Slayers : The Assassasin's Organization

Slayers adalah organisasi yang dibuat oleh Van Diesel, anak dari keturunan Belanda dan Indonesia. Saat itu ia mendirikan organisasi ini, ia masih berumur 32 tahun. Didirikan pada tahun 1771 saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Saat itu VOC sedang gencar-gencarnya korupsi yang membuat ayah Diesel di pecat karena menentang petinggi VOC yang korupsi. Ayah Diesel pun dibunuh karena ditakutkan akan melapor kepada Ratu Belanda. Ia merasa sangat marah akan kematian ayahnya itu. Dia mulai merencanakan pembalasan dendam kepada VOC. Mula-mula dia mengumpulkan para pemuda yang sebagian besar berasal dari kaum pribumi yang sangat membenci pendudukan Belanda. Dia mulai melatih para penduduk pribumi itu dengan keahlian yang ia pelajari dari kecil seperti beladiri dan buku yang ia baca. Dengan hanya bermodalkan pisau dan pedang ia mulai merencanakan penyerangan markas VOC yang berada di Batavia.


Dia menggunakan taktik geriliya. Satu demi satu penjaga tumbang oleh lemparan pisau para penduduk pribumi tersebut. Diesel muali menyelinap ke dalam kantor VOC. Hingga akhirnya ia sampai di tempat Jacob Mossel (Gubernur Jendral VOC saat itu). Tetapi usaha Van Diesel gagal, karena banyaknya tentara terlatih Belanda yang mengalahkannya. Hingga akhirnya Van Diesel dan penduduk pribumi yang membantunya di hukum mati di depan kantor VOC keesokan harinya di depan masyarakat umum. Sebelum di hukum mati, Jacob mengizinkan Diesel untuk mengucapkan kalimat terakhirnya, dan Diesel berkata (dalam Bahasa Belanda), "Organisasi yang sudah ku buat tidak akan berhenti sampai disini, tapi suatu saat nanti akan ada yang meneruskannya, hingga negara ini tentram dan damai bagi seluruh masyarakat di dunia."


Organisasi ini ternyata benar-benar berlanjut, dimulai dari Jaka Soedimara yang merupakan warga pribumi dan juga merupakan pelayan di rumah Van Diesel yang berusia 20 tahun mulai melakukan pemberontakan terhadap VOC secara kecil-kecilan hingga tahun 1810 dengan mengatas namakan Slayers. Kemudian di lanjutkan oleh anak dari Jaka yaitu Soemari Soedimara pada tahun 1811-1849. Hingga akhirnya keduanya juga mengalami kematian yang tragis akibat pemberontakan dan pembunuhan kepada beberapa petinggi VOC. Sampai tahun 1900 belum ada yang melanjutkan organisasi tersebut karena banyak rakyat pribumi yang takut terhadap Belanda dan tidak ada yang mau memimpin lagi organisasi tersebut. Semua pahlawan kemerdekaan menolak untuk menjadi pemimpin Slayers.


Hingga pada tahun 1913, muncul Abraham Van Willem keturunan Inggris dan Belanda yang datang ke Indonesia untuk membantu rakyat Indonesia untuk kemerdekaannya dan juga tidak suka dengan penjajahan yang kejam serta dia adalah pembunuh ahli di negaranya yang sudah banyak membunuh beberapa petinggi Eropa yang sangat sulit ditangkap oleh penegak hukum di seluruh Eropa.


Dia mengajukan diri menjadi pemimpin Slayers, dia mengetahui Slayers dari cerita pedagang-pedagang internasional yang singgah dari Indonesia. Dia mulai merekrut warga pribumi dan keturunan untuk berperang melawan Belanda, sebagian besar dari mereka banyak yang memeiliki keahlian dalam menggunakan senjata api dan tajam. Hingga tahun 1945, banyak petinggi Belanda yang mati oleh Slayers, bahkan membuat repot beberapa Gubernur Jendral Belanda seperti A.W.F. Idenburg, Johan Paul van Limburg Stirum, Dirk Fock, Andries Cornelis Dirk de Graeff, Bonifacius Cornelis de Jonge dan A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Tidak hanya sebatas Belanda saja, pada saat pendudukan Jepang banyak penguasa asal Jepang yang jatuh dan mulai membuat Jepang kualahan hingga Hitoshi Imamura (Gubernur Militer Jepang di Jawa tahun 1942-1944) memberikan perintah untuk mencari anggota dari Slayers.


Shigeichi Yamamoto saat kepemimpinan terakhirnya, di pulau Jawa dia mengaku kualahan mengahadapi Slayers yang mulai berdampak di Jepang dengan mulai menyebarnya ideologi dari Slayers hingga muncul Sun Slayers yang tidak bertahan lama. Abraham mendapat julukan Terror, karena banyak yang merasa terancam dengan Abraham yang suka membunuh dengan kecepatan yang luar biasa tanpa adanya tanda-tanda kehadirannya. Abraham meninggal tahun 1948 pada saat dia berumur 53 tahun akibat kanker.


Tahun 1949 diangkatlah Sekar Soemartini, yang merupakan perempuan berusia 25 tahun yang memiliki kecepatan yang hampir sama dengan Abraham dalam membunuh. Banyak target yang mati saat Sekar memimpin meskipun bukan petinggi negara seperti anggota PKI. Hingga tahun 1979, Sekar mengundurkan diri karena ingin merawat keluarganya dan dia menunjuk Roedi Prabawa sebagai penerusnya yang saat itu berusia 21 tahun dan terus memimpin hingga sekarang sampai menemukan penggantinya. Dan perkataan dari Van Diesel ternyata terbukti dengan masih berdirinya Slayers sampai sekarang meskipun sekarang menjadi organisasi tersembunyi dan sedang mengawasi Indonesia hingga sekarang.


Segitu dulu ceritanya, bila ada nama dan tempat yang terdapat di cerita ini yang memiliki kesamaan dan merasa tersinggung saya mohon maaf sebesar-besarnya. Nama dan tempat tersebut memang ada kecuali nama para assassin atau pembunuh dari Slayers dan organisasi Slayers yang tidak pernah ada. Serta cerita ini hanya fiksi belaka dan tidak pernah ada sesungguhnya dan hanya karangan saya pribadi. Cerita ini akan berlanjut dengan judul,"Slayers : The Future of Slayers Begin" serta besok mungkin saya akan menulis cerita kelanjutan dari Silver Eagle atau Dark Shadow yang sudah ada judul kelanjutannya dengan cerita yang sudah saya pikirkan dari kemarin. Mungkin juga akan menulis cerita baru dari super hero lainnya yang 100% karangan gw sendiri dan cerita karangan lainnya yang 100% karangan gw juga. Dan juga cerita kehidupan gw yang sudah lama tidak gw tulis di sini yang mungkin besok gw tulis. See You Tomorrow :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TOEFL dan TOAFL UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Psychopath Story (Naskah Drama)

Pengalaman Gw Dengan Pelajaran Olahraga Sekolah