Saya, Aku, dan Gue
Assalamualaikum. Karena ini adalah tulisan pertama dari tema baru. Maka gue akan mengangkat hal yang remeh dan gak begitu penting serta tidak panjang. Kenapa gue mengangkat judul ini? Karena beberapa orang bertanya kepada gue. Kenapa kadang gue menggunakan "Saya", "Aku", dan "Gue" dalam bentuk tulisan atau lisan. Menurut gue, penggunaan "Saya", "Aku", dan "Gue" harus tepat penggunaannya, menyesuaikan dengan siapa kita berbiacara atau yang kita ajak mengobrol. Karena ada kepantasan atau tata krama yang harus terpenuhi agar memenuhi unsur kesopanan dan menghindari ketersinggungan saat berbicara. Oke, akan gue bahas satu persatu. Dari "Saya", "Aku", dan "Gue"
1. Saya
Saya adalah kata yang menurut gue dipakai bila diri kita sedang berbicara dengan orang yang dihormati atau yang derajatnya atau pangkatnya lebih tinggi. Contoh, kalau kita berbicara dengan orang tua, bos, guru, dosen, kepala sekolah, rektor, presiden, perdana menteri, orang yang baru dikenal, dan lain sebagainya. Kenapa harus "Saya"? Karena kalau menggunakan "Gue" sudah pasti tidak sopan dan tidak tau tata krama. Kenapa bukan "Aku". Karena aku kurang halus tapi masih diperbolehkan digunakan. Akan lebih baik menggunakan "Saya".
2. Aku
Aku adalah kata yang menurut gue bisa dipakai bila diri kita berbicara dengan orang yang dihormati atau disegani serta juga orang biasa atau orang yang dekat. Contoh, pacar, istri, suami, gebetan, teman, dan lain sebagainya. Kenapa bukan "Saya"? Karena "Saya" saat ini cenderung untuk berbicara secara formal, jadi kurang sesuai. Kenapa bukan "Gue"? bisa sebenarnya, tapi "Aku" lebih halus. Apa lagi berbicara dengan orang yang dikasihi.
3. Gue
Gue/Gua/Gw/Gwe adalah kata yang menurut gue digunakan atau dipakai saat kita berbicara dengan orang yang sangat dekat atau yang kita anggap setara. Contoh, sahabat, kakak, adek, dan lain sebagainya. Kenapa bukan "Saya" seperti yang gue tulis sebelumnya. "Saya" terlalu formal dan pasti akan diketawain kalau menggunakannya. Kenapa tidak "Aku" boleh menggunakan aku, kalau dirasa enak tapi sama seperti "Saya" kurang sesuai karena masih ada unsur formalnya, meskipun tidak seformal "Saya".
Sebenarnya masih ada kata "Ana" yang diambil dari bahasa Arab yang artinya Aku atau Saya, kemudian diserab ke Bahasa Indonesia menjadi "Ane". Kata ini sering dipakai saat jual beli menemani kata "Gan" dari "Juragan" yang maksudnya pembeli yang dianggap raja. Tapi kadang "Gan" dipakai pembeli untuk penjual juga. Jadi mengalami perluasan makna. "Ana" atau "Ane" bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam majelis, komunitas Islam, organisasi Islam, dan lingkungan yang memang membiasakan kata tersebut. Kenapa rata-rata Islam? karena diambil dari bahasa Arab. Kata "Ana" atau "Ane" kurang sesuai dipakai kalau lingkungan memang tidak menggunakan kata tersebut.
Oke. Sekian tulisan opini pendek gue. Dan pasti akan gue tulis lawan katanya, yaitu "Anda", "Kamu", dan "Elu" dan ada tambahan lawan dari "Ana". Dan tunggu saja opini lainnya lagi dari gue. See You Soon.... :-) Wassalam
Komentar
Posting Komentar