Metalix : Begins
Suatu tempat di Kota Padang, Sumatera Barat. Terdapat sebuah rumah mewah yang sangat besar dengan hanya memiliki dua orang penghuni yang menempatinya. Mereka adalah kakak beradik yang telah lama di tinggal oleh kedua orang tuanya. Mereka melanjutkan perusahaan milik ayahnya, yang merupakan salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia saat ini. Mereka berdua adalah Damen Selim dan Ria Selim. Ayah mereka yang bernama Ahmad Selim adalah saudagar kaya asal Uni Emirat Arab yang mendirikan perusahaan otomotif di Indonesia yang bernama Vander yang meninggal setelah dibunuh oleh sekelompok orang tak dikenal bersama dengan ibunya yang bernama Santika Ayu yang merupakan orang Padang dua puluh tahun yang lalu.
Di rumahnya yang sangat besar, Damen yang sekarang berusia 32 tahun memimpin perusahaan otomotif peninggalan ayahnya yang sekarang tidak hanya membuat mobil dan motor tetapi segala jenis kendaraan yang ada di dunia termasuk kendaraan perang. Sedangkan adiknya menjadi asistenya yang kadang menggantikannya saat Damen tidak ada. Pusat dari perusahaannya berada di Jakarta Pusat dan pabriknya berada di Banten. Jadi mereka berdua juga memiliki rumah di Jakarta. Dengan memiliki dealer di seluruh provinsi di Indonesia dan di beberapa negara du dunia, pemasukan dari perusahaan ini sangat besar hingga mereka berdua masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia dan menempati posisi pertama selama beberapa tahun.
Di rumahnya yang sangat besar, Damen yang sekarang berusia 32 tahun memimpin perusahaan otomotif peninggalan ayahnya yang sekarang tidak hanya membuat mobil dan motor tetapi segala jenis kendaraan yang ada di dunia termasuk kendaraan perang. Sedangkan adiknya menjadi asistenya yang kadang menggantikannya saat Damen tidak ada. Pusat dari perusahaannya berada di Jakarta Pusat dan pabriknya berada di Banten. Jadi mereka berdua juga memiliki rumah di Jakarta. Dengan memiliki dealer di seluruh provinsi di Indonesia dan di beberapa negara du dunia, pemasukan dari perusahaan ini sangat besar hingga mereka berdua masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia dan menempati posisi pertama selama beberapa tahun.
Saat suatu hari, Damen sedang duduk di ruang kerjanya di rumahnya yang berada di Padang. Dia duduk di sebuah kursi kayu yang mahal dengan meja kayu dari kayu yang sama dan diatasanya terdapat sebuah gelas berisi teh dan pulpen beserta laptop, di tambah sebuah kertas yang merupakan sobekan koran yang sudah lama yang memberitakan sebuah kematian akibat pembunuhan berencana yang selama dua puluh tahun belum terungkap. Dan berita itu adalah pembunuhan kedua orang tua Damen. Sambil mengingat apa yang sebenarnya terjadi, Damen menenggak minumannya.
20 tahun yang lalu..... Damen saat itu berumur 12 tahun dan adiknya berumur 10 tahun, mereka berdua sedang bermain di halaman belakang bersama ibunya dan dua orang pembantu rumah tangganya. Ayahnya yang saat itu berada di lab yang begitu besar yang letaknya berada di sebelah rumahnya. Lab itu merupakan tempat dimana ayahnya selalu bekerja untuk merancang kendaraan baru bersama beberapa anak buahnya. Tapi beberapa hari yang lalu, ayahnya menemukan sebuah batu raksasa yang ternyata adalah sebuah besi yang sangat kuat dan tidak mudah hancur.
Di samping itu dia juga menemukan sebuah batu bulat di sampingnya yang bulat sempurna dengan bewarna abu-abu yang ditengahnya terdapat lingkaran merah. Ayahnya berpikir mungkin ada keterikatan antara batu besi besar dan batu bulat itu. Saat itu Damen tanpa sepengtahuan ibunya mendekati lab ayahnya. Sebenarnya Damen dilarang mendekati ayahnya selama bekerja karena ditakutkan akan mengganggu kerja ayahnya oleh ibunya. Tetapi Damen nekat dan mengintip ayahnya dari jendela dan melihat ayahnya mengenakan baju seperti pakaian yang anti radiasi nuklir, karena Damen selalu penasaran dengan kerja ayahnya tersebut. Damen juga mendengar setiap perkataan ayahnya dan orang-orang yang berada di sana. "Kita telah mencoba beberapa senjata yang kita beli termasuk senjata yang sangat kuat. Tetapi batu besar ini benar-benar tidak bisa di hancurkan.
Mungkin kita bisa membuat beberapa kendaraan perang untuk memperkuat TNI", kata ayahnya sambil tertawa kecil kepada anak buahnya. "Kita lebih sering melakukan uji coba kepada batu besar ini, tapi bagaimana dengan batu yang kecil tersebut?", tanya salah satu anak buahnya. "Sebenarnya aku sudah melakukan percobaan kepada benda itu beberapa hari yang lalu, dan sama kuatnya. Tetapi aku selalu penasaran dengan lingkaran merah di tengahnya dan selalu ingin menekannya. Tetapi aku takut kalau benda itu ternyata berbahaya saat di tekan", kata ayah Damen.
Sebelum mendengar lebih lanjut perbincangan itu, Damen sudah ketahuan oleh ibunya dan langsung di bawa ke halaman belakang lagi. Malam pun terjadi, Damen dan adiknya telah tertidur, ibunya yang mengantarkan mereka untuk tidur kembali turun ke lantai satu. Damen sebenarnya hanya berpura-pura tidur dan dia melihat ibunya turun dan mengikutinya dari kejauhan. Hingga ibunya terhenti di ruang depan bersama ayahnya yang duduk di sana dengan pakaian tidur sambil membaca hasil pekerjaan hari ini. Ibunya dan ayahnya mengobrol dengan santainya.
Damen tidak ada niat untuk menguping pembicaraan tersebut dan hingga akhirnya pintu depan rumahnya ada yang mengetuknya dan Damen berlari menjauhi ruang depan dan melihat pembantunya membukakan pintu tersebut dan mempersilahkan masuk setelah diijinkan oleh ayahnya. Mereka adalah pria yang mengenakan jas hitam dan berperilaku yang mencurigakan. Mereka langsung menuju ruang keluarga diaman ayahnya dan ibunya berada. Damen kembali mendekati ruang itu dan melihat seperti ada pertengkaran antara ayahnya dengan para pria tersebut. Dan tiba-tiba salah seorang dari mereka mengeluarkan pistol dan menembak dua kali ayahnya lalu saat ibunya menangis karena kematian ayahnya, Damen tampak ketakutan.
Dia melihat ibunya dipegangi oleh pria yang lainnya, mereka berniat menembaknya dan sebelum penembakan terjadi, ibunya sempat melirik ke arah Damen yang sebenarnya ibunya menyadari keberadaannya selama di tangga tadi hingga sekarang dan menyuruh Damen pergi dari sana dengan bahasa isyarat yang sebenarnya Damen tidak mengerti tapi dia langsung memahaminya. Damen berlari ke atas tanpa bersuara dan ke kamar adiknya saat sebelum sampai di sana dia mendengar suara tembakan sebanyak dua kali dan saat sampai di kamar adiknya dia membangunkan adiknya dan dia membawa adiknya ke ruang rahasia di lantai yang sama yang dilengkapi layar TVyang tersambung dengan kamera CCTV di seluruh sudut rumah untuk melihat seluruh bagian rumah tersebut.
Sambil menutup pintu dan berhenti sebentar karena Damen kaget dengan suara tembakan yang lumayan banyak dan kemudian menutup rapat-rapat pintu itu dan kemudian melihat bahwa kedua orang tuanya telah terbaring tanpa nyawa di salah satu TV dan pembantu, security serta beberapa orang yang bekerja di rumah ini telah terbaring tak bernyawa juga. Di salah satu layar, Damen melihat seorang dari kelompok mereka mengambil batu yang bulat bersama mereka di lab ayahnya dan seperti mencari batu yang besar tapi tidak ditemukan. Mereka juga mencari dirinya dengan adiknya di kamar mereka dan tidak menemukan apa-apa.
Akhirnya mereka pergi dan tanpa meninggalkan jejak. Damen kemudian keluar dari ruangan tersebut dan membiarkan adiknya berada di sana dalam keadaan tertidur. Damen berjalan pelan ke arah ruangan tempat kedua orang tuanya ditembak dan melihat mereka berdua telah tak bernyawa. Damen kemudian mendekati mereka sambil menangis dengan kencangnya dan kemudian berlari ke arah telepon dan menghubungi polisi. Beberapa jam kemudian polisi datang bersama ambulan membawa jasad kedua orang tuanya dan jasad orang-orang yang bekerja di rumahnya.
Damen hanya menangis dan terus menangis dan di tenangkan oleh seorang polwan, adiknya yang terbangun melihat keramaian di rumahnya dan bingung. Kemudian dia berlari ke halaman depan melihat kakaknya menangis dan adiknya bertanya apa yang terjadi, tapi Damen hanya menangis dan tidak menjawab pertanyaan adiknya tersebut. Damen dan adiknya kemudian di urus oleh pembantu dan orang-orang yang bekerja di rumahnya baru yang di carikan oleh polisi...........
Di samping itu dia juga menemukan sebuah batu bulat di sampingnya yang bulat sempurna dengan bewarna abu-abu yang ditengahnya terdapat lingkaran merah. Ayahnya berpikir mungkin ada keterikatan antara batu besi besar dan batu bulat itu. Saat itu Damen tanpa sepengtahuan ibunya mendekati lab ayahnya. Sebenarnya Damen dilarang mendekati ayahnya selama bekerja karena ditakutkan akan mengganggu kerja ayahnya oleh ibunya. Tetapi Damen nekat dan mengintip ayahnya dari jendela dan melihat ayahnya mengenakan baju seperti pakaian yang anti radiasi nuklir, karena Damen selalu penasaran dengan kerja ayahnya tersebut. Damen juga mendengar setiap perkataan ayahnya dan orang-orang yang berada di sana. "Kita telah mencoba beberapa senjata yang kita beli termasuk senjata yang sangat kuat. Tetapi batu besar ini benar-benar tidak bisa di hancurkan.
Mungkin kita bisa membuat beberapa kendaraan perang untuk memperkuat TNI", kata ayahnya sambil tertawa kecil kepada anak buahnya. "Kita lebih sering melakukan uji coba kepada batu besar ini, tapi bagaimana dengan batu yang kecil tersebut?", tanya salah satu anak buahnya. "Sebenarnya aku sudah melakukan percobaan kepada benda itu beberapa hari yang lalu, dan sama kuatnya. Tetapi aku selalu penasaran dengan lingkaran merah di tengahnya dan selalu ingin menekannya. Tetapi aku takut kalau benda itu ternyata berbahaya saat di tekan", kata ayah Damen.
Sebelum mendengar lebih lanjut perbincangan itu, Damen sudah ketahuan oleh ibunya dan langsung di bawa ke halaman belakang lagi. Malam pun terjadi, Damen dan adiknya telah tertidur, ibunya yang mengantarkan mereka untuk tidur kembali turun ke lantai satu. Damen sebenarnya hanya berpura-pura tidur dan dia melihat ibunya turun dan mengikutinya dari kejauhan. Hingga ibunya terhenti di ruang depan bersama ayahnya yang duduk di sana dengan pakaian tidur sambil membaca hasil pekerjaan hari ini. Ibunya dan ayahnya mengobrol dengan santainya.
Damen tidak ada niat untuk menguping pembicaraan tersebut dan hingga akhirnya pintu depan rumahnya ada yang mengetuknya dan Damen berlari menjauhi ruang depan dan melihat pembantunya membukakan pintu tersebut dan mempersilahkan masuk setelah diijinkan oleh ayahnya. Mereka adalah pria yang mengenakan jas hitam dan berperilaku yang mencurigakan. Mereka langsung menuju ruang keluarga diaman ayahnya dan ibunya berada. Damen kembali mendekati ruang itu dan melihat seperti ada pertengkaran antara ayahnya dengan para pria tersebut. Dan tiba-tiba salah seorang dari mereka mengeluarkan pistol dan menembak dua kali ayahnya lalu saat ibunya menangis karena kematian ayahnya, Damen tampak ketakutan.
Dia melihat ibunya dipegangi oleh pria yang lainnya, mereka berniat menembaknya dan sebelum penembakan terjadi, ibunya sempat melirik ke arah Damen yang sebenarnya ibunya menyadari keberadaannya selama di tangga tadi hingga sekarang dan menyuruh Damen pergi dari sana dengan bahasa isyarat yang sebenarnya Damen tidak mengerti tapi dia langsung memahaminya. Damen berlari ke atas tanpa bersuara dan ke kamar adiknya saat sebelum sampai di sana dia mendengar suara tembakan sebanyak dua kali dan saat sampai di kamar adiknya dia membangunkan adiknya dan dia membawa adiknya ke ruang rahasia di lantai yang sama yang dilengkapi layar TVyang tersambung dengan kamera CCTV di seluruh sudut rumah untuk melihat seluruh bagian rumah tersebut.
Sambil menutup pintu dan berhenti sebentar karena Damen kaget dengan suara tembakan yang lumayan banyak dan kemudian menutup rapat-rapat pintu itu dan kemudian melihat bahwa kedua orang tuanya telah terbaring tanpa nyawa di salah satu TV dan pembantu, security serta beberapa orang yang bekerja di rumah ini telah terbaring tak bernyawa juga. Di salah satu layar, Damen melihat seorang dari kelompok mereka mengambil batu yang bulat bersama mereka di lab ayahnya dan seperti mencari batu yang besar tapi tidak ditemukan. Mereka juga mencari dirinya dengan adiknya di kamar mereka dan tidak menemukan apa-apa.
Akhirnya mereka pergi dan tanpa meninggalkan jejak. Damen kemudian keluar dari ruangan tersebut dan membiarkan adiknya berada di sana dalam keadaan tertidur. Damen berjalan pelan ke arah ruangan tempat kedua orang tuanya ditembak dan melihat mereka berdua telah tak bernyawa. Damen kemudian mendekati mereka sambil menangis dengan kencangnya dan kemudian berlari ke arah telepon dan menghubungi polisi. Beberapa jam kemudian polisi datang bersama ambulan membawa jasad kedua orang tuanya dan jasad orang-orang yang bekerja di rumahnya.
Damen hanya menangis dan terus menangis dan di tenangkan oleh seorang polwan, adiknya yang terbangun melihat keramaian di rumahnya dan bingung. Kemudian dia berlari ke halaman depan melihat kakaknya menangis dan adiknya bertanya apa yang terjadi, tapi Damen hanya menangis dan tidak menjawab pertanyaan adiknya tersebut. Damen dan adiknya kemudian di urus oleh pembantu dan orang-orang yang bekerja di rumahnya baru yang di carikan oleh polisi...........
Kembali ke 20 tahun kemudian.......Saat melamunkan kejadian itu, Damen dikagetkan oleh adiknya yang tiba-tiba datang. "Sedang apa kau? melamunkan hal itu lagi?", tanya adiknya. "Aku masih berusaha mencari siapa pelaku pembunuhan itu", kata Damen. "Bukannya polisi sedang menyelidikinya?", tanya adiknya. "Memang, tapi sampai sekarang belum tertangkap pelakunya. Dan itu sudah 20 tahun", kata Damen sambil mengotot kepada adiknya. "Aku tahu itu, tapi jangan hal itu menjadi beban untukmu. Bukan hanya kau saja yang merasa kehilangan, aku pun juga merasakan hal yang sama", kata adiknya sambil menenangkan kakaknya. Melihat adiknya yang pasti merasakan kehilangan yang sama meskipun dulu dia begitu lugunya hingga tak menyadari apa yang terjadi hingga di usia 15 tahun baru Damen menceritakan semuanya secara terperinci.
Kemudian Damen memalingkan wajahnya dan berkata, "Aku mau ke labnya ayah". "Mau apa kau kesana ?", tanya adiknya. "Hanya melihat-lihat saja, lagi pula sudah lama lab itu tidak ada yang mengurusi semenjak ayah meninggal, kau mau ikut ?", kata Damen. "Boleh", jawab adiknya. Kemudian mereka berjalan menuju lab tempat ayahnya dulu bekerja terakhir kalinya. Sesampainya di lab tersebut, lab tersebut benar-benar seperti tidak pernah diurusi, karena Damen melarang ada orang yang menyentuh lab tersebut meskipun untuk membersihkannya. Setelah mereka masuk, lab tersebut kotor sekali meskipun beberapa benda telah di bungkus oleh kain putih dan palsti oleh polisi saat melakukan olah tkp saat orang tuanya baru saja dibunuh.
Kemudian Damen memalingkan wajahnya dan berkata, "Aku mau ke labnya ayah". "Mau apa kau kesana ?", tanya adiknya. "Hanya melihat-lihat saja, lagi pula sudah lama lab itu tidak ada yang mengurusi semenjak ayah meninggal, kau mau ikut ?", kata Damen. "Boleh", jawab adiknya. Kemudian mereka berjalan menuju lab tempat ayahnya dulu bekerja terakhir kalinya. Sesampainya di lab tersebut, lab tersebut benar-benar seperti tidak pernah diurusi, karena Damen melarang ada orang yang menyentuh lab tersebut meskipun untuk membersihkannya. Setelah mereka masuk, lab tersebut kotor sekali meskipun beberapa benda telah di bungkus oleh kain putih dan palsti oleh polisi saat melakukan olah tkp saat orang tuanya baru saja dibunuh.
"Dulu di sini terdapat sebuah batu besar yang kata ayah tidak bisa dihancurkan oleh senjata apa pun dan lebih kuat dari jenis besi apa pun", kata Damen sambil berjalan melihat-lihat lab tersebut. "Tetapi dimana benda itu sekarang ?", tanya Ria, adiknya. "Aku tidak tahu, saat aku melihat melalui layar di tempat persembunyian, hanya ada batu bulat dan itu juga sudah di ambil oleh para penjahat", jawab Damen. "Mungkin saja ada ruang rahasia di sini, mengingat kita tidak boleh mendekati lab dulu saat ayah masih hidup", kata Ria. "Mungkin saja", jawab Damen.
Saat mereka sedang melihat-lihat tempat itu, Damen melihat sebuah patung kecil dari perunggu berbentuk seorang kesatria sedang menunjuk sesuatu. Meskipun tanpa curiga, dia melihat tangan kesatria itu dan menuju tempat dimana patung itu menunjuk. Ternyata patung itu menunjuk sebuah gambar yang bertuliskan "Welcome". Saat Damen menyentuhnya, gambar itu bergeser dan keluar sebuah benda yang menempel di dinding lab dan seperti alat pemeriksa retina mata dan cap telapak tangan.
Damen kemudian menunjukan kepada adiknya benda tersebut dan Damen kemudian mencobanya dan tiba-tiba terdengar suara "Selamat datang tuan Damen" dan muncul pintu di sebelahnya dan terbuka. Damen dan adiknya kemudian memasuki ruangan tersebut. Jalan menuju ruangan tersebut lumayan panjang dan menurun hingga yang sekelilingnya hanya di terangi lampu neon di atas dan di bawah. Hingga mereka tiba di ruangan yang cukup besar dan disanalah terdapat batu raksasa itu berada. Damen kaget dan ternyata selama ini ada ruang rahasia di lab tersebut sesuai dengan perkataan adiknya.
Dia dan adiknya kemudian melihat-lihat ruangan tersebut, hingga adiknya memanggil Damen untuk mendekatinya. "Lihat, ini sepertinya kumpulan catatan penting milik ayah", kata Ria. "Coba aku lihat", kata Damen. Saat kumpulan catatan itu yang berbentuk buku dilihat oleh Damen, dan Damen pun terkejut dengan isinya. "Ini sepertinya kumpulan hal-hal tentang batu besar tersebut dan sesuatu yang ingin dibuat oleh ayah", kata Damen. "Coba lihat, gambarnya menunjukan sebuah rancangan kendaraan yang akan dibuat ayah dalam bermacam-macam bentuk dan dapat berubah menjadi sebuah pakaian tempur yang dikendalikan oleh satu orang saja", kata Damen. "Tidak hanya sampai disitu, kendaraan tersebut juga dilengkapi oleh senjata yang canggih dan besi dari batu tersebut sebagai bahan dasar pelindungnya yang tidak mudah dihancurkan", lanjut Damen. "Tapi untuk apa semua ini ?", tanya Ria. "Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya untuk suatu organisasi atau mungkin individu", jawab Damen.
"Aku ingin kau menghubungi beberapa perusahaan yang membuat alat-alat untuk membuat kendaraan tapi versi kecilnya dan beberapa alat untuk membuat baju tempur tersebut", kata Damen. "Tapi buat apa kau membuat benda-benda tersebut ?",tanya Ria. "Mungkin ayah ingin aku melanjutkan pekerjaannya ini, itu bisa dilihat dengan ayah yang melarang kita kesini tetapi saat menemukan pintu rahasia ini, alat itu berbunyi dan menyebutkan nama ku", jawab Damen. "Baiklah kalau begitu", kata Ria.
Saat mereka sedang melihat-lihat tempat itu, Damen melihat sebuah patung kecil dari perunggu berbentuk seorang kesatria sedang menunjuk sesuatu. Meskipun tanpa curiga, dia melihat tangan kesatria itu dan menuju tempat dimana patung itu menunjuk. Ternyata patung itu menunjuk sebuah gambar yang bertuliskan "Welcome". Saat Damen menyentuhnya, gambar itu bergeser dan keluar sebuah benda yang menempel di dinding lab dan seperti alat pemeriksa retina mata dan cap telapak tangan.
Damen kemudian menunjukan kepada adiknya benda tersebut dan Damen kemudian mencobanya dan tiba-tiba terdengar suara "Selamat datang tuan Damen" dan muncul pintu di sebelahnya dan terbuka. Damen dan adiknya kemudian memasuki ruangan tersebut. Jalan menuju ruangan tersebut lumayan panjang dan menurun hingga yang sekelilingnya hanya di terangi lampu neon di atas dan di bawah. Hingga mereka tiba di ruangan yang cukup besar dan disanalah terdapat batu raksasa itu berada. Damen kaget dan ternyata selama ini ada ruang rahasia di lab tersebut sesuai dengan perkataan adiknya.
Dia dan adiknya kemudian melihat-lihat ruangan tersebut, hingga adiknya memanggil Damen untuk mendekatinya. "Lihat, ini sepertinya kumpulan catatan penting milik ayah", kata Ria. "Coba aku lihat", kata Damen. Saat kumpulan catatan itu yang berbentuk buku dilihat oleh Damen, dan Damen pun terkejut dengan isinya. "Ini sepertinya kumpulan hal-hal tentang batu besar tersebut dan sesuatu yang ingin dibuat oleh ayah", kata Damen. "Coba lihat, gambarnya menunjukan sebuah rancangan kendaraan yang akan dibuat ayah dalam bermacam-macam bentuk dan dapat berubah menjadi sebuah pakaian tempur yang dikendalikan oleh satu orang saja", kata Damen. "Tidak hanya sampai disitu, kendaraan tersebut juga dilengkapi oleh senjata yang canggih dan besi dari batu tersebut sebagai bahan dasar pelindungnya yang tidak mudah dihancurkan", lanjut Damen. "Tapi untuk apa semua ini ?", tanya Ria. "Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya untuk suatu organisasi atau mungkin individu", jawab Damen.
"Aku ingin kau menghubungi beberapa perusahaan yang membuat alat-alat untuk membuat kendaraan tapi versi kecilnya dan beberapa alat untuk membuat baju tempur tersebut", kata Damen. "Tapi buat apa kau membuat benda-benda tersebut ?",tanya Ria. "Mungkin ayah ingin aku melanjutkan pekerjaannya ini, itu bisa dilihat dengan ayah yang melarang kita kesini tetapi saat menemukan pintu rahasia ini, alat itu berbunyi dan menyebutkan nama ku", jawab Damen. "Baiklah kalau begitu", kata Ria.
Akhirnya alat-alat itu datang dan Damen memasukannya ke dalam ruang rahasia tersebut. Alat-alatnya tidak ada yang berskala besar hingga Damen dan adiknya mudah memindahkannya dari lab hingga ruangan rahasia tersebut. Hari demi hari, Damen dan adiknya melakukan penelitian dan membuat benda-benda yang ada di buku tersebut sesuai dengan petunjuk dari bukunya. Meskipun sibuk dengan pembuatan benda tersebut, Damen dan Ria tidak melupakan perusahaannya yang masih berjalan tersebut. Kadang mereka bergantian membuatnya saat salah satu harus pergi untuk bekerja.
Hingga akhirnya jadilah kendaraan tersebut meskipun belum jadi sepenuhnya dan masih sebuah rancangan. "Baiklah kita akan mulai dengan dengan merubah benda ini menjadi baju tempur", kata Damen. Dia kemudian mendekatkan sebuah alat seperti handphone yang harus mengetikan sandi sebagai permulaan. Dan berubahlah kendaraan yang berbentuk motor berharga ratusan juta rupiah menjadi baju tempur yang dia sebut sebagai "Prototype 1".
Damen kemudian mencoba segala kelebihan baju tempur tersebut. "Setelah kau coba tadi, masih banyak kekurangannya, senjata kurang menghancurkan, perlindungan hanya sedikit kepada pengguna, mesin terbangnya masih kurang tinggi dan tahan lama membawa penguna, kecepatan terbang, berlari dan berenang juga kurang dan lain-lain", kata Ria sambil melihat layar komputer yang menampilkan segala tentang Prtototype 1. "Kita buat Prototype 2 dengan menambahkan segala kekurangan tersebut, tapi yang menjadi pikiran bagaimana cara membuat batu besar tersebut menjadi bahan dasarnya, karena dia tidak bisa dihancurkan", kata Damen yang sedang melepaskan baju tempurnya itu.
Ria kemudian membuka catatan di buku tersebut dan menemukan cara menghancurkan besi tersebut. "Nah ini dia yang kita cari, ternyata berada di paling belakang buku ini", kata Ria. Saat dilihat ternyata, batu tersebut dapat di hancurkan dengan besi panas yang mencapai ribuan derajat yang berarti melelehkannya. Damen kemudian membuat alat untuk melelehkan batu besar tersebut. Dia melelehkannya dengan mengangkat batu tersebut dan mencelupkannya dengan bantuan alat berat yang sudah ada di sana.
Pembuatan pun berlanjut dengan pembangunan "Prototype 2" dari jenis sepeda motor yang sama dan peningkatan di segala bidang termasuk penggunaan batu besi tersebut dan dinamakan Metalium oleh Damen dan Ria. Dan Prototype 2 berhasil dengan baik dan menjadi baju tempur yang sangat kuat. Saat Ria kembali membuka halaman demi halaman buku peninggalan ayahnya tersebut dia menemukan sebuah halaman yang terlipat yang selalu terlewatkan.
Hingga akhirnya jadilah kendaraan tersebut meskipun belum jadi sepenuhnya dan masih sebuah rancangan. "Baiklah kita akan mulai dengan dengan merubah benda ini menjadi baju tempur", kata Damen. Dia kemudian mendekatkan sebuah alat seperti handphone yang harus mengetikan sandi sebagai permulaan. Dan berubahlah kendaraan yang berbentuk motor berharga ratusan juta rupiah menjadi baju tempur yang dia sebut sebagai "Prototype 1".
Damen kemudian mencoba segala kelebihan baju tempur tersebut. "Setelah kau coba tadi, masih banyak kekurangannya, senjata kurang menghancurkan, perlindungan hanya sedikit kepada pengguna, mesin terbangnya masih kurang tinggi dan tahan lama membawa penguna, kecepatan terbang, berlari dan berenang juga kurang dan lain-lain", kata Ria sambil melihat layar komputer yang menampilkan segala tentang Prtototype 1. "Kita buat Prototype 2 dengan menambahkan segala kekurangan tersebut, tapi yang menjadi pikiran bagaimana cara membuat batu besar tersebut menjadi bahan dasarnya, karena dia tidak bisa dihancurkan", kata Damen yang sedang melepaskan baju tempurnya itu.
Ria kemudian membuka catatan di buku tersebut dan menemukan cara menghancurkan besi tersebut. "Nah ini dia yang kita cari, ternyata berada di paling belakang buku ini", kata Ria. Saat dilihat ternyata, batu tersebut dapat di hancurkan dengan besi panas yang mencapai ribuan derajat yang berarti melelehkannya. Damen kemudian membuat alat untuk melelehkan batu besar tersebut. Dia melelehkannya dengan mengangkat batu tersebut dan mencelupkannya dengan bantuan alat berat yang sudah ada di sana.
Pembuatan pun berlanjut dengan pembangunan "Prototype 2" dari jenis sepeda motor yang sama dan peningkatan di segala bidang termasuk penggunaan batu besi tersebut dan dinamakan Metalium oleh Damen dan Ria. Dan Prototype 2 berhasil dengan baik dan menjadi baju tempur yang sangat kuat. Saat Ria kembali membuka halaman demi halaman buku peninggalan ayahnya tersebut dia menemukan sebuah halaman yang terlipat yang selalu terlewatkan.
Kemudian dia membuka halaman terlipat tersebut dan ternyata bertuliskan sebuah surat yang saat dia lihat di atasnya bertuliskan "Untuk Damen dan Ria". Kemudian Ria melanjutkan membaca surat tersebut dan yang isinya : "Anak-anak ku meninggalkan surat ini agar kalaian tahu bahwa sebenarnya aku sengaja meninggalkan rancangan-rancangan ini karena mungkin aku tidak akan sampai untuk membuatnya. Sebenarnya batu besi yang besar itu ingin aku berikan kepada tentara di Indonesia tapi aku mengurungkan niat tersebut karena taku ada oknum yang menyalah gunakan. Jadinya aku dan anak buahku merancang kendaraan yang bisa berubah menjadi armor yang bisa kalian gunakan untuk melindungi Indonesia.
Karena ayah percaya bahwa kalian bisa. Ayah juga berpesan bila Damen saja yang mengunakan armor tersebut dan Ria yang menjadi orang dibalik layar membantu Damen. Batu besi yang besar tersebut ayah temukan di dasar laut bersama anak buah ayah. Dan karena sepertinya batu besar itu lebih berharga dibandingkan batu yang kecil jadi ayah hanya menyembunyikan batu besar itu. Di ruangan rahasia ini, terdapat sebuah pintu yang sangat besar yang mungkin bisa kalian gunakan untuk mengeluarkan kendaraan yang kalian buat.
Terdapat sistem yang canggih yang juga dapat menyimpan bisa lebih dari puluhan kendaraan dari yang kecil hingga sebesar pesawat.Dan beberapa benda canggih lainnya yang ayah tulis secara terperiinci di buku yang lainnya yang berada di rak buku keluarga. Ayah hanya berpesan jaga nama baik keluarga kita dan jangan lupa untuk terus beribadah. Dari ayah kalian, Ahmad Selim.", kata Ria membaca surat itu bersama Damen.
Karena ayah percaya bahwa kalian bisa. Ayah juga berpesan bila Damen saja yang mengunakan armor tersebut dan Ria yang menjadi orang dibalik layar membantu Damen. Batu besi yang besar tersebut ayah temukan di dasar laut bersama anak buah ayah. Dan karena sepertinya batu besar itu lebih berharga dibandingkan batu yang kecil jadi ayah hanya menyembunyikan batu besar itu. Di ruangan rahasia ini, terdapat sebuah pintu yang sangat besar yang mungkin bisa kalian gunakan untuk mengeluarkan kendaraan yang kalian buat.
Terdapat sistem yang canggih yang juga dapat menyimpan bisa lebih dari puluhan kendaraan dari yang kecil hingga sebesar pesawat.Dan beberapa benda canggih lainnya yang ayah tulis secara terperiinci di buku yang lainnya yang berada di rak buku keluarga. Ayah hanya berpesan jaga nama baik keluarga kita dan jangan lupa untuk terus beribadah. Dari ayah kalian, Ahmad Selim.", kata Ria membaca surat itu bersama Damen.
Dan kemudian mereka melihat tulisan lagi di paling bawah surat itu. "NB : gunakan armor itu untu berbuat kebaikan dan jaga rahasia semua ini".
Kemudian Damen bangun dari duduknya dan berkata "Memang kita sepertinya ditakdirkan untuk berbuat seperti ini". "Sepertinya begitu", kata Ria. "Aku memikirkan nama yang cukup menari untuk nama armor ini", kata Damen. "Apa itu ?", tanya Ria. "Metalix dari nama batu besar itu yang bernama Metalium", kata Damen. "Nama yang cukup bagus", kata Ria. "Baiklah, sekarang kita bisa menemukan kelompok yang membunuh keluarga kita dan orang-orang yang setia bekerja di rumah kita", kata Damen. "Kau benar sekali, mungkin dengan benda ini kita bisa membantu polisi menemukan pembunuhnya", jawab Ria. "Mudah-mudahan", kata Damen...........Bersambung (Tamat).
Berakhirlah cerita dari Metalix, berlanjut dengan cerita "Metalix : It's Show Time" dan dengan cerita team super hero sepertinya, karena masih dirangcang oleh gw. Cerita dari Silver Eagle, Dark Shadow, The Sword, Black Jacket, The Winger dan Monster Arm akan berlanjut dan mulai dengan cerita awal pembentukan tim super hero dengan tambahan Time.
Metalix akan muncul di cerita team super hero yang akan gw tulis nanti tetapi sebagai cameo bukan anggota menjadi team inti, dan akan menjadi anggota team inti lainnya .Untuk super hero wanitanya masih dalam bentuk konsep dan nama tim super heronya masih rahasia. Slayer mungkin akan gw lanjutkan dengan konsep baru dan jauh dari cerita Assassin's Creed tetapi hampir mendekati dan kemungkinan akan berjudul " Slayers (Remake): Begining of Slayer.
Segala isi dari cerita ini dan seluruh isi blog ini adalah sah 100% buatan gw dan cerita di blog ini nyata (pengalaman gw) dan fiksi (Slayer dan cerita Super hero). Dilarang mengkopi segala sesuatu yang ada di cerita ini dan seisi blog tanpa pemberitahuan dan izin terlebih dahulu. Karena bila terjadi akan dianggap pencurian hak cipta dan akan dituntut ke pengadilan. Terima kasih bagi yang sudah membaca, See You Soon..... :-)
Metalix akan muncul di cerita team super hero yang akan gw tulis nanti tetapi sebagai cameo bukan anggota menjadi team inti, dan akan menjadi anggota team inti lainnya .Untuk super hero wanitanya masih dalam bentuk konsep dan nama tim super heronya masih rahasia. Slayer mungkin akan gw lanjutkan dengan konsep baru dan jauh dari cerita Assassin's Creed tetapi hampir mendekati dan kemungkinan akan berjudul " Slayers (Remake): Begining of Slayer.
Segala isi dari cerita ini dan seluruh isi blog ini adalah sah 100% buatan gw dan cerita di blog ini nyata (pengalaman gw) dan fiksi (Slayer dan cerita Super hero). Dilarang mengkopi segala sesuatu yang ada di cerita ini dan seisi blog tanpa pemberitahuan dan izin terlebih dahulu. Karena bila terjadi akan dianggap pencurian hak cipta dan akan dituntut ke pengadilan. Terima kasih bagi yang sudah membaca, See You Soon..... :-)
Komentar
Posting Komentar