan gw yang mengambil kocokannya, tapi teman gw karena gw sedikit agak jauh dari gelas yang dikocok). Gw ambil kado nomor 21, saat gw lihat kadonya bentuknya kecil, saat dikocok untuk mengetahui isinya ada suara bubuk pasir (gw pikir ini pasti munuman bubuk), dan di bungkus dengan kertas yang mirip kertas minyak dan dilakban. Tapi belum boleh dibuka, dibukanya harus sesuai dengan urutan nomornya. Satu-persatu kado dibuka, dan setelah dibuka dan diketahui isinya akan difoto bersama kado yang di dapat. Ada yang mendapatkan sembako, tempat pakaian kotor, figura berseta foto (foto satu kelas saat semester 1), cokelat, susu bubuk, tempat pensil, dan lain-lain. Pokoknya harga maksimal kado adalah 15 ribu rupiah (padahal kado yang gw beli harganya 21 ribu rupiah). Hingga tiba saatnya giliran gw untuk membuka kado. Dan benar saja, kado gw isinya kopi bubuk lima bungkus. Dan setelah terbuka itulah gw di foto bersama kado yang gw dapatkan.


Jam 15.30 WIB, waktunya shalat Ashar. Lagi-lagi, yang laki-laki shalat terlebih dahulu. Shalat dan wudhu di lantai dua. Saat shalat, suasana kamarnya panas sekali. Parahnya, pintunya ditutup. Alhasil, suasana shalat tidak khusyuk. Saat shalat selesai, langsung pintu dibuka dan turun dari lantai dua serta keluar dari rumah karena mencari udara. Saat keluar dari rumah, ternyata sudah berlanjut ke acara selanjutnya yaitu makan rujak. Karena gw masih kekenyangan, gw tidak ikut makan rujak. Gw duduk-duduk saja di depan rumah bersama yang lainnya. Suasana saat itu sedang mendung. Jam 15.50 WIB, setelah semua selesai shalat, kita semua foto-foto bersama kado masing-masing (lagi) tetapi ramai-ramai di depan rumah teman. Awalnya memakai kamera, tetapai ujung-ujungnya memakai tongsis lagi. Jam 16.10 WIB, siap-siap untuk pulang, gw dan yang lainnya mengambil tas serta jaket, dan juga membicarakan siapa yang menumpang siapa. Hujan gerimis sudah mulai turun. Kita semua berpamitan kepada orang tua teman yang baru datang. Karena sudah gerimis, gw ganti sepatu menjadi sepatu sendal karena takutnya hujan deras. Gw tadinya hanya sendiri saat mengendarai motor, sekarang ada penumpangnya (laki-laki) cuma untuk menumpang sampai depan karena motornya dipakai yang lainnya (perempuan dua orang) untuk sampai depan dan mereka akan naik angkot menuju tujuannya masing-masing. Cuma tiga motor saat gw pulang, teman gw (yang tadi gw boncengi sekarang sudah naik motornya sendiri) memimpin jalan karena gw tidak tahu jalan di daerah tersebut, gw, dan teman gw yang lainnya (dua perempuan lain yang berada dalam satu motor). Jalan saat itu macet tapi untuk motor masih bisa lewat. Jalan kecil yang di lewati bus besar yang juga membuat macet. Gw berpisah dengan teman-teman gw di depan kampus karena ada yang menurunkan temannya di kostan di depan kampus dan teman gw yang memimpin jalan tadi mulai menjalankan motornya dengan pelan. Perjalanan pulang cukup ramai lancar, gw lewat jalan biasanya saat gw kuliah dan tidak lewat jalan alternatif karena pasti macet dan karena jalan kecil jadi susah untuk salip-menyalip. Jam 17.35 WIB, gw sampai di rumah dengan selamat. Tamat


Hanya segitu ceritanya. Ada beberapa adegan yang gw hapus karena tidak perlu untuk diceritakan. Adegan tersebut berupa adegan yang bersifat pribadi, maupun adegan yang tidak sesuai dengan tema ataupun yang memang tidak perlu untuk dituliskan. Untuk foto-fotonya mungkin minggu ini atau minggu depan akan gw pos-kan. Gw belum minta fotonya, mungkin besok. Untuk cerita Night Dragon yang berupa prolog, mungkin akan gw tulis minggu ini atau minggu depan juga, yang jelas akhir minggu seperti biasanya. Sudah dulu ya, See You Soon..... :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOEFL dan TOAFL UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Psychopath Story (Naskah Drama)

Pengalaman Gw Dengan Pelajaran Olahraga Sekolah