Night Dragon : Untold Story (Prologue)

Beberapa menit yang lalu aku membukakan pintu rumah Paman Fredrikson atau nama aslinya adalah Ga-Hol, tempat aku dan teman-temanku berlatih kekuatan baru kami yang diberikan oleh Paman Fredrikson melalui cincin yang berisikan kekuatan para naga. Dan ternyata yang datang adalah Soul, orang yang selalu muncul dalam cerita yang sering diceritakan oleh Paman Fredrikson kepadaku sejak kecil dan juga kepada teman-temanku. Dia datang dengan niat ingin menemui Paman Fredrikson yang sebenarnya dia tahu bahwa paman sudah meninggal setelah tewas melawan Undragron. Tetapi sebenarnya sepertinya Soul datang memang bukan untuk menemui Paman Fredrikson, melainkan aku dan teman-temanku yang memiliki cincin yang sebenarnya didapatkan dari Soul.


Soul duduk disebuah sofa panjang berwarna cokelat diruang tengah dan aku bersama teman-temanku duduk di sofa yang lebih panjang dengan warna yang sama duduk dihadapannya. Hanya meja kaca dengan vas bunga yang terbuat dari keramik berwarna biru dan putih dengan bunga mawar buatan sebanyak dua tangkai. Kami memandangi Soul yang hanya mengenakan jubah bewarna cokelat yang warnanya hampir sama dengan sofa, meskipun warna jubahnya lebih muda. Dia memiliki rambut cokelat kehitaman, dengan alis dengan warna yang sama, serta sedikit janggut dengan warna yang sama juga. Dengan wajah ramah dan berkulit putih kusam, dia memandangi setiap sudut ruangan dari rumah Paman Fredrikson. Aku dan teman-temanku hanya memandanginya saja dan belum ada kata-kata yang terucap setelah mempersilahkan Soul untuk duduk beberapa menit yang lalu. Aku pun memulai pembicaraan.

"Sebenarnya ada apa kau datang kesini?. Bukankah kau sudah tahu kalau Paman Frderikson...maksudku Ga-Hol sudah meninggal" ucapku sebagai kalimat pembuka pembicaraan.
"Hmmmm...... Setelah dipikir-pikir, aku hanya ingin menemui kalian"
"Untuk apa ?" kata Nurul
"Cincin"
"Kau ingin mengambil cincin ini ?" tambah Banyu
"Tidak"
"Lalu ?" kataku
"Kau tahu tanggung jawab dari penggunaan dan kepemilikan cincin itu ?"
"Aku tahu, paman yang memberi tahuku, lantas apa ada hal lain lagi?" kataku
"Kalau begitu, aku akan memberi tahukan bahaya yang akan datang"
"Bahaya ?" kata Intan
"Benar, bahaya. Mungkin sekarang kalian sedang dicari hidup atau mati"
"Oleh siapa ?. Undragon masih hidup?"
"Bukan oleh Undragon,dia sudah mati, tapi anak buahnya. Ancient Corp"
"Ancient Corp ?. Apa itu ?" tanya Dewa
"Lebih baik, kalian ku ceritakan dari awal. Awal sekali"


Soul kemudian mulai menceritakan cerita dari awal sekali mengenai cincin, dirinya, Undragon, pria pembuat cincin. Cerita dimulai sangat awal. Dimana dahulu kala hidup seorang pria yang tidak diketahui namanya. Tapi oleh Soul dia diberi nama The Ring. Soul diceritakan oleh The Ring sendiri bahwa dia bukanlah manusia, dia datang dari tempat yang sangat jauh. The Ring tidak pernah menceritakan asal dirinya, tapi yang jelas dia hanya menceritakan bahwa dia datang kesini dalam keadaan terluka. Dia kemudian menemukan tempat persembunyian yaitu sebuah goa kecil yang terdapat di tengah hutan. Goa tersebut memiliki ujung yang sangat jauh. Dengan kekuatan The Ring, dia membuat semacam portal yang terhubung dengan sebuah pulau yang tidak begitu besar. Pulau tersebut tidak dapat dijangkau oleh apapun kecuali dengan portal tersebut. The Ring kemudian berusaha dengan keras mengeluarkan kekuatannya dari dalam dirinya. Dengan susah payah kekuatan tersebut keluar. Kekuatan tersebut keluar dalam bentuk telur-telur. Telur-telur tersebut merupakan telur naga yang memiliku kekuatan elemental yang berbeda setiap naganya. Puluhan naga yang dirawat dengan baik oleh The Ring hingga dewasa. 


Suatu hari Rabaz dan Sorse, dua anak kecil dari suku Ramannar, sebuah suku kecil. Mereka bersahabat dan senang bermain cukup jauh dari desa tempat sukunya berada. Mereka tanpa sengaja masuk ke dalam hutan saat bermain. Mereka pun tersesat dan sulit mencari jalan keluar. Hujan pun turun, mereka berlari mencari tempat berteduh. Dan mereka menemukan sebuah goa kecil untuk berteduh. Mereka hanya duduk sambil menunggu hujan berhenti di mulut goa. Beberapa saat kemudian, Sorse mendengar sebuah suara dari dalam goa. Sorse berdiri dan masuk lebih dalam ke dalam goa. Rabaz yang melihat hal tersebut berdiri dan mengikuti Sorse. Rabaz sempat beberapa kali melarang Sorse untuk masuk lebih dalam lagi. Tetapi Sorse menolaknya. Hingga dia seperti melihat cahaya di ke dalaman goa. Sorse kemudian berlari dan Rabaz mengikutinya. Hingga tiba-tiba mereka melihat lubang yang bercahaya dan dari dalam lubang tersebut terlihat padang rumput yang luas dan sangat cerah. Mereka berdua mendekati lubang tersebut dan masuk ke dalam lubang tersebut. Mereka merasa seperti berada di dalam surga. Hingga tiba-tiba muncul bayangan raksasa di atas mereka. Ternyata bayangan tersebut adalah bayangan naga. Melihat hal tersebut mereka berlari sangat kencang. Tetapi mereka terus melihat naga dimana-mana. Karena sangat ketakutan mereka berlari sangat kencang dan tidak tentu arah. Hingga Rabaz yang berlari paling depan menabrak sesuatu yang ada di depannya diikuti Sorse yang menabrak Rabaz. 


Ternyata Rabaz menabrak sesosok pria dengan rambut panjang berwarna putih denga bertelanjang dada dan mengenakan celana cokelat berbahan kulit binatang. Dia memandangi Rabaz dan Sorse dengan wajah kebingungan. Pria itu kemudian membantu Rabaz dan Sorse untuk berdiri.

"Sedang apa kalian di sini ?" tanya pria itu
"Anu...apa...Kami hanya kebetulan berada di sini" kata Rabaz
"Sebenarnya kami hanya berteduh di mulut goa untuk menghindari hujan. Kemudian aku mendengar suara dan begitu saja kami bisa berada di sini" tambah Sorse
"Hmmmm... aku sepertinya lupa menutup portal tersebut. Dan itu adalah suara Flamor, naga merah itu" kata pria itu sambil menunjuk naga berwarna merah
"Karena kalian sudah berada di sini, maka kalian tidak boleh keluar dari sini" tambah pria tersebut
"Tapi...ttaappii...Kami akan merindukan orang tua kami" kata Rabaz
"Tetap kalian tidak bisa pergi dari sini. Itu adalah peraturan di sini"
"Tetapi itu juga bukan kesalahan kami, itu juga kesalahan tuan dengan portal itu. Jika tuan menutup portal tersebut maka kami juga tidak akan ada di sini" kata Sorse
"Hmmm........ Setelah kupikir-pikir kau ada benarnya. Baiklah kalau begitu kalian boleh pergi. Tapi..."
"Tapi apa tuan?" tanya Rabaz
"Kalian setiap hari di waktu siang hingga senja kalian harus membantuku merawat para naga dan jangan memberi tahukan siapa-siapa tentang tempat ini"
"Jika tidak ?" tanya Sorse
"Aku akan mencari kalian dengan para naga dan kalian akan menjadi santapan lezat para naga"
"Aku tidak mau" kata Sorse
"Apa?"
"Kami mau tuan" kata Rabaz sambil menutup mulut Sorse dengan tangannya
"Baiklah, kalau begitu, peraturannya dimulai esok hari"


Esok hingga seterusnya. Rabaz dan Sorse mendatangi tempat tersebut untuk membantu pria tersebut merawat para naga. Hingga di saat mereka remaja mereka sering kali bertanya siapa pria itu sebenarnya, tetapi tidak ada jawaban yang keluar. Namapun tidak pernah dijawabnya saat ditanya berkali-kali. Suatu ketika, Rabaz dan Sorse diminta untuk membantu pria tersebut membuat cincin. Cincin tersebut dikatakannya memiliki sebagian kecil kekuatannya untuk merubah suatu objek padat menjadi cahaya dan masuk ke dalam cincin tersebut, yang kemudian kemampuan dari objek tersebut bisa dipakai oleh pemakai cincin tersebut. Cincin itu berwarna-warni dengan batu bening di tengahnya. Rabaz dan Sorse tidak menanyakan untuk apa semua cincin tersebut, karena mereka yakin pasti tidak akan dijawab seperti biasanya. Cincin itu berjumlah puluhan dan disimpan ke dalam peti kecil berwarna cokelat tua dan di kunci yang kuncinya di pegang oleh pria tersebut. Peti kecil itu di simpan di suatu tempat dan hanya pria itu yang tahu.


Ketika suatu hari, Sorse menggali dan terus menggali hingga membuat beberapa lubang di sekitar salah satu pohon yang paling besar diantara semua pohon di pulau tersebut. Rabaz mendekatinya dan bertanya apa yang dilakukannya. Sorse hanya diam dan menggali terus. Hingga setelah dia merasa kelelahan, Sorse duduk dan Rabaz duduk disampingnya. Kemudian dia bertanya, apa yang sebenarnya dia lakukan. Sorse hanya menjawab seperlunya, yaitu bahwa dia mencari cincin berwarna-warni tersebut yang dia merasa bahwa cincin itu di kubur di sekitar pohon yang paling besar tersebut. Rabaz kemudian bertanya untuk apa bila sudah menemukan cincin itu dan tidak ada jawaban yang keluar. Sorse kemudian berdiri dan menggali lagi. Rabaz pun berjalan menjauh dari tempat Sorse hingga dia bertemu pria tersebut.

"Sepertinya teman mu mencari cincin ku?"
"Iya tuan. Saya bingung untuk apa cincin itu sebenarnya"
"Seharusnya ini rahasia. Tapi kau sepertinya perlu tahu untuk hal ini"
"Cincin warna-warni itu sebenarnya untuk menyembunyikan para naga. Aku sudah terlalu tua untuk merawat mereka. Kalian juga seharusnya sudah menjalankan kehidupan kalian masing-masing"
"Kau sepertinya hanya memberi tahukan hal ini hanya kepadaku kan tuan ?"
"Benar, aku sepertinya tidak begitu mempercayai temanmu. Dia sepertinya memeliki sesuatu di dalam dirinya"
"Apa itu tuan?"
"Mungkin semacam sedikit rasa kejahatan"
"Sepertinya kau keliru tuan. Dia memang kadang terlihat seperti itu, tapi dia orang yang sangat baik"
"Mungkin kau benar. Itu hanya perasaan ku saja"
"Ini" kata pria itu setelah sempat mengambil sesuatu dari dalam sakunya
"Apa ini tuan"
"Ini, cincinku. Cincin yang menyimpan sebagian kekuatanku yang tidak pernah ada dalam bentuk naga"
"Jadi, selama ini, naga adalah perwujudan kekuatanmu dalam bentuk fisik ?"
"Benar, tapi kau harus merahasiakannya"
"Baik tuan" kata Rabaz sambil menerima cincin tersebut
"Satu hal lagi. Cincin itu bisa menemukan cincin warna-warni tersebut dan esok hari, kau dan temanmu tidak akan melihat para naga lagi. Kau tahu ada dimana naga tersebut. Jangan ceritakan semua ini pada temanmu"
"Baik, tuan"


Pria tersebut berjalan menjauh dari Rabaz. Rabaz masih menyaksikan Sorse dari kejauhan yang masih menggali setiap bagian di dari tanah di sekitar pohon besar tersebut. Esoknya, Rabaz pergi sendiri menuju pulau tersebut. Rabaz menghampiri tempat Sorse tinggal, tetapi dia tidak ada di sana. Rabaz berpikiran kalau Sorse sudah pergi ke sana. Sesampainya di pulau, Rabaz merasa tempat tersebut terasa sunyi. Rabaz menyadari bahwa para naga sudah tidak ada. Dia tahu bahwa para naga sudah dipindahkan ke dalam cincin warna-warni. Hingga saat dia menuju tempat pria itu tinggal, rumah yang hanya kecil yang seperti gubuk tua itu terlihat sunyi juga. Dia masuk, dan menemukan pria itu tergeletak kaku dan ternyata dia berdarah. Luka yang disebabkan oleh luka tusuk. Rabaz dengan terkejutnya, dia mendekati pria tersebut.

"Apa yang terjadi tuan ?"
"Sorse....Sorse..."
"Ada apa dengan Sorse ?"
"Dia mendapatkan cincin itu ?"
"Cincin warna-warni ?"
Pria itu menggeleng dan menjawab, "Bukan, cincin berwarna perak"
"Ada apa dengan cincin itu ?"
"Aku membuatnya lebih banyak dari cincin warna-warni. Kekuatannya hanya setengah kekuatan cincin warna-warni"
"Lalu, apa yang akan dia lakukan"
"Tadinya dia masih ingin mencari cincin warna-warni, tapi aku tidak katakan kepadanya. Dia hanya mengambil cincin perak yang ada di dalam peti yang aku letakan di sana" kata pria itu sambil menunjuk ke arah kanannya
"Lalu apa yang harus aku lakukan ?"
"Pakailah cincin emas yang aku berikan kepada mu. Cincin itu memiliki setengah kekuatanku dan kau akan hidup abadi bila terus memakainya dan bila sudah kau pakai, jangan pernah mencoba untuk melepaskannya. Atau kau akan mati. Dan gunakan cincin itu untuk menemukan cincin warna-warni"
"Sorse ?. Dimana Sorse ?"
"Aku tidak tahu"
"Baiklah, aku akan mencarinya. Tuan berbaring saja dahulu dan jangan banyak bergerak"


Rabaz kemudian berdiri dan berlari mencari Sorse. Rabaz berteriak memanggil nama Sorse di sekitar pulau tersebut, tetapi tak ada jawaban. Hingga dia melihat sesosok pria dari kejauhan yang berusaha membakar pulau tersebut. Ternyata pria itu adalah Sorse. Rabaz berlari mendekati Sorse. Dan saat mendekati Sorse. Tubuh Rabaz seperti ditahan oleh sesuatu sehingga dia tidak bisa bergerak lagi. Ternyata itu ulah Sorse yang telah menggunakan salah satu cincin perak. Sorse menjelaskan bahwa dia sudah memasukan kekuatan pria itu kedalam cincin perak. Yan niat Sorse adalah ingin memasukan pria tersebut ke dalam cincin tersebut, tetapi gagal karena sepertinya cincin tersebut menolak dimasuki pria itu. Api telah membesar dan Sorse kemudian mendekati Rabaz dan memukulnya dengan tongkat yang tadi digunakannya untuk menyulut api. Hingga Rabaz kemudian terjatuh dan pingsan. Beberapa saat kemudian, Rabaz terbangun. Dia berusaha membuka mata dan menyadari bahwa sekitarnya sudah dilahap api. Sepanjang mata memandang, hanya ada api dan objek yang terbakar. Rabaz berusaha berdiri dan kemudian dia berjalan dan berlari menghindari api dan menuju tempat pria itu. Tetapi dia terlambat, rumha pria tersebut sudah hangus terbakar dan hampir tak tersisa. Dia kemudian melihat sekitarnya dan semuanya sudah terbakar. Rabaz ingin mendekati tempat pria itu tetapi bila dia memaksakan dirinya, maka dia juga bisa terjebak api. Rabaz kemudian berlari menuju pintu portal. Dan akhirnya Rabaz sampai dan melompat keluar dari portal. Rabaz kemudian berpikir, bila portal tidak di tutup, maka goa akan terbakar dan hutan juga ikut terbakar. Hingga Rabaz  ingat soal cincin emas pemberian pria itu. Rabaz kemudian memakainya dan menggunakan kekuatan pria itu yang ada di dalam cincin untuk meutup portal. Dan dengan waktu yang cukup lama, portal akhirnya tertutup


Rabaz baru menyadari setelah portal tertutup bahwa dia belum menemukan peti yang berisi cincin berwarna. Tapi suatu hal yang aneh terjadi pada cincin emas Rabaz. Cincin itu bersinar. Rabaz yang sedari tadi hanya duduk setelah keluar dari portal, kemudian berdiri. Dia mengarahkan cincin itu ke segala arah. Dan menemukan salah satu arah dimana cincin itu bersinar lebih terang. Rabaz kemudian berjalan ke arah cincin itu bersinar lebih terang. Dan terus berjalan dan mengarahkan cincin itu ke segala arah. Dan tanpa diduga, dia melihat seseorang yang berdiri tegak sedang memperhatikan kedua tangannya. Disamping kanan dan kirinya terdapat dua peti yang berbeda, peti di sebelah kanannya terbuka sedangkan yang di kiri tertutup. Orang itu mengahadap ke arah yang sama dengan rabaz. Beberapa lama kemudian orang itu berbalik dan melihat Rabaz yang memeprhatikannya sedari tadi dan mendekati Rabaz. Orang tersebut adalah Sorse dan dia mengenakan hampir semua cincin warna-warni tersebut di kedua tangannya. Sorse seperti tersenyum sangat bahagia.

"Lihat Rabaz...Lihat ini...Aku berhasil mendapatkannya...Hahahahahaha....."


Rabaz memperhatikan sahabatnya tersebut dan dia merasa bahwa itu bukan sahabatnya yang dia kenal sama sekali. Sorse yang dilihatnya adalah Sorse yang berbeda sama sekali. Rabaz hanya terdiam dan tidak melakukan sesuatu. Hingga tiba-tiba, Sorse merasakan tubuhnya seperti terbakar dari dalam. Dia menggerang kesakitan dan terjatuh ke tanah. Rabaz ingin mendekatinya, tetapi Sorse melarangnya. Sorse berusaha untuk berdiri tetapi tidak bisa. Tubuh Sorse kemudian mengeluarkan sinar yang sangat terang dan menyilaukan mata. Rabaz kemudian menutup matanya dengan tangan kanannya. Dan saat membuka mata, Sorse berubah. Tubuh Sorse sebagiannya adalah monster atau lebih tepatnya memiliki sebagian tubuh naga dan sebagian lagi masih tubuh Sorse yang normal. Sorse sudah berdiri dan cincin-cincin warna-warni itu terlepas dari kedua tangan Sorse. Sorse masih bingung dengan keadaannya. Dia kemudian mengambil peti yang tertutup tadi dan pergi dengan sayap yang ada di punggungnya dan terbang menjauh. Rabaz yang masih memperhatikan Sorse yang terbang masih terdiam dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rabaz kemudian terbangun dari lamunan itu dan mengmpulkan cincin warna-warni itu dan memasukannya ke dalam peti yang terbuka. Dia kemudian membawa peti itu dan pergi.


Rabaz kembali ke rumahnya. Dia masih memikirkan kejadian yang dialami Sorse. Dia terbaring dan melihat ke arah peti yang ditemukannya. Peti cincin warna-warni. Orang tua Rabaz saat itu sedang pergi berburu. Rabaz kemudian ingat dengan cincin emas pemberian pria itu. Dia ingat bahwa dirinya sekarang adalah manusia abadi. Kemudian dia berpikir bagaimana bila semua orang di sekitarnya tahu kalau dia tidak bisa mati dan orang-orang disekitarnya bertambah tua sedangkan dia tidak. Rabaz memikirkan hal itu berulang-ulang. Yang kemudian dia putuskan untuk pergi dari rumah dan membawa peti itu bersamanya. Dia juga tahu kalau Sorse tidak akan kembali ke rumahnya. Jadi dia putuskan untuk juga mencari Sorse.


Bertahun-tahun lamanya Rabaz mencari Sorse. Dia sedikit mendapatkan informasi bahwa ada manusia setengah monster hidup di pegunungan. Tetapi setelah ke tempat itu, hanya bekas tempat tinggal yang kemungkinan tempat Sorse berdiam dan dia sudah meninggalkan tempat itu. Rabaz juga selalu mendengar dengan semakin seringnya konflik antar lima suku besar yaitu Wakai, Ameno, Amboomber, Juseto, dan Bruepo terus saja terjadi. Dan perang lima suku besar tersebut seringkali berimbas kepada suku-suku kecil yang mengharuskan mereka menjadi pengikut lima suku besar tersebut dan mendapatkan hal yang paling tidak menyenangkan yaitu hancurnya suku atau musnahnya suku hingga tidak berbekas. Hal itu membuat Rabaz selalu teringat dengan sukunya, Ramannar. Seringkali dia kembali dan hanya memperhatikannya dari jauh. Kondisi sukunya semakin lama semakin tidak terawat. Banyak pria yang terbunuh dan wanita yang kehilangan anak dan suaminya akibat perang lima suku besar. Dan hingga pemakaman kedua orang tuanya yang tewas akibat perang lima suku besar yang dimana lokasi perangnya berada di tempat sukunya berdiam. Rabaz hanya bisa memperhatikan dari jauh kehancuran sukunya. Seringkali terlintas untuk membalaskan dendam orang tuanya dan sukunya. Tetapi dia tidak bisa bila hanya melakukannya sendiri. Menggunakan cincin emasnya juga merupakan hal yang berbahaya karena kekuatannya yang lebih besar dibandingkan dengan cincin warna-warni, seperti yang dikatakan oleh pria itu. Rabaz seringkali menyamar untuk masuk ke dalam kelima suku besar tersebut untuk menghentikan perang yang terjadi karena merugikan banyak pihak, tetapi dia ditolak dan diusir dengan tidak terhormat.


Hingga dia terpikirkan utnuk menggunakan cincin warna-warni tersebut, tetapi dia takut akan mengalami hal seperti Sorse. Hingga dia berpikir untuk memilih orang lain untuk menggunakan cincin tersebut. Tetapi bila dia memilih orang yang salah, bisa saja cincin itu digunakan untuk kejahatan. Akhirnya, Rabaz memutuskan untuk memantrai semua cincin warna-warni itu menggunakan cincin emas yang memang kekuatannya lebih kuat dibandingkan cincin warna-warni dengan peraturan yang dibuatnya yang tidak akan bisa dilanggar oleh pemakainya. Setelah melakukan hal tersebut, Rabaz memutuskan untuk memilih salah satu orang dari setiap lima suku besar untuk menjadi pengguna pertama cincin tersebut. Rabaz memasuki kelima suku tersebut dengan menyamar lagi tetapi berbeda. Dia mendekati setiap orang terutama yang muda untuk mengehatui apakah dia orang yang pantas atau tidak dengan menggunakan cincin emasnya. Setiap menemukan orang yang pantas, seringkali tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya seperti tidak adanya rasa ingin adanya perdamaian yang terjadi antara kelima suku tersebut. Hingga dia menemukan kelima orang tersebut cukup lama, dan kelimanya adalah pemuda dan salah satu diantara mereka adalah wanita. Orang terpilih itu adalah Ga-Hol dari Wakai, Mezola dari Bruepo, Karama dari Juseto, Beupsa dari Amboomber, dan Desodra dari Ameno. Mezola adalah wanita satu-satunya tersbut. Ga-Hol dinobatkan sebagai pemimpin oleh Rabaz dengan cincin apinya, Mezola dengan cincin air, Karama dengan cincin batu, Desodra dengan cincin petir, dan Beupsa dengan cincin angin. Rabaz membimbing mereka selama beberapa tahun untuk perdamaian kelima suku besar tersebut dan perdamaian sudah terjadi meskipun masih ada perang kecil yang terjadi karena tidak setujunya adanya perdamaian dari beberapa oknum kelima suku besar tersebut. Dan kemudian, dia meninggalkan mereka dan menyerahkan kepemimpinan kepada Ga-Hol.


Rabaz meninggalkan mereka untuk kembali mencari Sorse yang kabarnya semakin lama semakin tidak terdengar lagi. Puluhan hingga ratusan tahun kemudian Rabaz hanya mendengar bahwa Sorse mengganti namanya menjadi Undragon dan menjadi salah satu murid dari penyihir jahat terkenal yaitu Morgana. Rabaz sempat bertemu kembali dengan mereka berlima para pengguna cincin warna-warni tersebut yang akhirnya setelah mendamaikan kelima suku besar, mereka memutuskan untuk memberantas kejahatan dan menolong orang banyak. Keputusan mereka diterima oleh Rabaz, dia juga memutuskan untuk mencari pengguna cincin warna-warni lainnya utnuk membantu mereka karena dengan jumlah hanya lima orang, hasilnya akan kurang maksimal. Rabaz bertualang untuk mencari pengguna cincin warna-warni lainnya. Dari satu suku ke suku lain hingga suku yang berubah menjadi berbentuk kerajaan hingga menjadi negara dengan presiden dan hingga dunia sudah menjadi modern. Rabaz tetap mencari para pengguna cincin warna-warni tersebut meskipun beberpa pengguna cincin yang lama ingin kembali menjalani kehidupannya dan mati dengan menanggalkan cincin yang membuat mereka abadi.


"Begitulah cerita tentang asal muasal cincin kalian yang kuberinama Rainbow Ring"
"Dan yang lainnya ?" tanya Banyu
"Cincinku kuberinama Ultimate Ring, cincin Sorse bernama Beast Ring, pria yang ada dalam cerita adalah The Ring sebagai pembuat cincin dan pemilik naga, Rabaz adalah aku, dan Sorse adalah Undragon"
"Mengapa ceritanya sedikit berbeda dengan yang diceritakan oleh paman Fredriskson ?" tanyaku
"Itu semua dia lakukan agar sisi kepahlawannanya lebih kental"
"Lalu bagaimana dengan nasib Silver Ring yang dibawa oleh Undragon ?" tanya Dewa
"Dia bagikan kepada pengikutnya"
"Pengikutnya ?, kau tadi ingin menceritakan tentang Ancient Corp ?" tanya Nurul
"Benar, akan kuceritakan semuanya"


Soul kembali kepada ceritanya. Kali ini mengenai Ancient Corp. Kelompok yang dianggap Soul sebagai kelompok yang berbahaya bagi kami. Ancient Corp didirikan oleh Undragon sendiri. Setelah dia keluar dari kelompok Morgana, Undragon menciptakan kelompoknya sendiri. Dengan menggunakan cincin perak, dia mengambil objek yang dia anggap hampir setara dengan para naga yaitu para dinosaurus dan binatang purba lainnya. Undragon melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh Soul, yaitu mengumpulkan orang-orang yang mau bekerja sama denganya untuk melakukan kejahatan dan mencari Soul atau Rabaz yang saat Undragon membentuk Ancient Corp, kemampuan pengguna cincin warna-warni atau Rainbow Ring menjadi terkenal karena sudah menyelamatkan banyak orang. Undragon telah banyak mengumpulkan anggota. Undragon juga melakukan sedikit kesalahan. Dia memegang semua Silver Ring dan tanpa sengaja dia mengeluarkan energi kekuatannya yang menyebabkan energi itu tersalurkan kepada Silver Ring yang belum dipakai dan menyebabkan penggunanya juga akan berwujud setengah monster sama seperti Undragon, meskipun tidak akan separah Undragon karena energi yang dikeluarkan hanya sedikit. Lalu setelah terkumpul anggotanya, mereka melakukan kejahatan dan meneror banyak tempat di dunia. Dan tujuan mereka tetap mencari pengguna Rainbow Ring dan bahkan Ancient Corp telah membunuh dua pengguna Rainbow Ring. Hal itu yang menyebabkan Soul meberitahukan kepada pengguna Raibow Ring yang masih aktif untuk tidak menunjukan kekuatan dan membaur sebagaimana mereka dulu sebagai manusia normal secara umum. Setelah Undragon tewas, Ancient Corp dipimpin oleh orang kepercayaan nomor satu Undragon yang juga pemakai Silver Ring yaitu Rexor dengan kemampuan Tyranosaurus Rex

"Lalu apa yang terjadi ?" tanyaku
"Ancient Corp sempat berpikir kalau para pengguna Rainbow Ring sudah tewas semua. Sehingga mereka sempat menghentikan operasi mereka. Tapi setelah melihat kalian ada di media elektronik dan media cetak. Sepertinya mereka mulai menjalankan operasi mereka lagi"
"Apa yang akan kita lakukan sekarang ?" tanya Intan
"Kalian untuk sementara ini beridam diri dan jangan lakukan hal yang mencolok. Karena mereka juga punya mata-mata. Meskipun operasi berhenti sementara"
"Lalu kau bagaimana ?" tanya Nurul
"Aku akan mengabarkan berita ini kepada pengguna Rainbow Ring lainnya. Dan cepat atau lambat kalian akan bertemu mereka"
"Baiklah kalau begitu, aku harus pergi sekarang. Tugasku di sini sudah selesai. Aku harus segera mengabari mereka" tambah Soul
"Ngomong-ngomong, nama Night Dragon bagus juga. Tapi sepertinya akan berubah dengan bertambahnya anggota lain"
"Sepertinya begitu, karena nama Night Dragon hanya sementara" jawabku


Soul berpamitan kepada kami. Dia melankutkan perjalanannya bertemu dengan para pengguna Rainbow Ring lainnya. Aku merasakan tidak sabar bertemu dengan mereka. Tapi kami juga harus menghadapi bahwa bahaya yang lebih besar mengintai kami, yaitu Ancient Corp.......Tamat (Bersambung)

==============================================================

Alhamdulillah, akhirnya prolog yang sempat tertunda beberapa kali sudah selesai gw buat. Ceritanya 90% masih sama seperti yang direncanakan. Sisanya sudah gw modifikasi sesuai dengan kebutuhan cerita. Kalau ada yang baca mohon kritik dan sarannya. Karena gw masih termasuk penulis pemula. Berdasarkan cerita, memang gw akan merubah nama Night Dragon. Sudah banyak nama yang keluar, tapi belum menentukan nama yang pas. Jadi masih gw pakai sampai menemukan nama yang pas. Untuk cerita super heroes selanjutnya masih belum gw tentukan yang mana akan gw tuliskan, gw masih menunggu imajinasi mana yang paling kencang keluarnya di kepala gw. Pokoknya nantikan cerita super heroes selanjutnya, karena semua super heroes yang gw buat saling berkaitan satu dengan yang lainnya. See You Soon.... dan Selamat Berpuasa Bagi Yang Menjalankan....... :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOEFL dan TOAFL UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Psychopath Story (Naskah Drama)

Pengalaman Gw Dengan Pelajaran Olahraga Sekolah