Kisah Hidup Seorang Lelaki
Namaku Anto Sudrajat,Inilah kisahku, dimulai dari sini. Dulu
aku tinggal di sebuah tempat di Jakarta. Waktu aku kecil ada tetangga
baru. Mereka mempunya seorang anak perempuan bernama Mirna Dianti. Saat pertama
aku melihatnya aku langsung jatuh hati,padahal umurku baru 3 tahun sebaya
dengan dia. Saat umurku 12 tahun orang tua Mirna meninggal karena kecelakaan
pesawat disaat ia masuk ke SMP. Beberapa hari ia tidak masuk ke sekolah barunya
itu, ia terus menangis karena ia sebatang kara. Tetapi itu tidak lama terjadi, neneknya
dari Semarang datang dan menemani Mirna di Jakarta.
Karena ia hanya tinggal bersama neneknya aku mulai benar-benar memperhatikan dia. Aku mulai mendekatinya dan mengajak ngobrol. Semenjak itu aku dan Mirna menjadi Sahabat. Umurku beranjak menjadi 18 tahun aku mulai masuk Universitas. Aku mulai memberanikan diriku untuk menembak Mirna, dan akhirnya Mirna menerimaku. Saat itu aku senang sekali. Lima tahun berselang akhirnya aku mencoba kejenjang selanjutya yaitu pernikahan. Aku melamar Mirna, dan neneknya yang satu-satunya keluarga Mirna menerima cucunya untuk aku nikahi. Di umurku yang ke 23 tahun aku akhirnya menikahi Mirna.
Karena ia hanya tinggal bersama neneknya aku mulai benar-benar memperhatikan dia. Aku mulai mendekatinya dan mengajak ngobrol. Semenjak itu aku dan Mirna menjadi Sahabat. Umurku beranjak menjadi 18 tahun aku mulai masuk Universitas. Aku mulai memberanikan diriku untuk menembak Mirna, dan akhirnya Mirna menerimaku. Saat itu aku senang sekali. Lima tahun berselang akhirnya aku mencoba kejenjang selanjutya yaitu pernikahan. Aku melamar Mirna, dan neneknya yang satu-satunya keluarga Mirna menerima cucunya untuk aku nikahi. Di umurku yang ke 23 tahun aku akhirnya menikahi Mirna.
Dua tahun berselang setelah pernikahanku, yang akhirnya Mirna
memberikanku seorang anak yang kuberi nama Rina Sudrajat. Tetapi setelah melahirkan, kondisi
Mirna tak kunjung membaik. Dia koma di rumah sakit. Kata dokter ia menderita
penyakit saat melahirkan. Yang bikin aku heran Mirna tak pernah cerita tentang
penyakitnya itu. Dua minggu telah berlalu, Mirna menghembuskan nafas
terakhirnya. Sebelum meninggal ia berpesan kepadaku "Mas,kalau aku pergi
tolong jaga anak kita baik-baik dan bila kamu tidak tahan sendirian kamu boleh
menikah lagi ". "Tapi Mirna ?" jawabku, "Tak apa Mas, bila kamu
bahagia akupun ikut bahagia" .Itulah pesan terakhir Mirna kepadaku. Tiga tahun
terlampaui, hatiku masih berkabung tetapi aku harus tetap tabah. Umur Rina mulai
beranjak menjadi 7 tahun,ia mulai masuk SD.
Aku senang di akhirnya bersekolah. Aku mendekati seorang wanita yang sifatnya hampir sama dengan istriku dulu yaitu Sinta Dewi Anggraini. Aku mulai berpacaran dengannya dan berlanjut kepelaminan .Anakku dan ibuku dari Mirna merestuinya. Dan akhirnya aku menikah.Rina akhirnya masuk ke SMA. Saat kelas 2 SMA dia menjadi berubah sekali setelah memasuki geng di sekolah dengan paksaan kelas 3. Dia menjadi nakal, sering pulang malam.dan lain-lain. Yang membuat ku tambah sedih adalah istriku yang kedua meninggal dunia. Aku membawa Rina ke rumah ibuku di Yogyakarta untuk melupakan istriku sekaligus untuk merubah sifat Rina.
Aku senang di akhirnya bersekolah. Aku mendekati seorang wanita yang sifatnya hampir sama dengan istriku dulu yaitu Sinta Dewi Anggraini. Aku mulai berpacaran dengannya dan berlanjut kepelaminan .Anakku dan ibuku dari Mirna merestuinya. Dan akhirnya aku menikah.Rina akhirnya masuk ke SMA. Saat kelas 2 SMA dia menjadi berubah sekali setelah memasuki geng di sekolah dengan paksaan kelas 3. Dia menjadi nakal, sering pulang malam.dan lain-lain. Yang membuat ku tambah sedih adalah istriku yang kedua meninggal dunia. Aku membawa Rina ke rumah ibuku di Yogyakarta untuk melupakan istriku sekaligus untuk merubah sifat Rina.
Aku kembali ke Jakarta dan dua tahun kemudian Rina lulus dan
melanjutkan ke Universitas. Satu tahun di Jkarta aku mulai sakit-sakitan.Aku
mencoba periksakan kedokter dan dokter bilang aku kena penyakit jantung. Tubuhku
mulai lemah dan aku dibawa ke rumah sakit oleh anakku. Entahlah tapi aku merasa
akan pergi selamanya jadi aku tinggalkan sepucuk surat." Untuk Rina anakku
tercinta,ayah merasa ayah bahagia akhirnya kamu dapat berubah dan bisa masuk
universitas.Tetapi kamu jangan cepat menyerah terus berjuang dan dapatkan suami
yang terbaik bagimu. Saat kamu membaca ini mungkin ayah sudah tiada. Tapi kamu
jangan bersedih nanti ayah ikut sedih juga. Ayah ingin kamu senang karena ayah
akan bersama kedua ibumu disana, jadi tetaplah tegar. Dari ayahmu tercinta".
Dua minggu berselang akhirnya aku menghembuskan nafas terakhirku." Selamat
tinggal Rina, jaga dirimu baik-baik".itulah pesan terakhirku.
Ini adalah karangan gw saat duduk di bangku SMP kelas IX. Gw post cerita ini cuma iseng aja, tapi banyak yang baca dulu dan tidak ada komentar. See You Soon
Komentar
Posting Komentar