Time : Super Heroes With The Time Power
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia, Tahun 2012. Di sebuah perumahan di Pontianak, hidup seorang anak bernama Luky Andra Wijaya, yang berumur 21 tahun dan memasuki babak akhir dari dalam pendidikan di sebuah universitas di Pontianak. Lahir dari ayah orang asli Jawa Tengah dengan ibu asli Kalimantan Barat. Di sana ia tinggal bersama neneknya yang membesarkan dia dari umur 12 tahun semenjak kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan dalam pesawat yang membawa mereka ke Pontianak setelah mereka menyelesaikan sebuah pekerjaannya saat masih tinggal di Jawa dan memutuskan pindah ke Pontianak. Dihari-hari menjelang sarjana, Luky sudah mempersiapkan banyak hal setelah untuk pelepasan di universitasnya terutama untuk menyatakan cinta kepada Sinta Ayu Dewi, wanita yang sudah lama dia suka sejak kuliah.
Dihari H, persiapan sudah matang, dia sedikit lagi lulus dari universitasnya dari fakultas Ekonomi . "Nenek, ayo kita segera berangkat", Luky berkata kepada neneknya. "Sebentari lagi, nenek ingin mengambil sesuatu", jawab nenek Luky yang bernama Ani Wijaya. Mereka berangkat ke tempat acara pelepasan mahasiswa dengan sepda motor. Luky sudah siap dengan baju ala orang kantoran lengkap dengan jas peninggalan ayahnya dan toga serta beberapa benda penting ia bawa dengan tas ransel, dan neneknya sudah lengkap dengan kebaya yang pernah ia pakai saat ayah Luky sarjana dulu dan memang kebaya itu di pakai nenek Ani saat acara penting bagi keluarganya.
Mereka pun akhirnya berangkat dengan tas di pakai dibagian depan badan Luky dan nenek berada di belakang dengan duduk menyamping. Universitas tempat Luky kuliah berjarak kurang lebih 5 Km dari rumah Luky, dalam perjalanannya, Luky berpapasan dengan beberapa orang lengkap dengan toga dengan mobil-mobil mewahnya dan ada juga yang mengendarai sepeda motor tetapi dengan orang tuanya.
Kadang Luky berharap orang tuanya masih hidup untuk hadir dalam pelepasan mahasiswa pertamanya dalam jenjang Strata 1 (S1). Tanpa diduga dia berpapasan dengan Sinta saat memasuki gerbang universitasnya, dia hanya bisa diam dan memasang wajah sedikit tegang di balik helm yang ia pakai. Luky langsung melesat ke parkiran khusus sepeda motor, kemudian dia menempatkan jaket dalam tasnya dan menempatkan helmnya dan neneknya pada kedua kaca spion motornya. Mereka langsung berjalan menuju aula yang besar dan cukup untuk menampung 500 orang sekaligus yang baru saja selesai di renovasi tempat acara pelepasan dilakukan. Acara pelepasan akan dimulai pada pukul 09:00 WIB dan mereka tiba pada pukul 08:45 WIB.
Luky langsung bergabung dengan teman-temannya sedangkan neneknya bergabung dengan para orang tua. Acara pun dimulai, pertama-tama dibuka dengan mars universitas yang dinyanyikan oleh paduan suara universitas yang beberapa bulan yang menang kejuaraan paduan suara di Jakarta melawan universitas unggulan dari seluruh Indonesia. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan penyerahan penghargaan berupa kalung dan surat tanda lulus kepada para mahasiswa yang lulus hari itu. Diakhiri dengan penutupan dan pengumuman tahun ajaran baru.
Dihari H, persiapan sudah matang, dia sedikit lagi lulus dari universitasnya dari fakultas Ekonomi . "Nenek, ayo kita segera berangkat", Luky berkata kepada neneknya. "Sebentari lagi, nenek ingin mengambil sesuatu", jawab nenek Luky yang bernama Ani Wijaya. Mereka berangkat ke tempat acara pelepasan mahasiswa dengan sepda motor. Luky sudah siap dengan baju ala orang kantoran lengkap dengan jas peninggalan ayahnya dan toga serta beberapa benda penting ia bawa dengan tas ransel, dan neneknya sudah lengkap dengan kebaya yang pernah ia pakai saat ayah Luky sarjana dulu dan memang kebaya itu di pakai nenek Ani saat acara penting bagi keluarganya.
Mereka pun akhirnya berangkat dengan tas di pakai dibagian depan badan Luky dan nenek berada di belakang dengan duduk menyamping. Universitas tempat Luky kuliah berjarak kurang lebih 5 Km dari rumah Luky, dalam perjalanannya, Luky berpapasan dengan beberapa orang lengkap dengan toga dengan mobil-mobil mewahnya dan ada juga yang mengendarai sepeda motor tetapi dengan orang tuanya.
Kadang Luky berharap orang tuanya masih hidup untuk hadir dalam pelepasan mahasiswa pertamanya dalam jenjang Strata 1 (S1). Tanpa diduga dia berpapasan dengan Sinta saat memasuki gerbang universitasnya, dia hanya bisa diam dan memasang wajah sedikit tegang di balik helm yang ia pakai. Luky langsung melesat ke parkiran khusus sepeda motor, kemudian dia menempatkan jaket dalam tasnya dan menempatkan helmnya dan neneknya pada kedua kaca spion motornya. Mereka langsung berjalan menuju aula yang besar dan cukup untuk menampung 500 orang sekaligus yang baru saja selesai di renovasi tempat acara pelepasan dilakukan. Acara pelepasan akan dimulai pada pukul 09:00 WIB dan mereka tiba pada pukul 08:45 WIB.
Luky langsung bergabung dengan teman-temannya sedangkan neneknya bergabung dengan para orang tua. Acara pun dimulai, pertama-tama dibuka dengan mars universitas yang dinyanyikan oleh paduan suara universitas yang beberapa bulan yang menang kejuaraan paduan suara di Jakarta melawan universitas unggulan dari seluruh Indonesia. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan penyerahan penghargaan berupa kalung dan surat tanda lulus kepada para mahasiswa yang lulus hari itu. Diakhiri dengan penutupan dan pengumuman tahun ajaran baru.
Setelah pelepasan selesai, mereka keluar aula dan menuju halaman di depan aula. Luky sangat senang dengan kelulusan sangat memuaskan dan kemudian memeluk neneknya yang sudah keluar aula terlebih dahulu. Luky langsung berbicara kepada neneknya tentang niatnya untuk menyatakan cinta kepada Sinta. "Nenek, aku ingin menyatakan cinta kepada Sinta hari ini", kata Luky. "Sinta yang dulu temanmu sewaktu SMA dan sekarang lulus bersama di universitas?. Baiklah kalau begitu, nenek hanya ingin kamu bahagia", jawab nenek Ani. "Baik nek, tunggu disini, aku akan segera kembali", kata Luky. Luky pun meninggalkan neneknya di dekat pintu aula dan menuju teman-temannya yang sudah mengetahui rencana Luky tersebut.
Mengetahui Sinta belum pernah punya pacar sama sekali dari SMP, Luky pun juga mempunyai nasib yang sama ia memutuskan untuk mengatakan cinta kepada Sinta secara langsung dan di depan kedua orang tua Sinta yang hadir saat itu. Dengan langkah yang kecil tapi pasti, Luky berjalan dengan perlahan ke arah Sinta. "Sinta, ada yang aku ingin bicarakan dengan kamu, boleh kita berbicara?", kata Luky yang didampingi oleh teman-temannya. "Boleh, ada perlu apa?", jawab Sinta yang sebelumnya sedang berbicara dengan orang tuanya serta teman-temannya. "Hmmmm...langsung saja, aku cuma ingin kamu tahu bahwa aku suka sama kamu sejak aku mengenal mu di SMA dulu, aku cuma ingin kamu menjadi pacar aku. Terima atau tidak terimanya terserah kamu. Aku tunggu jawabannya", kata Luky yang langsung ke inti permasalahannya dan Luky yang kadang tidak terlalu suka basa-basi.
"Aku.....pikir-pikir dulu ya", jawab Sinta dengan wajah yang sedikit kaget saat Luky menyatakan cinta. "Baiklah, aku pergi dulu. Aku tunggu jawabannya", kata Luky sambil pergi menjauh dan memperhatikan sekilas wajah kedua orang tua Sinta yang tersenyum kecil dan teman-teman Sinta yang juga kaget. Kemudian dia pergi ketempat ia meninggalkan neneknya yang sebenarnya dari tadi memperhatikan Luky. "Bagaimana?", tanya nenek saat melihat Luky berjalan kearahnya. "Masih ditunda jawabannya", jawab Luky yang sudah ditinggal teman-temannya yang sudah pulang. "Kalau begitu ayo kita pulang", kata nenek kepada Luky. Tanpa berkata apa-apa Luky berjalan bersama neneknya kearah tempat parkir sepeda motor.
Mengetahui Sinta belum pernah punya pacar sama sekali dari SMP, Luky pun juga mempunyai nasib yang sama ia memutuskan untuk mengatakan cinta kepada Sinta secara langsung dan di depan kedua orang tua Sinta yang hadir saat itu. Dengan langkah yang kecil tapi pasti, Luky berjalan dengan perlahan ke arah Sinta. "Sinta, ada yang aku ingin bicarakan dengan kamu, boleh kita berbicara?", kata Luky yang didampingi oleh teman-temannya. "Boleh, ada perlu apa?", jawab Sinta yang sebelumnya sedang berbicara dengan orang tuanya serta teman-temannya. "Hmmmm...langsung saja, aku cuma ingin kamu tahu bahwa aku suka sama kamu sejak aku mengenal mu di SMA dulu, aku cuma ingin kamu menjadi pacar aku. Terima atau tidak terimanya terserah kamu. Aku tunggu jawabannya", kata Luky yang langsung ke inti permasalahannya dan Luky yang kadang tidak terlalu suka basa-basi.
"Aku.....pikir-pikir dulu ya", jawab Sinta dengan wajah yang sedikit kaget saat Luky menyatakan cinta. "Baiklah, aku pergi dulu. Aku tunggu jawabannya", kata Luky sambil pergi menjauh dan memperhatikan sekilas wajah kedua orang tua Sinta yang tersenyum kecil dan teman-teman Sinta yang juga kaget. Kemudian dia pergi ketempat ia meninggalkan neneknya yang sebenarnya dari tadi memperhatikan Luky. "Bagaimana?", tanya nenek saat melihat Luky berjalan kearahnya. "Masih ditunda jawabannya", jawab Luky yang sudah ditinggal teman-temannya yang sudah pulang. "Kalau begitu ayo kita pulang", kata nenek kepada Luky. Tanpa berkata apa-apa Luky berjalan bersama neneknya kearah tempat parkir sepeda motor.
Beberapa hari setelah sarjana, Luky menjadi seorang pengangguran dan sudah pergi ke hampir seluru Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, tetapi belum menemukan pekerjaan yang pantas untuknya. Sampai ia memutuskan untuk pergi ke Jawa yang katanya banyak pekerjaan yang cocok dengannya. Sebenarnya neneknya melarangnya pergi ke Jawa tapi Luky ingin pergi untuk mendapatkan pekerjaan dan untuk penghidupan mereka berdua. Setelah beberapa hari, akhirnya nenek Ani mengijinkan Luky pergi ke Jawa. Untuk merawat neneknya, Luky meminta para tetangganya untuk membantu mengurus nenek Ani selama dia pergi. Desember, 2022, Luky tiba di Bandara Internasional Supadio, Pontianak untuk pergi ke Jawa yang tepatnya ke Jakarta.
Dengan bermodalkan uang Rp. 500.000 dari neneknya dan tiket pesawat ke Jakarta, dan pakaian yang ia masukan kedalam koper berwarna hitam. Neneknya ikut mengantarnya hanya sampai di depan bandara. Beberapa jam perjalanan, Luky sampai di Jakarta dan mencari tempat tinggal disana serta mulai mencari pekerjaan. Dia akhirnya mendapatkan sebuah kama kost yang berada di pinggiran Jakarta Selatan yang harganya Rp. 250.000 sebulan. Selama beberapa hari mencari kerja, banyak perusahaan yang menolaknya dengan berbagai alasan. Setelah beberapa hari mencari kerja yang tidak kunjung mendapatkannya. Luky mendatangi kanto Bursa Efek Jakarta dan mendapati bahwa disana memerlukan seorang pialang saham. Setelah beberapa hari melakukan tes bersama beberapa pelamar lainnya akhirnya dipilih Luky sebagai pialang saham yang baru.
Ke esokan harinya ada seseorang dari perusahaan yang bergelut dalam bidang perdagangan jual beli barang-barang mahal kelas dunia. Orang tersebut mewakili perusahaannya yang bernama Sudarsono Inc yang sebenarnya merupakan perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang tetapi perdagangan jual beli barang-barang kelas dunia menjadi prioritasnya. Dia mengatakan perusahaannya ingin menjual sahamnya dan besok pemilik perusahaan akan datang menemui Luky. Ke esokan harinya, pemilik perusahaan datang dan bertemu Luky di Bursa Efek Jakarta dan pemilik perusahaan itu datang bersama anaknya. Pikir Luky pasti anak kecil yang tidak bisa ditinggal sendiri di rumah bersama pengasuhnya.
Dan tak disangka ternyata pemilik perusahaan itu adalah ayah dari Sinta yang bernama Yodi Sudarsono dan lebih mengagetkan lagi anak yang di bawanya adalah Sinta. Sinta pun juga sama kagetnya karena pialang sahamnya adalah Luky. Sinta beralasan bahwa dia suatu hari nanti akan menggantikan ayahnya sebagai pemimpin perusahaan, oleh karena itu ia ikut saat ayahnya ingin menjual saham. Luky duduk di tengah dengan di depannya Sinta dengan ayahnya serta Investor asing dari Polandia yang ingin membeli saham perusahaan Sudarsono Inc.
Dengan bermodalkan uang Rp. 500.000 dari neneknya dan tiket pesawat ke Jakarta, dan pakaian yang ia masukan kedalam koper berwarna hitam. Neneknya ikut mengantarnya hanya sampai di depan bandara. Beberapa jam perjalanan, Luky sampai di Jakarta dan mencari tempat tinggal disana serta mulai mencari pekerjaan. Dia akhirnya mendapatkan sebuah kama kost yang berada di pinggiran Jakarta Selatan yang harganya Rp. 250.000 sebulan. Selama beberapa hari mencari kerja, banyak perusahaan yang menolaknya dengan berbagai alasan. Setelah beberapa hari mencari kerja yang tidak kunjung mendapatkannya. Luky mendatangi kanto Bursa Efek Jakarta dan mendapati bahwa disana memerlukan seorang pialang saham. Setelah beberapa hari melakukan tes bersama beberapa pelamar lainnya akhirnya dipilih Luky sebagai pialang saham yang baru.
Ke esokan harinya ada seseorang dari perusahaan yang bergelut dalam bidang perdagangan jual beli barang-barang mahal kelas dunia. Orang tersebut mewakili perusahaannya yang bernama Sudarsono Inc yang sebenarnya merupakan perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang tetapi perdagangan jual beli barang-barang kelas dunia menjadi prioritasnya. Dia mengatakan perusahaannya ingin menjual sahamnya dan besok pemilik perusahaan akan datang menemui Luky. Ke esokan harinya, pemilik perusahaan datang dan bertemu Luky di Bursa Efek Jakarta dan pemilik perusahaan itu datang bersama anaknya. Pikir Luky pasti anak kecil yang tidak bisa ditinggal sendiri di rumah bersama pengasuhnya.
Dan tak disangka ternyata pemilik perusahaan itu adalah ayah dari Sinta yang bernama Yodi Sudarsono dan lebih mengagetkan lagi anak yang di bawanya adalah Sinta. Sinta pun juga sama kagetnya karena pialang sahamnya adalah Luky. Sinta beralasan bahwa dia suatu hari nanti akan menggantikan ayahnya sebagai pemimpin perusahaan, oleh karena itu ia ikut saat ayahnya ingin menjual saham. Luky duduk di tengah dengan di depannya Sinta dengan ayahnya serta Investor asing dari Polandia yang ingin membeli saham perusahaan Sudarsono Inc.
Setelah beberapa jam, pertemuan itu akhirnya selesai. Luky yang masih mengingat kejadian saat wisuda dulu langsung menghampiri Sinta dan bertanya tentang jawabannya. Tetapi Sinta hanya bisa diam dan berkata akan menjawabnya nanti. Akhirnya Sinta dan Ayahnya pergi setelah saling berjabat tangan dengan Luky dan mereka pergi bersama investor asal Polandia. Setelah seharian bekerja, Luky pulang pada jam 09:00 WIB dengan berpamitan kepada teman-temannya di kantornya. Dia pulang dengan berjalan kaki karena uangnya sudah habis yang dia pakai untuk membayar kost, makan dan kebutuhan lainnya.
Tak disangka saat ingin menyeberang jalan, dia di tabrak oleh sebuah mobil sedan dan akhirnya Luky terjatuh di atas aspal. Pengendara tersebut melarikan diri dan meninggalkan Luky, tetapi pengendara lain yang melihatnya langsung membawa Luky ke rumah sakit terdekat. Oleh pihak rumah sakit, nenek Ani di hubungi bahwa Luky koma di rumah sakit. Dengan bermodalkan uang yang hanya sedikit, nenek Ani nekat untuk pergi ke Jakarta menjenguk Luky. Sesampainya di Jakarta dan langsung menuju rumah sakit, nenek Ani menangis karena takut kehilangan anggota keluarga yang lainnya. Setelah dijelaskan oleh dokter bahwa Luky koma dengan pendarahan di kepala, nenek Ani hanya bisa pasrah.
Sinta dan ayahnya datang untuk menjenguk Luky dan Investor asal Polandia itu juga datang bersama mereka. Nenek Ani sedih dan hanya memegang tangan Luky dari pinggir tempat tidur Luky. Sinta juga menangis dan meminta maaf bahwa dia belum menjawab perasaan yang ungkapkan Luky saat wisuda dulu. Sinta menangis dan berkata bahwa dia mau menjadi pacar Luky dan ayahnya hanya bisa mengelus punggung dari Sinta agar sabar.
Tak disangka saat ingin menyeberang jalan, dia di tabrak oleh sebuah mobil sedan dan akhirnya Luky terjatuh di atas aspal. Pengendara tersebut melarikan diri dan meninggalkan Luky, tetapi pengendara lain yang melihatnya langsung membawa Luky ke rumah sakit terdekat. Oleh pihak rumah sakit, nenek Ani di hubungi bahwa Luky koma di rumah sakit. Dengan bermodalkan uang yang hanya sedikit, nenek Ani nekat untuk pergi ke Jakarta menjenguk Luky. Sesampainya di Jakarta dan langsung menuju rumah sakit, nenek Ani menangis karena takut kehilangan anggota keluarga yang lainnya. Setelah dijelaskan oleh dokter bahwa Luky koma dengan pendarahan di kepala, nenek Ani hanya bisa pasrah.
Sinta dan ayahnya datang untuk menjenguk Luky dan Investor asal Polandia itu juga datang bersama mereka. Nenek Ani sedih dan hanya memegang tangan Luky dari pinggir tempat tidur Luky. Sinta juga menangis dan meminta maaf bahwa dia belum menjawab perasaan yang ungkapkan Luky saat wisuda dulu. Sinta menangis dan berkata bahwa dia mau menjadi pacar Luky dan ayahnya hanya bisa mengelus punggung dari Sinta agar sabar.
Di dalam mimpi Luky yang sedang koma, ia bertemu dengan sesosok manusia yang datang sambil membawa sebuah kotak berwarna emas. "Siapa kau dan dimana ini?", tanya Luky. " Aku bisa di sebut dengan banyak nama,tapi kebanyakan memangil ku dengan nama Power. Dan sekarang kau berada di alam bawah sadarmu dan kau yang di dunia nyata sedang mengalami koma setelah tertabrak oleh mobil", jawab Power dengan tegas tapi halus. "Apa?....Itu tidak mungkin berarti aku sudah mati", kata Luky. "Belum, kau belum mati", jawab Power. "Lalu, kau mau apa dengan ku ?", tanya Luky. "Aku hanya ingin memberikan ini kepada mu", jawab Power. "Apa itu?", tanya Luky. "Ini kotak emas yang isinya lebih berharga dari kotaknya dan coba kau buka kotaknya agar kau tahu isinya.", kata Power sambil menyerahkan kotaknya kepada Luky. Kemudian Luky membukanya dan cahaya berwarna emas keluar dari dalam kotak.
"Tugas pertama mu adalah mengalahkan seseorang yang telah menguasai kekuatan waktu dan berniat menghancurkannya yang bernama Destroyer. Dia akan datang ke kota mu untuk menjadi taget ke 22 setelah beberapa planet di luar bima sakti yang hancur karenanya", kata Power. "Aku tidak bisa melakukan itu, kau pasti salah memilih orang dan aku tidak mau menjadi seperti ini", kata Luky. "Tapi semua ini telah menjadi takdirmu dan kau tidak bisak pergi begitu saja. Dan kau mau atau tidak mau harus menerima semua ini.", kata Power. " Baiklah kalau begitu, tapi aku tidak tahu cara menggunakan kekuatan ini?", tanya Luky. "Kau akan tahu dengan sendirinya, karena otakmu telah memprosesnya dengan hal baru yang muncul tadi dan sekarang saatnya kau untuk kembali. Pergilah dan kalau kau membutuhkan sesuatu kau tinggal panggil namaku dalam mimpi", kata Power.
Tubuhnya merasakan sesuatu merasukinya
dan tiba-tiba dia menjadi berpakaian dengan jubah emas di bahu kanannya, baju
khas eropa berwarna
putih dan sebuah
tongkat di tangan kanannya yang di ujungnya terdapat sebuah lingkaran yang di
dalamnya ada sebuah jam yang hanya memperlihatkan angka 3, 6, 9 dan 12 serta
topeng seperti pesta topeng di eropa pada masa lampau. "Apa yang terjadi
kepada ku?", tanya Luky. "Kau sekarang menjadi seseorang yang
kupanggil dengan nama Time. Kau sekarang adalah sang pengendali ruang dan
waktu", jawab Power. "Lalu kau mau apa dengan aku yang seperti
ini?", tanya Luky. "Aku hanya ingin menjalankan tugas yang aku
berikan dan tugas yang kau berikan kepada dirimu untuk perdamaian dunia",
jawab Power. "Apa?", Luky pun kaget dengan hal yang Power katakan.
"Tugas pertama mu adalah mengalahkan seseorang yang telah menguasai kekuatan waktu dan berniat menghancurkannya yang bernama Destroyer. Dia akan datang ke kota mu untuk menjadi taget ke 22 setelah beberapa planet di luar bima sakti yang hancur karenanya", kata Power. "Aku tidak bisa melakukan itu, kau pasti salah memilih orang dan aku tidak mau menjadi seperti ini", kata Luky. "Tapi semua ini telah menjadi takdirmu dan kau tidak bisak pergi begitu saja. Dan kau mau atau tidak mau harus menerima semua ini.", kata Power. " Baiklah kalau begitu, tapi aku tidak tahu cara menggunakan kekuatan ini?", tanya Luky. "Kau akan tahu dengan sendirinya, karena otakmu telah memprosesnya dengan hal baru yang muncul tadi dan sekarang saatnya kau untuk kembali. Pergilah dan kalau kau membutuhkan sesuatu kau tinggal panggil namaku dalam mimpi", kata Power.
Setelah beberapa jam koma, Luky pun akhirnya bangun meskipun kondisinya masih belum pulih. Orang-orang di sekitarnya pun bahagia dan Luky merasa bahwa hal yang tadi dia lihat dalam mimpinya seperti hal yang nyata. Dengan ayahnya Sinta yang membayar biaya rumah sakit, beberapa hari kemudian Luky pun keluar dari rumah sakit. Nenek Ani sangat bahagia dengan keluarnya Luky dari rumah sakit dan dia harus kembali ke Pontianak untuk kembali mengurusi rumahnya yang beberapa hari ditinggalkan. Dengan keluarnya Luky dari rumah sakit, dia telah resmi menjadi pacar dari Sinta. Kehidupan Luky tidak hanya sampai di situ saja mengalami perubahan, tetapi dirinya merasa berbeda seperti ada sesuatu di dalam dirinya dan dia kembali mengingat Power.
Luky kembali ke kamar kostnya diantar oleh Sinta dan Ayahnya, sedangkan nenek Ani telah kembali ke Pontianak. Beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit, Luky kembali bekerja. Pertemuan beberapa minggu yang lalu bersama Yodi Sudarsono dan investor asal Polandia akhirnya mencapai kata sepakat. Dan setelah itu ia mulai sibuk dengan pekerjaannya. Di suatu malam saat Luky telah tertidur, Power datang menghampirinya dan mengatakan inilah saatnya mulai menggunakan kekuatannya untuk menolong sesama. Saat itu memang tingkat kriminalitas meningkat dengan manaiknya angka pengangguran di Jakarta.
Suatu hari di daerah kota tempat museum Fatahillah berada muncul anggota perampok yang bersenjatakan lengkap ingin mengambil barang-barang yang ada di sana untuk dijual ke luar negeri secara ilegal. Luky dan Sinta yang sedang jalan-jalan di depan museum Fatahillah melihat garis kuning di sepanjang bangunan Museum. Di sana ada banyak mobil polisi dan ada seseorang polisi yang memegang megaphone dan berteriak, "Kalian sudah di kepung, keluar dan serah kan diri kalian serta buang keluar semua senjata kalian keluar dan jangan lupa lepaskan sandera".
Tetapi tidak ada respond dari para perampok di dalam. Melihat hal ini, Luky teringat akan kekuatan yang di berikan oleh Power. Luky berjalan mundur meninggalkan Sinta dengan alasan ingin ke kamar kecil. Luky berlari dan bersembunyi di tempat yang sepi yang rata-rata pengunjung dan para pedagang memperhatikan pengepungan Museum Fatahillah. Dengan menyebutkan kata Time, Luky pun berubah menjadi Time dan dengan kekuatan waktu ia berlari menuju tempat kejadian perkara. Dia sampai di pintu Museum Fatahillah dan orang-orang melihatnya dengan heran apa yang sebenarnya terjadi yang tiba-tiba muncul sesosok orang yang berpakaian aneh di depan pintu Museum Fatahillah. Seorang polisi yang memegang megaphone langsung berbicara,"Siapa kau, cepat pergi dari situ".
Tetapi dengan keuatan waktu, Time menghentikan waktu dan mengeluarkan para sandera dan para perampok serta melucuti senjata mereka. Kemudian dia menjalankan waktu seperti semula. Polisi yang tadi mengusirnya kaget setelah melihat para sandera dan perampok berada di luar Museum dan segera menangkap perampok tersebut yang berjumlah 9 orang. Kemudian polisi itu bertanya," Siapa kau dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih". "Aku adalah Time", Jawab Luky dalam wujud Time dan menghilang begitu saja. Kemudian Luky kembali kepada Sinta dan mereka kembali keliling Kota Tua.
Luky kembali ke kamar kostnya diantar oleh Sinta dan Ayahnya, sedangkan nenek Ani telah kembali ke Pontianak. Beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit, Luky kembali bekerja. Pertemuan beberapa minggu yang lalu bersama Yodi Sudarsono dan investor asal Polandia akhirnya mencapai kata sepakat. Dan setelah itu ia mulai sibuk dengan pekerjaannya. Di suatu malam saat Luky telah tertidur, Power datang menghampirinya dan mengatakan inilah saatnya mulai menggunakan kekuatannya untuk menolong sesama. Saat itu memang tingkat kriminalitas meningkat dengan manaiknya angka pengangguran di Jakarta.
Suatu hari di daerah kota tempat museum Fatahillah berada muncul anggota perampok yang bersenjatakan lengkap ingin mengambil barang-barang yang ada di sana untuk dijual ke luar negeri secara ilegal. Luky dan Sinta yang sedang jalan-jalan di depan museum Fatahillah melihat garis kuning di sepanjang bangunan Museum. Di sana ada banyak mobil polisi dan ada seseorang polisi yang memegang megaphone dan berteriak, "Kalian sudah di kepung, keluar dan serah kan diri kalian serta buang keluar semua senjata kalian keluar dan jangan lupa lepaskan sandera".
Tetapi tidak ada respond dari para perampok di dalam. Melihat hal ini, Luky teringat akan kekuatan yang di berikan oleh Power. Luky berjalan mundur meninggalkan Sinta dengan alasan ingin ke kamar kecil. Luky berlari dan bersembunyi di tempat yang sepi yang rata-rata pengunjung dan para pedagang memperhatikan pengepungan Museum Fatahillah. Dengan menyebutkan kata Time, Luky pun berubah menjadi Time dan dengan kekuatan waktu ia berlari menuju tempat kejadian perkara. Dia sampai di pintu Museum Fatahillah dan orang-orang melihatnya dengan heran apa yang sebenarnya terjadi yang tiba-tiba muncul sesosok orang yang berpakaian aneh di depan pintu Museum Fatahillah. Seorang polisi yang memegang megaphone langsung berbicara,"Siapa kau, cepat pergi dari situ".
Tetapi dengan keuatan waktu, Time menghentikan waktu dan mengeluarkan para sandera dan para perampok serta melucuti senjata mereka. Kemudian dia menjalankan waktu seperti semula. Polisi yang tadi mengusirnya kaget setelah melihat para sandera dan perampok berada di luar Museum dan segera menangkap perampok tersebut yang berjumlah 9 orang. Kemudian polisi itu bertanya," Siapa kau dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih". "Aku adalah Time", Jawab Luky dalam wujud Time dan menghilang begitu saja. Kemudian Luky kembali kepada Sinta dan mereka kembali keliling Kota Tua.
Setelah kejadian tersebut, Time mulai menyelamatkan kota Jakarta bahkan seluruh kota di dunia dengan kekuatan waktu. Suatu malam, saat tertidur Luky bertemu kembali dengan Power yang mengatakan bahwa sebentar lagi Destroyer akan sampai setelah dia menghancurkan planet di luar Bimasakti. Dan saat yang menegangkan akhirnya terjadi, Destroyer tiba dan tujuan pertamanya adalah Istana Negara. Mengetahui hal itu, Luky mulai bersiap melawan Destroyer dan dia meninggalkan pekerjaannya dengan izin bahwa dia sedang tidak enak badan. Pertemuan Destroyer dan Time terjadi saat siang hari di depan Istana Negara, Juli, 2012.
Destroyer memulainya dengan menghancurkan pagar Istana Negara dan penjaga Istana ada yang tewas dan ada yang lari serta ada juga yang berusaha menembakan senjata ke arah Destroyer tetapi tidak ada yang mengenainya akibat keuatan dari Destroyer. Time pun tiba di lokasi yang sudah terlihat hancur berantakan termasuk jalan dan bangunan sekitar Istana Negara yang terlihat hancur kecuali Gedung Istana Negara. Akhirnya pertarungan pun terjadi dengan adu kekuatan waktu yang memindahkan mereka dari waktu yang berbeda tapi di tempat yang sama. Time melanjutkannya dengan tendangan yang mengarah ke dagu Destroyer tetapi tidak mengenainya. Kemudian dilanjutkan dengan pukulan menggunakan tongkatnya yang tepat sekali mengenai perut Destroyer tetapi tidak membuat Destroyer yang akhirnya malukan serangan balasan. Dia memanjangkan tangan kanannya kedepan dengan telapak tangan terbuka lalu menggenggamnya lagi dan tiba-tiba batu desar di belakang Time hancur.
Time kemudian mengembalikan mereka ke waktu yang sebenarnya. Time mulai merasa lelah dengan tidak berakhirnya pertarungan tersebut. Kemudian Power berbicara kepada Time melewati alam sadarnya, bahwa Destroyer bisa dikalahkan hanya dengan menghilangkan kekuatannya yang bersumber dari jantungnya. Time harus menenekan dada Destroyer dengan tongktnya untuk menyerap kekuatan Destroyer. Mendengar hal itu, Time mulai berusaha mengenai dada Destroyer dengan tongkatnya. Tetapi dengan beberapa usaha, tetap saja gagal. Akhirnya di saat Destroyer lengah, Time mengunakan kesempatan tersebut dan akhirnya berhasil menyerap kekuatan Destroyer dengan tongkatnya.
Kemudian untuk pertama kalinya, Power muncul ke dunia nyata dan membawa Destroyer pergi bersamanya. Time bertanya apa yang akan terjadi dengan Destroyer sekarang kepada Power. Power mengatakan bahwa Destroyer adalah bangsa yang sama dengannya yang berasal dari planet lain dan akan membawa Destroyer ke penjara di planetnya.
Destroyer memulainya dengan menghancurkan pagar Istana Negara dan penjaga Istana ada yang tewas dan ada yang lari serta ada juga yang berusaha menembakan senjata ke arah Destroyer tetapi tidak ada yang mengenainya akibat keuatan dari Destroyer. Time pun tiba di lokasi yang sudah terlihat hancur berantakan termasuk jalan dan bangunan sekitar Istana Negara yang terlihat hancur kecuali Gedung Istana Negara. Akhirnya pertarungan pun terjadi dengan adu kekuatan waktu yang memindahkan mereka dari waktu yang berbeda tapi di tempat yang sama. Time melanjutkannya dengan tendangan yang mengarah ke dagu Destroyer tetapi tidak mengenainya. Kemudian dilanjutkan dengan pukulan menggunakan tongkatnya yang tepat sekali mengenai perut Destroyer tetapi tidak membuat Destroyer yang akhirnya malukan serangan balasan. Dia memanjangkan tangan kanannya kedepan dengan telapak tangan terbuka lalu menggenggamnya lagi dan tiba-tiba batu desar di belakang Time hancur.
Time kemudian mengembalikan mereka ke waktu yang sebenarnya. Time mulai merasa lelah dengan tidak berakhirnya pertarungan tersebut. Kemudian Power berbicara kepada Time melewati alam sadarnya, bahwa Destroyer bisa dikalahkan hanya dengan menghilangkan kekuatannya yang bersumber dari jantungnya. Time harus menenekan dada Destroyer dengan tongktnya untuk menyerap kekuatan Destroyer. Mendengar hal itu, Time mulai berusaha mengenai dada Destroyer dengan tongkatnya. Tetapi dengan beberapa usaha, tetap saja gagal. Akhirnya di saat Destroyer lengah, Time mengunakan kesempatan tersebut dan akhirnya berhasil menyerap kekuatan Destroyer dengan tongkatnya.
Kemudian untuk pertama kalinya, Power muncul ke dunia nyata dan membawa Destroyer pergi bersamanya. Time bertanya apa yang akan terjadi dengan Destroyer sekarang kepada Power. Power mengatakan bahwa Destroyer adalah bangsa yang sama dengannya yang berasal dari planet lain dan akan membawa Destroyer ke penjara di planetnya.
Setelah pertarungan yang sengit itu, kota menjadi seperti biasa lagi. Istana Negara dan sekitarnya mulai diperbaiki lagi. Tetapi tingkat kriminalitas berkurang akibat keberadaan Time. Dan petualangan Time berlanjut untuk melindungi bumi dan sebagai Luky sang pialang saham serta Luky yang berniat melamar Sinta. Bersambung.................
Berakhirlah cerita dari Time, dan disambung lain kali. Cerita dari Silver Eagle, Dark Shadow, The Sword, Black Jacket, The Winger dan Monster Arm akan berlanjut dan mulai dengan cerita awal pembentukan tim super hero dengan tambahan Time. Untuk super hero wanitanya masih dalam bentuk konsep dan nama tim super heronya masih rahasia. Segala isi dari cerita ini dan seluruh isi blog ini adalah sah 100% buatan gw dan cerita di blog ini nyata (pengalaman gw) dan fiksi (Slayer dan cerita Super hero). Dilarang mengkopi segala sesuatu yang ada di cerita ini dan seisi blog tanpa pemberitahuan dan izin terlebih dahulu. Karena bila terjadi akan dianggap pencurian hak cipta dan akan dituntut ke pengadilan. Terima kasih bagi yang sudah membaca, See You Soon..... :-)
Komentar
Posting Komentar