Untitled
Gue bingung mau memberi judul apa untuk tulisan ini. Makanya gue tulis dengan judul "Untitled". Cerita ini bukanlah cerpen ataupun puisi. Cerita ini merupakan cerita yang gue alama pada hari Jum'at Kemarin. Cerita ini bukanlah cerita mimpi yang selama ini gue tulis. Melainkan kejadian nyata. Jadi cerita ini mirip dengan cerita mimpi yang gue bertemu dengan jodoh gue. Ceritanya begini.
Hari Jum'at kemarin. Orang tua gue memesan rendang dari sebuah catering di Tangerang Selatan (yang pastinya dekat, tapi tidak tahu dimana). Nah orangnya telepon untuk nanya alamat pastinya dimana setelah sebelumnya sudah memesan. Teleponnya itu ke kakak gue, karena orang tua gue takutnya bingung. Beberapa jam kemudian, orang yang mengantar rendang datang. Seharusnya yang mengambil rendang adalah kakak gue, tapi karena dia sedang sibuk telepon dengan temannya makanya gue yang ngambil rendangnya yang ada diantarkan. Ternyata yang mengantarkan rendang adalah seorang wanita. Gue keluar dan dia berkata "Benar ini yang beli rendang?". Di sini gue masih bingung. "Benar sini E2/29?". Nah, gue baru ngeh. "Iya". "Ini rendangnya" kata wanita itu. Gue masih di depan rumah saat itu dan langsung menghampiri wanita itu di balik gerbang rumah. Gue ambil rendangnya yang di dalam wadah plastik tertutup dengan dibungkus kantung plastik putih. Gue ambilnya saat masih dipegang wanita itu jadi belum benar-benar gue ambil. "Udah bayar?" gue bilang. "Belum" kata perempuan itu. "Berapa?" kata gue sambil melihat wanita itu yang memakai pakian semacam sweater garis-garis hitam dan abu-abu menyamping, celana jeans agak ketat, dan rambut panjang dikuncir. Cantik juga, tapi bukan dia saudara-saudara.
Setelah gue tanya harganya berapa, dia nengok ke kiri dan gue baru sadar ada orang lagi dan wanita juga. Memakai jilbab pink, baju lengan panjang pink, dan bawahan rok bitu donker panjang dan jauh lebih cantik dari wanita yang satunya. Wanita itu bertanya kepada temannya yang berjilbab. Tapi gue perhatikan wanita berjilbab itu melihat ke arah bawah dan sedikit tersenyum. Wanita itu bertanya kepada temannya tapi tidak ada jawaban. Nah, disi letak keanehan yang gue rasakan hingga menimbulkan banyak spekulasi di otak gue. Tapi gue jelasin nanti, lanjutin ceritanya dulu. Setelah tidak ada jawaban, wanita yang pertama tadi langsung bilang harganya Rp. 90.000. Dan gue ambil rendangnya lalu masuk ke dalam rumah untuk mengambil uang sebesar Rp 100.000 dan memberikan kepada wanita itu. Dan karena sibuk mencari kembalian yang pecahan Rp 2.000, gue sembari sedikit melirik wanita berjilab yang tadi dan masih dalam posisi yang sama tapi sedikit berubah tempat. Dan akhirnya kembaliannya gue ambil setelah sekian lama gue menunggu (karena tadi gue bilang jeansnya agak ketat jadinya agak susah nagmbil duit yang kejepit antara jeans dan tangan/jari). Selesai.
Nah, spekulasi-spekulasi mulai bertebaran di kepala gue mengenai wanita berjilbab tersebut. Diantaranya:
1. Karena gue juga mendadak melihat wanita berjilbab tersebut, muncul spekulasi kalau dia salting (salah tingkah) atau dia bingung mau berbuat apa karena sebelumnya melihat gue, dia jadi takjub (lebay dan ge'er tingkat dewa (19)). Jadinya dia ditanya harga tidak mau menjawab karena kalau menjawab dia harus melihat temannya dan otomatis melihat gue.
2. Yang kedua adalah kalau dia adalah tuna netra (meskipun gue lihat ke matanya, masih terlihat normal bagi gue), kalau tuna rungu gak mungkin ditanya temannya. Karena itu dia tidak tahu harus menghadap kemanana.
3. Semua pemikiran gue salah dan cuma perasaan gue semata karena jomblo itu baper (bawa perasaan). hahahahaha.....
Sudah segitu saja yang mau gue ceritakan. Selanjutnya tulisan gue yang lain menyusul. Selain males gue juga sibuk coy. See You Soon... :-)
Komentar
Posting Komentar