Hello... My Name Is Introvert

Hello lagi... Assalamualaikum. Gue langsung nulis lagi setelah pos tentang wisuda. Gue nulis ini karena banyak yang salah kira dan salah dalam menghadapi orang yang Introvert. Mungkin akan ada sisi psikologinya karena kebetulan gue baru aja jadi sarjana psikologi (ceritanya pamer)... Dan akan ada cerita mengejutkannya (halah). Kenapa gue memilih Introvert. Karena sesuai dengan hasil tes MBTI, gue Introvert. Dan gue akui memang gue Introvert dari jaman dahulu kala. Jadi jangan heran dengan cerita gue jika kalian perhatikan dan baca dengan seksama setiap post gue ditema My Life. 


Gue cuma akan membahas khusus Introvert aja. Jadi kalau ada pertanyaan lain silahkan dikomentar aja ya. Menurut Carl Gustav Jung. Ada 3 jenis kepribadian pada manusia. Yaitu Introvert, Ekstrovert, dan Ambivert. Secara garis besar, Introvert diartikan sebagai kepribadian yang berada dalam pikiran manusia. Jadi setiap perilaku yang dimunculkan oleh orang yang Introvert itu berdasarkan pikirannya. Beda dengan Ektrovert yang cenderung melakukan banyak hal dengan spontan atau tanpa pikir panjang. Yang penting bertindak dulu baru memikirkan akibatnya. Berkebalikan dengan Introvert yang kebanyakan direnungkan dulu dalam pikirannya dan dirasa sesuai, baru dia bertindak.


Bagi sebagian anak muda sekarang aka generasi milenial. Introvert malah menjadi sebuah gaya hidup. Introvert itu keren, Introvert itu gaul,  dan lain sebagainya. Sebenernya gak begitu juga. Bahkan yang Ekstrovert mengaku Introvert agar sedikit terlihat cool. Karena beberapa orang yang Introvert merasa kepribadiannya itu mengganggu. Dia jadi sulit bergaul, berbicara dengan orang lain, dan lain sebagainya. Tapi pasti ada juga Introvert yang masih bisa bergaul dan berbicara dengan sangat lancar dengan orang lain pastinya. Karena itu gue membagi Introvert menjadi 3, Yaitu Atas, Menengah, dan Bawah.


1. Atas. Kerpibadian Introvert yang dimiliki oleh seseorang tapi tidak ditunjukan dengan lantang (jelas). Contohnya. Andi memiliki kepribadian Introvert. Tapi dia masih bisa bergaul dengan temannya, masih bisa berbicara di depan umum, dan lain sebagainya. Bedanya dengan Ekstrovert. Andi akan cenderung cepat jenuh dengan semua itu dan seringkali meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Jadi, bisa dibilang tingkat Introvert Ringan. Mungkin kalian pernah lihat seseorang yang awalnya pendiam, kemudian cas cis cus bicaranya. Kemudian dia diam seribu bahasa lagi.

2. Menengah. Kerpibadian Introvert yang dimiliki oleh seseorang tapi hanya menunjukannya secara setengah-setengah. Contohnya, Judika. Disaat dibutuhkan untuk berbicara, dia berbicara sesuai dengan kapasitasnya. Tapi begitu dia tidak diajak berbicara, Judika lebih baik memilih untuk diam. Jadi, jenis Introvert ini hanya menunjukan dirinya ketika dibutuhkan, jika sudah selesai dia akan kembali menjadi Introvert.

3. Bawah. Kepribadian Introvert yang dimiliki oleh seseorang secara keselurah dalam kehidupan yang dijalaninya. Contohnya, Ragi. Dia di tempat umum dan di rumah. Dia lebih sering sendirian. Jika diajak berbicara. Ragi hanya berbicara secukupnya tanpa ada tambahan atau sanggahan. Jadi kepribadian Introvert Berat yang cenderung hidup dalam dirinya dan pikirannya sendiri.


Itu 3 klasifikasi Introvert menurut gue (kalau ada kesalahan, mohon koreksi dan masukannya). Jadi dimanakah gue? Gue lebih cenderung bagian menengah. Gue masih bisa bergaul tapi ya seadanya aja. Kalau diajak jalan ayo, kalau diajak nonton ya ayo, dan lain sebagainya. Tapi gue cenderung akan diam kalau memang gue gak diajak berbicara atau bercanda. Tapi sesungguhnya gue mau banget bisa ngobrol dan ngocol sama orang. Tapi entah kenapa agak terhalang aja. Terhalang dengan apa? Pemikiran-pemikiran gue sendiri. Gue kadang mau joke (ngelawak) tapi gue mikir kemakan gak ya lawakan gue, pantes gak ya sama gue lawakannya, dan lain sebagainya. Hingga lawakan gue jadinya garing dan gak jadi gue keluarin karena kelamaan mikirnya.

Gak enaknya jadi Introvert itu. Lu kadang kala gak bisa mengungkapkan perasaan lu ke orang lain. Meskipun bisa, tapi gak bisa secara gamblang alias jelas. Mau nyampein A kadang malah B yang didengar orang lain. Mau nyampein A malah 1/2 dari A yang kesampaian. Makanya Introvert itu sering kali Jomblo... hahahaha. Iya, bener. Kadang kita suka sama orang dan ingin banget jadi temen atau bahkan pasangannya. Tapi gak bisa  ngungkapin. Hanya bisa melihat dari jauh dan hanya sebatas khayalan dalam pikiran semata bila si itu jadi temen atau pasangan. Gue kasih contoh. Mungkin ini pengakuan jujur gue. Gue gak akan pakai inisial lagi dan gue dengan gamblang akan sebut namanya. Jadi gue lagi naksir, suka, dan mungkin jatuh cinta sama seseorang. Dia adalah senior gue di Psikologi UIN. Beda 1 angkatan aja sama gue. Dia wisudanya bareng sama gue. Gue mulai naksir ketika gladiresik wisuda kemarin. Cantik memang orangnya, tapi gue gak melihat wajahnya. Gue melihat tatapan matanya. Gue melihat sesuatu di dalam pandangan matanya. Saat foto untuk fakultas dengan menggunakan toga, gue lihat gaya dia dan gue langsung gemes pengen cubit pipinya. Dan sampai hari ini gue masih naksir dan mungkin jatuh cinta sama senior gue itu. Namanya Sayyida Q. Gue gak bisa ngungkapin perasaan gue sampai detik ini. Padahal gue ada nomor WhatsAppnya. Tapi gue belum berani. Gue takut ditolak. Gue gak mau bilang ngajak pacaran buat senang-senang aja. Tapi gue mau ngajak dia untuk membantu gue membangun masa depan hingga tua. Ceilah. oke itu sempilan curhatan gue.


Lanjut. Gak enaknya jadi Introvert selanjutnya itu. Lu punya temen. Tapi sering kali lu gak diajak mereka senang-senang. Saat mereka nonton lu gak diajak. Saat ketemuan juga gak diajak. Kenapa? Karena kurang deket yang diakibatkan lu dianggap kurang seru. Lu kebanyakan diem dan agak susdah diajak untuk sekedar ngobrol atau ngelawak. Makanya seringkali Introvert itu kemana-mana sendirian, mau ini dan itupun sendirian. Dari 3 hal yang gue ceritakan itu, merupakan pengalaman gue sendiri. Tapi bukan berarti semua orang Introvert mengalami hal yang serupa. Tergantung bagaimana mereka mengendalikan kepribadiannya sendiri dan memunculkannya sebagai suatu perilaku.


Orang pemalu dan pendiam belum tentu juga Introvert. Kenapa? Karena malu karena kita belum terbiasa dengan suasana sekitar dan belum siap diri. Dan semua tipe kepribadian juga akan mengalami hal serupa. Dan tergantung bagaimana mereka akan bersikap. Dan pendiam pun belum tentu Introvert. Karena kadang diam karena memang tidak ingin berbicara atau memang bicaranya tidak banyak alias tidak cerewet. Dan ingat ya. Introvert itu bukan berarti dia pendiam yang kemudian menjadi pembunuh atau teroris. Introvert kadang diam karena mereka punya "kehidupan sendiri" dalam pikiran mereka yang kadang orang lain yang berbeda jenis kepribadian bingung. Mereka lebih suka berimajinasi dengan diri dan sekitarnya. Dan imajinasinya itu bisa jadi sebuah karya seperti buku dan lukisan. Kalau yang pendiam dan tertutup yang ujungnya jadi teroris dan pembunuh. Awalnya mereka normal. Tapi semua itu berubah semenjak mereka terdoktrin dan kena brainwash alias cuci otak dengan paham dan pendapat yang radikal. Jadi semua hal itu tertanam dan menganggap lingkungannya gak baik dan tidak sesuai dengan paham baru mereka. Jadilah mereka tertutup dan pendiam. Jadi bukan Introvert.


Oke. Sekian post sok tahu gue ini hahaha... Kalau ada tambahan lain. Gue akan bikin part 2-nya. Kalau ada kesalahan dan kekurangan. Gue mohon koreksi dan kritik sarannya. Gue juga masih dalam tahap belajar juga. Dan pernyataan gue itu mudah-mudahan dibaca orangnya langsung.. hahahaha (ngarep banget lu). Jika ada pertanyaan dan rekues. Silahkan dikomentar aja ya. Kalau mau tanya-tanya soal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Silahkan komen juga. Untuk cara daftar jadi mahasiswa, tes toefl dan toafl, dan lain-lainnya silahkan serach aja blog gue. Kalau gak ada silahkan tanya dan kalau perlu gue akan bikin pos sendiri. See You Soon.... :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOEFL dan TOAFL UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Psychopath Story (Naskah Drama)

Pengalaman Gw Dengan Pelajaran Olahraga Sekolah