Janda Vs Perawan


Assalamualaikum. Hai.. sudah beberapa hari ini gue gak menulis blog lagi. Karena beberapa hari belakangan ini gue sibuk dan ditambah sudah seminggu ini gue udah bekerja di salah satu BUMN. Jadi gue gak ada waktu buat menulis lagi kecuali sabtu dan minggu yang dimana gue pake buat istirahat atau refreshing. Jadi karena gue lagi gabut alias gue lagi gak sibuk atau lebih jelasnya kerjaan gue udah kelar untuk saat ini. Jadi gue kembali menulis lagi. Kali ini gue akan mengangkat tema yang setahun belakangan ini cukup booming di media sosial atau media infromasi macam media cetak dan elektronik. Yak. Dan tema yang gue angkat sesuai dengan judul yang sudah gue tulis. Yaitu Janda Vs Perawan. Mari tepuk tangan.. prok..prok..prok..prok.. 


Emang ada ya berita tentang Janda Vs Perawan? Gak ada. Hahaha… Yang gue maksud adalah pernikahan beda usia yang cukup bahkan sangat jauh antara pemuda belasan hingga dua puluhan menikahi nenek-nenek yang minimal usianya 40 tahun sampai usia 70-80an tahun. Kalau pernikahan yang anak baru lulus SD menikahi anak SMK, gak masuk hitungan. Soalnya dia juga masih gadis dan sudah masuk usia cukup menikah untuk wanita (meskipun idealnya minimal 19 tahun, tapi si gadis baru 17 tahun). Nah pernikahan semacam itu alasannya banyak. Dan ini yang akan gue jabarin kenapa pernikahan seperti ini terjadi dan sekarang seperti sebuah trend. Padahal setiap tahun pasti ada minimal 2 pernikahan beda usia yang cukup jauh baik si pihak wanita yang tua atau pihak pria yang tua. Menurut gue, alasannya ada enam:

1.    Nyaman dan Aman
Setiap manusia yang berpasangan atau ingin berpasangan pasti inginnya yang bisa membawa rasa aman dan nyaman. Mungkin fisik atau hal-hal lain bisa nomor satu seperti pinter dan jago masak. Tapi sebenarnya yang dicari manusia ketika berpasangan adalah rasa aman dan nyaman. Mau fisik atau dia bisa melakukan apapun tapi gak nyaman dan aman. Ya pasti berakhir dengan perpisahan. Biar dikata orang lain melihat dan berkata “wah cocok ya”, “mirip nih wajahnya, pasti jodoh”, atau “gak ada hujan dan gak ada angina kok putus ya?”, dan lain sebagainya. Karena rasa nyaman dana man adalah nomor satu yang sesungguhnya. Ketika kita bersama pasangan pasti ada rasa aman dan nyaman. Kalau tidak, sudah pasti ditinggal. Kecuali dia memang cinta mati.

Dalam kasus yang sedang gue bahas, yaitu Janda Vs Perawan. Laki-laki muda yang menikahi nenek-nenek merasa nyaman dan kemungkinan aman. Kalau sudah merasa nyaman biasanya atau seringkali tidak mau pergi atau meninggalkannya. Rasa nyaman itu kemungkinan didapatnya dari nenek-nenek karena mereka sudah berpengalaman menghadapi laki-laki. Jadi seperti mereka bisa menjaga dan mengayomi si pria yang masih muda. Dan para pria muda tersebut tidak mendapatkan rasa nyaman dan aman dari wanita sesusianya. Mungkin karena banyaknya tuntutan entah dari si gadis atau orang tua si gadis. Membuat pria tidak merasa aman dan nyaman. Karena nenek-nenek seringkali tidak banyak menuntut. Karena dari jangka hidupnya yang terbilang sudah panjang. Dia sudah merasa cukup dan sudah pernah dimilikinya. Jadi ya tidak minta banyak hal.

2.    Selera atau Tipe
Yang kedua dan tidak kalah penting adalah selera atau tipe. Dan gue yakin, setiap orang selera atau tipenya berbeda. Ada yang cantik, tinggi, dan langsing atau ada yang biasa aja. Dari beberapa yang gue baca beritanya. Tidak dijelaskan atau diceritakan oleh narasumber apakah selera atau tipenya memang nenek-nenek. Tapi bisa jadi memang tipenya adalah wanita yang lebih tua dari dirinya. Dan biasanya memang tidak ada range usia berapa. Yang jelas lebih tua, karena wanita yang lebih tua dianggap lebih berpengalaman dibandingkan dengan gadis seusianya atau bahkan memang tipenya bukan gadis melainkan memang usia lanjut. Jadi gadis cantic sekalipun sering kali tidak memunculkan minat sama sekali.

3.    Sosok Ibu
Ketiga adalah sosok ibu. Apa hubungannya dengan sosok ibu? Sosok ibu merupakan manusia pertama yang didekatkan kepada kita atau detak jantung pertama yang kita dengar saat bayi. Sosok ibu ini tidak sebatas hanya ibu kandung. Bisa tante yang mengurus kita, kakak perempuan, atau bahkan orang lain yang mengasuh kita sedari kecil. Sosok ibu inilah yang seringkali menjadi tolak ukur seorang pria mencari pasangan. Meskipun sosok ibu bukan berarti harus seusia dengan ibu sendiri atau bahkan lebih tua. Tapi pria-pria yang menikah dengan nenek-nenek atau yang usianya jauh darinya. Bisa saja menemukan sosok ibu atau menemukan sosok pengganti ibu dari wanita yang usianya jauh bahkan sudah nenek-nenek. Karena seperti nomor satu, pria-pria itu sering merasa aman dan nyaman bila dekat dengan ibunya. Ketika menemukan wanita yang ternyata dapat memberikan rasa yang sama dan sosok wanita itu ternyata seusia dengan ibunya dan bahkan bisa lebih jauh. Maka tidak ada yang dapat menghalangi keinginan pria untuk menikahi nenek-nenek. Lalu apakah gadis-gadis tidak dapat memberikan sosok ibu pada pria-pria di luar sana? Bisa pake banget. Hanya saja, tergantung pria itu sendiri. Apakah gadis adalah pilihannya atau pria itu mencari aman dengan sosok yang bisa dibilang persis dengan sosok ibu.

4.    Jodoh
Jodoh merupakan salah satu alasan yang paling logis. Kenapa demikian? Bisa saja jodoh dari para pria yang menikahi nenek-nenek atau janda atau wanita yang usianya terlampau jauh dari dirinya adalah jodoh mereka. Jadi tidak mungkin mereka menolak “jodoh yang diberikan oleh Tuhan” karena bergeraknya hati mereka. Meskipun si nenek atau janda atau wanita yang usianya jauh tersebut sudah pernah menikah dan memiliki anak. Kalau sudah berjodoh tidak akan dapat ditolak. Bahkan kalaupun anaknya atau cucunya adalah teman atau sepantaran dengan sip ria.

5.    Mengamalkan Agama
Untuk bagian yang ini gue akan membahas sedikit saja. Dikarenakan gue belum atau tidak menguasai ilmunya. Tetapi tetap akan gue tulis karena cukup penting dan masuk kedalam bahasan gue. Dalam Islam, ada sebuah hadist (dan masih banyak hadist dengan pembahasan yang sama). Dari Abu Hurairah, berkata, “Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di sian hari dan menegakkan shalat di malam hari.”” (HR. Bukhari no 5353 dan Muslim no. 2982). Dari hadist tersebut bisa dikatakan bila kita menikahi janda (bukan janda cantic atau janda yang kaya) itu dianggap berjuang di jalan Allah SWT. Jadi menikahi janda adalah jalan seorang pria untuk mendapatkan pahala.

6.    Psikologis
Karena gue belajar psikologi. Jadi tidak enak kalua tidak ada psikologinya. Menurut gue, secara psikologis, nenek-nenek atau janda atau wanita yang usianya lebih tua tersebut memenuhi kebutuhan psikologis dari si pria tersebut. Kebutuhan yang dimaksud adalah seperti nomor satu yaitu rasa aman dan nyaman, ditambah dengan rasa lainnya yaitu bahagia, kepuasan, cinta, kasih saying, rasa memiliki, dan lain sebagainya dari seorang wanita yang usianya jauh tersebut. Rasa itu mungkin tidak mereka dapatkan dari gadis seusianya. Atau mungkin pernah mendapatkan rasa yang sama tetapi ketika bertemu dengan sosok yang lebih tua, pria merasakan bahwa rasa yang didapatkan berbeda sehingga si pria cenderung menjadi lebih suka dengan wanita yang usianya terlampau jauh tersebut.

Dan seperti yang pernah gue bilang. Beberapa pria cenderung tidak suka dengan tuntutan yang membuatnya merasa insecure atau tidak aman dan membuatnya jadi tidak nyaman. Karena pada jaman sekarang, tuntutan-tuntutan untuk mendapatkan hati seorang gadis adalah sulit apalagi harus dihadapkan dengan calon mertua yang kadang tuntutannya tidak kalah banyak. Tapi, ingat. Tidak semua seperti itu. Oke. Jangan ada salah paham diantara kita.

7.    Cinta
Terakhir. Sudah pasti cinta. Kenapa bisa menikah bila tidak cinta. Buang-buang waktu dan uang saja. Tidak mungkin para pria tersebut menikahi nenek-nenek atau janda tua atau perempuan yang usianya jauh lebih tua bila tidak ada cinta. Dan jangan suudzon dulu kalau misalkan si perempuan itu kaya atau bahkan masih cantik. Bila suatu hari cerai, jangan asal suudzon juga. Kalau tidak ada cinta. Bisa saja cerai karena hal lainnya. Hanya mereka berdua (dan mugkin pihak yang dekat serta pengadilan) yang tau alasan cerai.


Tambahan dari keenam penjelasan gue tersebut. Ada faktor lain yang gue anggap tidak perlu ada bahasan lebih, seperti keterpaksaan, kasihan, nafsu, dan lain sebagainya. Karena keenam hal ini lah yang gue anggap ada dalam berita-berita yang muncul di media sosial dan media cetak serta media elektronik tentang pernikahan pria yang masih terbilang muda menikahi wanita yang usianya cukup atau sangat jauh dari dirinya. Dan itulah opini gue tentang Janda Vs Perawan dimana isinya kebanyakan tentang Janda hahaha.. tapi pasti yang baca paham kenapa perawan kurang dibahas. Tinggal saja pakai logika atau kebalikannya saja dari yang gue bahas. Mungkin kalua perlu akan gue akan bahas lebih banyak tentang perawan dilain kesempatan dengan model pos yang sama atau bahkan berbeda. Oke sekian dari gue. Wassalam. See You Soon… :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOEFL dan TOAFL UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Psychopath Story (Naskah Drama)

Pengalaman Gw Dengan Pelajaran Olahraga Sekolah