Night Dragon
Dahulu kala benua terbesar di bumi yang bernama Pangea akhirnya terpecah menjadi lima benua. Di lima benua yang baru tersebut hidup lima suku yang paling besar diantara suku lain yang mendiami daerah tersebut. Suku pertama bernama Wakai yang berada di benua Asia tetapi menyebutnya sebagai Raisia. Suku kedua dan ketiga yang mendiami masing-masing benua Amerika dan Eropa adalah suku Indiano dan Westior yang menyebut benua mereka sebagai Ameno dan Bruepo. Sedangkan suku besar yang keempat dan kelima yang berada di Australia dan Afrika adalah Amboomber dan Juseto yang mendiami wilayah Hausan dan Frikan. Ke lima suku besar tersebut sering bertarung stu dengan yang lainnya untuk memperebutkan wilayah yang terjadi selama bertahun-tahun.
Kemudian muncul sesosok pria yang menamai dirinya sebagai Soul mencoba menjadi penengah bagi kelima suku tersebut. Tetapi usaha itu gagal, karena ke egoisan masing-masing suku. Karena ke gagalan itu, Soul pergi menyamar untuk merekrut masing-masing orang dari kelima suku tersebut secara diam-diam dan memilihnya dengan persaan bahwa dia mendapatkan orang yang tepat dan bisa diajak kerjasama. Setelah mendapatkan kelima orang tersebut, dia membawa mereka ke tempat yang sangat rahasia. Dia mengatakan membutuhkan bantuan mereka untuk mendamaikan kelima suku tersebut sebelum akan benar-benar membuat kekacauan yang berkelanjutan hingga di masa depan. Kelima orang yang telah dipilihnya itu setuju, mereka juga merasa muak dengan kelakuan sukunya yang selalu saja konflik.
Soul kemudian memberikan mereka berlima cincin yang katanya berasal dari ruh naga-naga legendaris yang hidup ratusan tahun yang lalu. Cincin itu memiliki kekuatan elemen yang berbeda di masing-masing cincinya. Dia mengatakan bahwa dengan ini mereka bisa menghentikan perang tersebut. Orang yang dari suku Wakai mendapatkan kekuatan elemen api, orang dari Indiano dan Westior mendapatkan elemen tanah dan angin serta Amboomber dan Juseto dengan elemen air dan petir. Kelima cicin itu memiliki kekuatan tidak terbatas. Dan akhirnya mereka mengunkana cincin itu untuk mendamaikan kelima suku. Dan saat perang yang sangat besar terjadi yang melibatkan seluruh orang dari masing-masing suku, kelima orang terpilih itu datang menggunakan cicin yang dengan bepakaian tidak sesuai dengan jamannya.
Dan merekapun berhasil mendamaikan kelima suku tersebut. Kelima orang itu kemudian menghilang lagi. Mereka sebenarnya kembali ke tempat rahasia dimana mereka dikumpulkan dulu. Bertahun-tahun mereka disana dan tidak mengalami penuaan sedikit pun. Mereka juga masih melindungi orang-orang dan menjaga perdamaian. Soul mengatakan bahwa dia harus pergi dan tak akan kembali. Sebelum pergi, dia mengatakan bahwa cicin itulah yang membuat mereka tidak menua dan menjadi immortal. Selain itu jika mereka melepaskan cicin itu umur mereka akan kembali berjalan seperti biasanya. Sebelum pergi Soul berpesan untuk menjaga cicin tersebut. Soul pun akhirnya pergi, kelima orang ini akhirnya keluar dari tempat rahasia dan hidup sepert biasa kembali.
Mereka juga tetap menjadi pahlawan yang menjaga perdamaian. Hingga suatu hari, orang yang berasal dari suku Juseto mengatakan ingin hidup normal kembali dan melepaskan cincinnya, dia merasa bahwa sudah cukup tugasnya selama ini. Kemudian diikuti orang dari suku Wetior, Amboomber dan Indiano. Hanya tinggal orang dari suku Wakai yang masih bertahan hingga kini. Dia menyimpan keempat cincin lainnya dan tidak pernah menggunakan cincin yang lain. Dia juga sepertinya sudah berhenti menjadi seorang pahlawan meskipun masih memakai cincin tersebut. Tidak ada yang tahu tentang keberadaannya sekarang, ada yang bilang dia sudah melepaskan cincinnya dan hidup normal, ada yang bilang dia sudah meninggal sejak dulu setelah melepaskan cincinnya dan ada juga yang bilang dia bersembunyi dan menceritakan sejarahnya ini.
Kemudian muncul sesosok pria yang menamai dirinya sebagai Soul mencoba menjadi penengah bagi kelima suku tersebut. Tetapi usaha itu gagal, karena ke egoisan masing-masing suku. Karena ke gagalan itu, Soul pergi menyamar untuk merekrut masing-masing orang dari kelima suku tersebut secara diam-diam dan memilihnya dengan persaan bahwa dia mendapatkan orang yang tepat dan bisa diajak kerjasama. Setelah mendapatkan kelima orang tersebut, dia membawa mereka ke tempat yang sangat rahasia. Dia mengatakan membutuhkan bantuan mereka untuk mendamaikan kelima suku tersebut sebelum akan benar-benar membuat kekacauan yang berkelanjutan hingga di masa depan. Kelima orang yang telah dipilihnya itu setuju, mereka juga merasa muak dengan kelakuan sukunya yang selalu saja konflik.
Soul kemudian memberikan mereka berlima cincin yang katanya berasal dari ruh naga-naga legendaris yang hidup ratusan tahun yang lalu. Cincin itu memiliki kekuatan elemen yang berbeda di masing-masing cincinya. Dia mengatakan bahwa dengan ini mereka bisa menghentikan perang tersebut. Orang yang dari suku Wakai mendapatkan kekuatan elemen api, orang dari Indiano dan Westior mendapatkan elemen tanah dan angin serta Amboomber dan Juseto dengan elemen air dan petir. Kelima cicin itu memiliki kekuatan tidak terbatas. Dan akhirnya mereka mengunkana cincin itu untuk mendamaikan kelima suku. Dan saat perang yang sangat besar terjadi yang melibatkan seluruh orang dari masing-masing suku, kelima orang terpilih itu datang menggunakan cicin yang dengan bepakaian tidak sesuai dengan jamannya.
Dan merekapun berhasil mendamaikan kelima suku tersebut. Kelima orang itu kemudian menghilang lagi. Mereka sebenarnya kembali ke tempat rahasia dimana mereka dikumpulkan dulu. Bertahun-tahun mereka disana dan tidak mengalami penuaan sedikit pun. Mereka juga masih melindungi orang-orang dan menjaga perdamaian. Soul mengatakan bahwa dia harus pergi dan tak akan kembali. Sebelum pergi, dia mengatakan bahwa cicin itulah yang membuat mereka tidak menua dan menjadi immortal. Selain itu jika mereka melepaskan cicin itu umur mereka akan kembali berjalan seperti biasanya. Sebelum pergi Soul berpesan untuk menjaga cicin tersebut. Soul pun akhirnya pergi, kelima orang ini akhirnya keluar dari tempat rahasia dan hidup sepert biasa kembali.
Mereka juga tetap menjadi pahlawan yang menjaga perdamaian. Hingga suatu hari, orang yang berasal dari suku Juseto mengatakan ingin hidup normal kembali dan melepaskan cincinnya, dia merasa bahwa sudah cukup tugasnya selama ini. Kemudian diikuti orang dari suku Wetior, Amboomber dan Indiano. Hanya tinggal orang dari suku Wakai yang masih bertahan hingga kini. Dia menyimpan keempat cincin lainnya dan tidak pernah menggunakan cincin yang lain. Dia juga sepertinya sudah berhenti menjadi seorang pahlawan meskipun masih memakai cincin tersebut. Tidak ada yang tahu tentang keberadaannya sekarang, ada yang bilang dia sudah melepaskan cincinnya dan hidup normal, ada yang bilang dia sudah meninggal sejak dulu setelah melepaskan cincinnya dan ada juga yang bilang dia bersembunyi dan menceritakan sejarahnya ini.
Itu adalah cerita yang setiap tahunnya aku dengarkan dari seorang tetangga ku yang tinggal di depan rumah ku yang bernama Fredikson. Sebenarnya dia menceritakan kisah itu sejak usiaku 4 tahun. Namaku Jaka Sutrisna. Namanya Sunda sekali bukan, aku sebenarnya lahir di Bandung, kota kelahiran ayahku. Tetapi setelah kelahiran ku, ayahku meninggal saat tugas di Palestina menjadi seorang TNI. Ibuku memutuskan untuk pindah dari Bandung menuju kota kelahirannya, Ambon di Maluku.
Sebenarnya rumah kami yang berada di Ambon sudah lama dibeli oleh ayahku tetapi dia mengatakan kita semua akan pindah ke Ambon kalau dia sudah pensiun jadi TNI. Tapi dia meninggal saat tugas di Palestina untuk menjadi penengah, hingga akhirnya ibuku memutuskan untuk pindah ke Maluku. Dengan menjual rumah yang berada di Bandung, ibuku memutuskan pindah sebulan setelah ayah meninggal. Sekarang usiaku sudah 20 tahun, aku tinggal di perumahan Future Life di Ambon, kalian tahu sekarang tahun berapa ?, yah sekarang sudah tahun 2014. Kegiatan ku sekarang adalah kuliah dan bermain band. Benar sekali, band yang beraliran pop dan slow rock. Band yang terbentuk hampir 1,5 tahun yang lalu.
Band yang terdiri dari aku sebagai vokalis, dan dua pasang pria dan wanita. Kenapa aku menyebutnya dua pasang ?, yah, empat anggota band ku, mereka istilahnya pacaran. Dua orang dari mereka adalah teman satu kelas di sebuah universitas swasta di Ambon yaitu Universitas Internasional Maluku. Mereka adalah Banyu Wirya asli Jawa dan merupakan perantau dan bassist serta Nurul Putri asli Sumatera dan dia sebagai gitaris, mereka satu jurusan dengan ku yaitu Sejarah.
Pacar dari Banyu yaitu Intan Dwi asli Ambon, dia sebagai gitaris dan kuliah di universitas yang sama dengan jurusan Kimia serta Dewa Purnama asli Jawa pacar dari Nurul yang merupakan Drummer dan kuliah di universitas yang sama juga dengan jurusan Olahraga. Saat ini kami sedang latihan band dan nama band kami adalah Andromeda.
Saat ini juga kami sedang libur untuk persiapan menuju tahun ketiga kami kuliah. "Dengan selesainya lagu ke dua belas kita, kita sepertinya siap untuk mencari perusahaan rekaman", ujar ku. "Yah, tapi kita harus cepat mencarinya, kalian tahukan kalau sekarang band sedang laku di masyarakat jadi banyak perusahaan rekaman sedang memburu band berkualitas", kata Banyu saat menaruh bass.
Sambil berjalan keluar studio yang berada di samping rumah ku, Dewa diikuti oleh kami beempat berkata, "Jangan lupa besok kita jadi jalan ke mall, sekalian liaht-lihat alat musik untuk menunjang band kita". Kami semua menjawab secara berbarengan, "Ok". Mereka mulai memasuki mobil Dewa saat Nurul mengatakan, "Bagaimana kabar Adinda Kartika, kau masih menyukainya kan ?". Di sodorkan pertanyaan itu aku bingung menjawabnya, mereka berempat terhenti dan memandangku seperti ingin aku segera menjawabnya, "Besok saja", jawab ku.
Setelah mereka pergi, aku melihat Paman Fredrikson sedang memotong rumput halaman depan rumahnya. "Hei Paman", kata ku. "Oh kamu, habis latihan band ?", kata Paman. "Iya", ujar ku singkat. "Bila kau terkenal nanti, jangan lupa kalau aku adalah fans pertama Andromeda", katanya sambil tertawa. "Tenang saja, aku sudah siapkan semuanya", ujarku juga sambil tertawa. "Omong-omong, aku masih tertarik melihat cincin yang paman kenakan, entah mengapa ada yang menarik dengan cincin itu", kata ku. "Cincin ini ?, saat ku ceritakan kisah lima pejuang itu, kau menjadi tertarik dengan cincin ini", katanya. "Iya seperti itu", kata ku. "Mungkin suatu saat nanti kau akan memiliki cincin ini, karena tidak ada lagi keluarga ku", katanya sambil bersedih melihat cincin yang ada di jari manis di tangan kanannya.
"Suatu saat nanti", ujarku sambil tersenyum. "Oh iya, aku harus membantu ibu ku membersihkan rumah, aku sudah berjanji membantunya setelah latihan band", kata ku dengan kagetnya setelah mengingat itu. "Yasudah, pergi sana. Nanti ibumu bisa marah", kata paman. "Baiklah kalau begitu, permisi paman", kataku sambil berjalan menuju rumah. "Ya..ya..ya.. pergilah", kata paman sambil mengambil gunting rumput untuk kembali memotong rumput di halamannnya.
Sebenarnya rumah kami yang berada di Ambon sudah lama dibeli oleh ayahku tetapi dia mengatakan kita semua akan pindah ke Ambon kalau dia sudah pensiun jadi TNI. Tapi dia meninggal saat tugas di Palestina untuk menjadi penengah, hingga akhirnya ibuku memutuskan untuk pindah ke Maluku. Dengan menjual rumah yang berada di Bandung, ibuku memutuskan pindah sebulan setelah ayah meninggal. Sekarang usiaku sudah 20 tahun, aku tinggal di perumahan Future Life di Ambon, kalian tahu sekarang tahun berapa ?, yah sekarang sudah tahun 2014. Kegiatan ku sekarang adalah kuliah dan bermain band. Benar sekali, band yang beraliran pop dan slow rock. Band yang terbentuk hampir 1,5 tahun yang lalu.
Band yang terdiri dari aku sebagai vokalis, dan dua pasang pria dan wanita. Kenapa aku menyebutnya dua pasang ?, yah, empat anggota band ku, mereka istilahnya pacaran. Dua orang dari mereka adalah teman satu kelas di sebuah universitas swasta di Ambon yaitu Universitas Internasional Maluku. Mereka adalah Banyu Wirya asli Jawa dan merupakan perantau dan bassist serta Nurul Putri asli Sumatera dan dia sebagai gitaris, mereka satu jurusan dengan ku yaitu Sejarah.
Pacar dari Banyu yaitu Intan Dwi asli Ambon, dia sebagai gitaris dan kuliah di universitas yang sama dengan jurusan Kimia serta Dewa Purnama asli Jawa pacar dari Nurul yang merupakan Drummer dan kuliah di universitas yang sama juga dengan jurusan Olahraga. Saat ini kami sedang latihan band dan nama band kami adalah Andromeda.
Saat ini juga kami sedang libur untuk persiapan menuju tahun ketiga kami kuliah. "Dengan selesainya lagu ke dua belas kita, kita sepertinya siap untuk mencari perusahaan rekaman", ujar ku. "Yah, tapi kita harus cepat mencarinya, kalian tahukan kalau sekarang band sedang laku di masyarakat jadi banyak perusahaan rekaman sedang memburu band berkualitas", kata Banyu saat menaruh bass.
Sambil berjalan keluar studio yang berada di samping rumah ku, Dewa diikuti oleh kami beempat berkata, "Jangan lupa besok kita jadi jalan ke mall, sekalian liaht-lihat alat musik untuk menunjang band kita". Kami semua menjawab secara berbarengan, "Ok". Mereka mulai memasuki mobil Dewa saat Nurul mengatakan, "Bagaimana kabar Adinda Kartika, kau masih menyukainya kan ?". Di sodorkan pertanyaan itu aku bingung menjawabnya, mereka berempat terhenti dan memandangku seperti ingin aku segera menjawabnya, "Besok saja", jawab ku.
Setelah mereka pergi, aku melihat Paman Fredrikson sedang memotong rumput halaman depan rumahnya. "Hei Paman", kata ku. "Oh kamu, habis latihan band ?", kata Paman. "Iya", ujar ku singkat. "Bila kau terkenal nanti, jangan lupa kalau aku adalah fans pertama Andromeda", katanya sambil tertawa. "Tenang saja, aku sudah siapkan semuanya", ujarku juga sambil tertawa. "Omong-omong, aku masih tertarik melihat cincin yang paman kenakan, entah mengapa ada yang menarik dengan cincin itu", kata ku. "Cincin ini ?, saat ku ceritakan kisah lima pejuang itu, kau menjadi tertarik dengan cincin ini", katanya. "Iya seperti itu", kata ku. "Mungkin suatu saat nanti kau akan memiliki cincin ini, karena tidak ada lagi keluarga ku", katanya sambil bersedih melihat cincin yang ada di jari manis di tangan kanannya.
"Suatu saat nanti", ujarku sambil tersenyum. "Oh iya, aku harus membantu ibu ku membersihkan rumah, aku sudah berjanji membantunya setelah latihan band", kata ku dengan kagetnya setelah mengingat itu. "Yasudah, pergi sana. Nanti ibumu bisa marah", kata paman. "Baiklah kalau begitu, permisi paman", kataku sambil berjalan menuju rumah. "Ya..ya..ya.. pergilah", kata paman sambil mengambil gunting rumput untuk kembali memotong rumput di halamannnya.
Ke esokan harinya, aku bangun pagi seperti biasanya dan segera berangkat menuju tempat pertemuan ku dengan teman-teman. Dengan memakai pakaian pergi seadanya aku segera menuju sepeda motor ku. "Jaka, kamu tidak makan dulu?", kata ibuku. "Nanti saja bu, aku buru-buru", jawab ku. "Yasudah, hati-hati dijalan", kata ibuku. "Baik bu", jawab ku. Aku pun berangkat menuju mall tempat pertemuan. Sesampainya disana, aku langsung memarkirkan sepeda motor di tempat parkir dan menuju tempat makan yang biasa kami singgahi. "Hai", kata ku saat jalan menuju tempat mereka. "Hai", jawab mereka bersamaan. "Jadi apa yang akan kita lakukan hari ini?", tanya Intan. "Kita akan pergi ke tempat penjualan alat musik", jawab Banyu. "Baiklah, apa yang kita tunggu, ayo kita kesana", kata Dewa.
Kami pun menuju tempat penjualan alat musik di mall tersebut, melihat-lihat dan aku memesan microphone yang disesuaikan dengan logo band Andromeda. Setelah beberapa jam berkeliling di tempat itu, kami memutuskan untuk latihan band di studio dirumah ku tempat biasa kami latihan. Sesampainya di sana, kami langsung latihan band seperti biasa. Hingga setelah latihan selesai, Nurul berkata kembali, "Jadi bagaimana jawaban mu tentang pertanyaan ku kemarin?". "Aku masih suka dengan dia, kau tahu aku dan dia sejak sd hingga kuliah berada di tempat yang sama",kata ku. "Tapi kenapa hingga sekarang kau diam saja, dan tidak melakukan apapun?", tanya Intan.
"Diakan sudah punya Bruce Dane, anak dari Amerika itu, dan dia sangat populer di universitas. Aku pasti kalah saing dengan dia", jawab ku. "Kalah ?, kata siapa. Mungkin suatu hari nanti dia yang akan kalah, kitakan punya Band Andromeda dan dengan band ini bisa saja kita jadi populer di Indonesia bahkan dunia", kata Dewa sambil tertawa dan kami semua mengikutinya. "Hei, kau katanya ingin mengenalkan kami kepada Paman Fredrikson?", kata Banyu. "Oh iya, aku sudah pernah bilang", jawab ku dengan kaget karena baru ingat hal itu. "Bagaimana kalau sekarang saja?, diakan tidak pergi keman-mana", kata Intan. "Baiklah kalau begitu, ayo kita kesana", kata ku.
Kami pun pergi kesana dan sesampainya disana, ada hal mencurigakan terjadi. Saat aku mengetuk pintu tidak ada yang menjawabnya. Aku pun mencoba membuka pintu dan ternyata tidak terkunci. Aku dan yang lainnya masuk dan memanggil nama Paman Fredrikson. Hingga akhirnya kami melihatnya di halaman belakang bersama pria berjubah putih dengan lambang naga di coret di dadanya. Kami memperhatikan dari jauh. Hingga akhirnya, pria jubah putih itu berubah menjadi manusia setengah monster dan menyerang Paman Fredrikson hingga dia terpental jauh. Saat aku dan yang lainnya mencoba menolong, dia menolak dan menyuruh kami menjauh.
Hingga akhirnya, dia berdiri sendiri dan mengelus cincinnya dan berubah menjadi sosok dengan api di tangannya dengan pakaian khas kesatria jaman dahulu. Pertarungan Paman Fredrikson dan Monster itu terjadi cukup cepat dan paman kalah. Monster itu kemudian pergi dan dia mengatakan akan kembali. Saat aku menghampiri Paman Fredrikson aku dan teman-teman ku merasa kaget dan bingung, dia mengatakan akan menceritakan semuanya saat dia berjalan menuju kami. Saat diruang tamu dia menjelaskan semuanya dari cerita yang selama ini dia ceritakan kepadaku ternyata adalah cerita tentang dirinya dan teman-temannya. "Kalian sekarang sudah tahu semuanya. Monster itu adalah Undragon dan merupakan musuh bebuyutan kami hingga akhirnya dia kalah dan menghilang.
Aku tidak tahu kalau dia menghilang untuk mengumpulkan kekuatannya kembali. Dia juga mencari keberadan ku dan teman-teman ku. Tapi memang hanya aku yang tersisa, karena mereka telah lama meninggal.", kata Paman Fredrikson. Aku dan teman-teman ku hanya diam dan bingung dengan kejadian tadi dan cerita dari Paman Fredrikson, hingga dia berkata, "Mungkin aku harus mencari pengganti ku, dan aku memilih kau Jaka.
"Dan teman-teman mu menggantikan posisi teman-teman ku, apakah kalian mau. Aku tahu ini terlalu mendadak, tapi sepertinya aku tidak sanggup lagi menghadapi Undragon sendiri, mengingat aku sudah tua", katanya. Aku dan yang lainnya masih diam dan tidak bisa menjawabnya. Hingga dia mengeluarkan peti kecil dan membukanya. Ternyata peti kecil itu berisi empat cincin lainnya. "Aku tidak butuh jawabannya sekarang, tapi asal kalian tahu mungkin umurku tidak akan lama. Jadi sosok ku yang tadi kalian lihat adalah Hell Fire, dan empat cincin lainnya milik dari The Rock, Wind Streak, The River dan Bolt. Mewakili kekuatan masing-masing. Aku akan menunggu jawaban kalian", kata Paman Fredrikson.
Aku dan teman-teman masih diam dan sepertinya shock dengan kejadian tadi, dan kami memutuskan untuk pergi dan pulang. Saat mau keluar aku mengatakan, "Aku akan membantumu bersih-bersih halaman belakang akibat kekacauan tadi, dan sambil membicarakan hal ini tentunya", kata ku. "Baiklah, aku akan menunggu mu besok", kata Paman.
Kami pun menuju tempat penjualan alat musik di mall tersebut, melihat-lihat dan aku memesan microphone yang disesuaikan dengan logo band Andromeda. Setelah beberapa jam berkeliling di tempat itu, kami memutuskan untuk latihan band di studio dirumah ku tempat biasa kami latihan. Sesampainya di sana, kami langsung latihan band seperti biasa. Hingga setelah latihan selesai, Nurul berkata kembali, "Jadi bagaimana jawaban mu tentang pertanyaan ku kemarin?". "Aku masih suka dengan dia, kau tahu aku dan dia sejak sd hingga kuliah berada di tempat yang sama",kata ku. "Tapi kenapa hingga sekarang kau diam saja, dan tidak melakukan apapun?", tanya Intan.
"Diakan sudah punya Bruce Dane, anak dari Amerika itu, dan dia sangat populer di universitas. Aku pasti kalah saing dengan dia", jawab ku. "Kalah ?, kata siapa. Mungkin suatu hari nanti dia yang akan kalah, kitakan punya Band Andromeda dan dengan band ini bisa saja kita jadi populer di Indonesia bahkan dunia", kata Dewa sambil tertawa dan kami semua mengikutinya. "Hei, kau katanya ingin mengenalkan kami kepada Paman Fredrikson?", kata Banyu. "Oh iya, aku sudah pernah bilang", jawab ku dengan kaget karena baru ingat hal itu. "Bagaimana kalau sekarang saja?, diakan tidak pergi keman-mana", kata Intan. "Baiklah kalau begitu, ayo kita kesana", kata ku.
Kami pun pergi kesana dan sesampainya disana, ada hal mencurigakan terjadi. Saat aku mengetuk pintu tidak ada yang menjawabnya. Aku pun mencoba membuka pintu dan ternyata tidak terkunci. Aku dan yang lainnya masuk dan memanggil nama Paman Fredrikson. Hingga akhirnya kami melihatnya di halaman belakang bersama pria berjubah putih dengan lambang naga di coret di dadanya. Kami memperhatikan dari jauh. Hingga akhirnya, pria jubah putih itu berubah menjadi manusia setengah monster dan menyerang Paman Fredrikson hingga dia terpental jauh. Saat aku dan yang lainnya mencoba menolong, dia menolak dan menyuruh kami menjauh.
Hingga akhirnya, dia berdiri sendiri dan mengelus cincinnya dan berubah menjadi sosok dengan api di tangannya dengan pakaian khas kesatria jaman dahulu. Pertarungan Paman Fredrikson dan Monster itu terjadi cukup cepat dan paman kalah. Monster itu kemudian pergi dan dia mengatakan akan kembali. Saat aku menghampiri Paman Fredrikson aku dan teman-teman ku merasa kaget dan bingung, dia mengatakan akan menceritakan semuanya saat dia berjalan menuju kami. Saat diruang tamu dia menjelaskan semuanya dari cerita yang selama ini dia ceritakan kepadaku ternyata adalah cerita tentang dirinya dan teman-temannya. "Kalian sekarang sudah tahu semuanya. Monster itu adalah Undragon dan merupakan musuh bebuyutan kami hingga akhirnya dia kalah dan menghilang.
Aku tidak tahu kalau dia menghilang untuk mengumpulkan kekuatannya kembali. Dia juga mencari keberadan ku dan teman-teman ku. Tapi memang hanya aku yang tersisa, karena mereka telah lama meninggal.", kata Paman Fredrikson. Aku dan teman-teman ku hanya diam dan bingung dengan kejadian tadi dan cerita dari Paman Fredrikson, hingga dia berkata, "Mungkin aku harus mencari pengganti ku, dan aku memilih kau Jaka.
"Dan teman-teman mu menggantikan posisi teman-teman ku, apakah kalian mau. Aku tahu ini terlalu mendadak, tapi sepertinya aku tidak sanggup lagi menghadapi Undragon sendiri, mengingat aku sudah tua", katanya. Aku dan yang lainnya masih diam dan tidak bisa menjawabnya. Hingga dia mengeluarkan peti kecil dan membukanya. Ternyata peti kecil itu berisi empat cincin lainnya. "Aku tidak butuh jawabannya sekarang, tapi asal kalian tahu mungkin umurku tidak akan lama. Jadi sosok ku yang tadi kalian lihat adalah Hell Fire, dan empat cincin lainnya milik dari The Rock, Wind Streak, The River dan Bolt. Mewakili kekuatan masing-masing. Aku akan menunggu jawaban kalian", kata Paman Fredrikson.
Aku dan teman-teman masih diam dan sepertinya shock dengan kejadian tadi, dan kami memutuskan untuk pergi dan pulang. Saat mau keluar aku mengatakan, "Aku akan membantumu bersih-bersih halaman belakang akibat kekacauan tadi, dan sambil membicarakan hal ini tentunya", kata ku. "Baiklah, aku akan menunggu mu besok", kata Paman.
Pagi-pagi aku bangun, mandi kemudian pergi ke rumah Paman Fredrikson. Sesamipainya disana, aku melihat Paman Fredrikson sudah membersihkan bekas kekacauan kemarin. "Apa tidak ada yang curiga dengan kekacauan ini ?", tanya ku saat memasuki pekarangan belakang rumah Paman Fredrikson. "Tidak ada, kau tahukan kalau komplek perumahan di sini hanya rumah untuk tidur. Lagi pula penjaga keamanan disini meskipun ketat mereka tidak begitu mau ikut campur urusan penghuni sini.
"Mereka hanya menjaga keamanan saja", jawabnya dengan senyum. "Aku mau bertanya satu hal, apakah bila suatu saat nanti aku benar-benar harus memakai cincin itu, apakah akan ada yang mengikat dengan diriku mungkin semacam kontrak?", tanyaku sambil menyapu halaman. "Ada lima hal, tapi mungkin tidak bisa dibilang kontrak juga", jawabnya. "Apa saja ?", tanyaku penasaran. "Pertama, kau hanya bisa memakai satu cincin dan tidak bisa memakai cincin lainnya, artinya tidak bisa dikombinasikan dengan cincin kekuatan lainnya", katanya. "Lalu, apa lagi ?", tanya ku. "Kedua, kau akan diberikan keabadian. Ketiga kau bisa meninggal saat memakai cincin ini apabila kekuatan yang membuatmu meninggal itu lebih besar dari kekuatan cincin ini. Keempat, setelah melepas cincin ini kau tidak bisa memakainya lagi kecuali cincin ini mengijinkannya".
Dan yang terakhir, cincin ini hanya bisa dipakai oleh orang yang cincin ini pilih atau orang yang dulu pernah memakainnya dan orang yang dipercaya memberikan cincin ini", jawabnya dengan tegas. "Itu saja?, tidak terlalu memberatkan", jawabku mengetahui hanya itu saja kontraknya. "Itu saja, tidak kurang dan tidak lebih", jawab Paman Fredrikson. "Ibuku katanya akan membantu juga membersihkan halaman mu ini, saat aku menceritakan ingin membantumu membersihkan halaman rumahmu", kataku sambil tersenyum. "Baguslah, 3 orang lebih baik daripada dua", katanya sambil tertawa. Selama beberapa hari aku tidak bertemu dengan Paman Fredrikson, hingga suatu hari saat aku dan teman-teman ku sedang pergi ke sebuah mall, terdengar sebuah berita yang sedang hangat, bahwa terjadi pertempuran antara sesosok monster dengan manusia api di tengah kota Ambon.
Aku dan teman-teman langsung bergegas menujutempat pertarungan tersebut. Sesampainya disana sepertinya, Paman Fredrikson telah kewalahan mengahadapinya. Hingga Paman Fredrikson terpental cukup jauh, dan Undragon berkata, "Inilah akhir darimu Hell Fire". Tapi, saat mau menyerang kembali Hell Fire melemparinya dengan bola api tepat ke perutnya. Dan Undragon seperti terlihat cukup kesakitan. Hingga saat mau menyerang kembali, Undragon sudah di tembaki peluru oleh polisi yang berada disana.
Aku mendekati Paman Fredrikson dan duduk disebelahnya, kemudian dia berkata "Sepertinya aku akan pergi untuk selamanya, kau tahu kontrak nomor 3. Itu terjadi padaku, ku berikan cincin ini", katanya sambil melepas cincinnya dan memberikannya padaku. "Terima kasih atas segalanya, kau menjadi teman ku selama aku menjalani sisa hidupku ini", katanya dan kemudian tiba-tiba jasadnya menghilang. Alu kemudian menuju tempat teman-teman ku yang menyaksikan Undragon murka kepada polisi yang menembakinya dan kemudian dia menghilang.
"Mereka hanya menjaga keamanan saja", jawabnya dengan senyum. "Aku mau bertanya satu hal, apakah bila suatu saat nanti aku benar-benar harus memakai cincin itu, apakah akan ada yang mengikat dengan diriku mungkin semacam kontrak?", tanyaku sambil menyapu halaman. "Ada lima hal, tapi mungkin tidak bisa dibilang kontrak juga", jawabnya. "Apa saja ?", tanyaku penasaran. "Pertama, kau hanya bisa memakai satu cincin dan tidak bisa memakai cincin lainnya, artinya tidak bisa dikombinasikan dengan cincin kekuatan lainnya", katanya. "Lalu, apa lagi ?", tanya ku. "Kedua, kau akan diberikan keabadian. Ketiga kau bisa meninggal saat memakai cincin ini apabila kekuatan yang membuatmu meninggal itu lebih besar dari kekuatan cincin ini. Keempat, setelah melepas cincin ini kau tidak bisa memakainya lagi kecuali cincin ini mengijinkannya".
Dan yang terakhir, cincin ini hanya bisa dipakai oleh orang yang cincin ini pilih atau orang yang dulu pernah memakainnya dan orang yang dipercaya memberikan cincin ini", jawabnya dengan tegas. "Itu saja?, tidak terlalu memberatkan", jawabku mengetahui hanya itu saja kontraknya. "Itu saja, tidak kurang dan tidak lebih", jawab Paman Fredrikson. "Ibuku katanya akan membantu juga membersihkan halaman mu ini, saat aku menceritakan ingin membantumu membersihkan halaman rumahmu", kataku sambil tersenyum. "Baguslah, 3 orang lebih baik daripada dua", katanya sambil tertawa. Selama beberapa hari aku tidak bertemu dengan Paman Fredrikson, hingga suatu hari saat aku dan teman-teman ku sedang pergi ke sebuah mall, terdengar sebuah berita yang sedang hangat, bahwa terjadi pertempuran antara sesosok monster dengan manusia api di tengah kota Ambon.
Aku dan teman-teman langsung bergegas menujutempat pertarungan tersebut. Sesampainya disana sepertinya, Paman Fredrikson telah kewalahan mengahadapinya. Hingga Paman Fredrikson terpental cukup jauh, dan Undragon berkata, "Inilah akhir darimu Hell Fire". Tapi, saat mau menyerang kembali Hell Fire melemparinya dengan bola api tepat ke perutnya. Dan Undragon seperti terlihat cukup kesakitan. Hingga saat mau menyerang kembali, Undragon sudah di tembaki peluru oleh polisi yang berada disana.
Aku mendekati Paman Fredrikson dan duduk disebelahnya, kemudian dia berkata "Sepertinya aku akan pergi untuk selamanya, kau tahu kontrak nomor 3. Itu terjadi padaku, ku berikan cincin ini", katanya sambil melepas cincinnya dan memberikannya padaku. "Terima kasih atas segalanya, kau menjadi teman ku selama aku menjalani sisa hidupku ini", katanya dan kemudian tiba-tiba jasadnya menghilang. Alu kemudian menuju tempat teman-teman ku yang menyaksikan Undragon murka kepada polisi yang menembakinya dan kemudian dia menghilang.
Setelah kejadian itu, aku menyuruh teman-teman ku untuk membawaku ke rumah Paman Fredrikson. Seampainya disana aku berkata, "Bagaimana?, apakah selama ini kalian memikirkan jawabannya ?", kata ku tegas. Mereka hanya diam dan kemudian aku melanjutkan, "Lihat ini, cincin ini diberikan kepadaku saat Paman Fredrikson meninggal dan jasadnya menghilang".
"Aku akan melakukan tugas yang diberikan Paman Fredrikson, apakah kalian ikut ?", kata ku dan menambahkannya "Aku akan menjadi Hell Fire menggantikannya". "Kalau kau ikut, aku ikut", kata Banyu yang kemudian dia maju mengambil peti kecil yang dulu ditunjukan kepada Paman Fredrikson dan mengambil cincin biru bergambar ombak. "Kami juga ikut juga ikut", kata Nurul dan Intan bersamaan setelah mereka berdiskusi. Kemudian mereka mengambil cincin kuning bergambar petir dan putih bergambar tornado. "Kalian berempat ikut, aku juga", kata Dewa mengambil cincin terakhir yaitu cincin hijau bergambar batu. Mereka kemudian memakainya secara bersamaan.
"Dengan ini kalian resmi menjadi The River, Bolt, Wind Streak dan The Rock. Tapi kita butuh nama untuk team ini", kataku setelah melihat mereka menggunakan cincin itu. Kami diam sebentar hingga Dewa mulai berkata, "Bagaimana kalau Andromeda, sesuai dengan nama band kita ?". "Jangan, nanti banyak orang yang curiga", kata Banyu. "Bagaimana dengan Night Dragon?", kata Nurul. "Bagus juga nama itu", kata Intan. "Lumayan, Night untuk bahwa kita memakai cincin ini pertama kali di malam hari dan Dragon untuk roh naga yang berada di cincin ini", kataku menambahkan. Kemudian aku menceritakan tentang kontrak yang dulu aku dan Paman Fredrikson bicarakan.
Dan mereka setuju dengan kontrak itu. Setelah memakai cincin itu, aku dan yang lainnya menunggu kembalinya Undragon. Hingga suatu hari Undragon pun muncul. Kami langsung menuju tempat kemunculan Undragon yang sebenarnya mencari cincin tersebut. Kami mengeluskan jari kami di cincin dan berubahlah kami dengan pakaian seperti seorang pesilat berbahan kulit yang sedikit ketat lengkap dengan sabuk berwarna sesuai dengan warna cincin dan topeng yang menutupi mata kami yang seperti pendekar juga. Dengan logo bergambar naga di bagian dada dan lengkap dengan sepatu boot dan sarung tangan. Akhirnya kami berlima bertaung dengan Undragon. Pertarungan cukup sengit, ternyata Undragon memang kuat.
Kami sempat kewalahan mengalahkannya, hingga aku teringat saat api terakhir Paman Fredrikson tepat mengenai perutnya dan dia menjadi melemah. Aku mengatakan kepada yang lainnya bahwa kelemahannya berada di perutnya. Hingga akhirnya kami memusatkan serangan keperutnya tanpa dia sadari. Hingga akhirnya Undragon pun kalah. Tapi bila dia masih hidup pasti akan kembali lagi seperti dulu. Aku dan yang lainnya memutuskan untuk membunuhnya,tapi aku belum pernah membunuh orang lain. Tapi disaat yang lainnya ingin membiarkan dia hidup, Undragon kembali menyerang hingga kami pun kehabisan kesabaran dan kemudian membunuhnya.
Dia hanya tersenyum dan berkata, "Inilah akhir dariku, selamat bagi kalian. Setelah beberapa juta tahun lamannya akhirnya aku .....", dia pun menghilang seperti Paman Fredrikson. Setelah pertarungan itu, kami didekati oleh warga dan wartawan yang tadi melihat aksi kami. Hingga salah satu wartawan mengatakan, "Akan disebut apakah team kalian ini?". Aku diam sebentar dan berkata kepada wartawan tersebut "Kami menyebut diri kami sebagai Night Dragon".
"Aku akan melakukan tugas yang diberikan Paman Fredrikson, apakah kalian ikut ?", kata ku dan menambahkannya "Aku akan menjadi Hell Fire menggantikannya". "Kalau kau ikut, aku ikut", kata Banyu yang kemudian dia maju mengambil peti kecil yang dulu ditunjukan kepada Paman Fredrikson dan mengambil cincin biru bergambar ombak. "Kami juga ikut juga ikut", kata Nurul dan Intan bersamaan setelah mereka berdiskusi. Kemudian mereka mengambil cincin kuning bergambar petir dan putih bergambar tornado. "Kalian berempat ikut, aku juga", kata Dewa mengambil cincin terakhir yaitu cincin hijau bergambar batu. Mereka kemudian memakainya secara bersamaan.
"Dengan ini kalian resmi menjadi The River, Bolt, Wind Streak dan The Rock. Tapi kita butuh nama untuk team ini", kataku setelah melihat mereka menggunakan cincin itu. Kami diam sebentar hingga Dewa mulai berkata, "Bagaimana kalau Andromeda, sesuai dengan nama band kita ?". "Jangan, nanti banyak orang yang curiga", kata Banyu. "Bagaimana dengan Night Dragon?", kata Nurul. "Bagus juga nama itu", kata Intan. "Lumayan, Night untuk bahwa kita memakai cincin ini pertama kali di malam hari dan Dragon untuk roh naga yang berada di cincin ini", kataku menambahkan. Kemudian aku menceritakan tentang kontrak yang dulu aku dan Paman Fredrikson bicarakan.
Dan mereka setuju dengan kontrak itu. Setelah memakai cincin itu, aku dan yang lainnya menunggu kembalinya Undragon. Hingga suatu hari Undragon pun muncul. Kami langsung menuju tempat kemunculan Undragon yang sebenarnya mencari cincin tersebut. Kami mengeluskan jari kami di cincin dan berubahlah kami dengan pakaian seperti seorang pesilat berbahan kulit yang sedikit ketat lengkap dengan sabuk berwarna sesuai dengan warna cincin dan topeng yang menutupi mata kami yang seperti pendekar juga. Dengan logo bergambar naga di bagian dada dan lengkap dengan sepatu boot dan sarung tangan. Akhirnya kami berlima bertaung dengan Undragon. Pertarungan cukup sengit, ternyata Undragon memang kuat.
Kami sempat kewalahan mengalahkannya, hingga aku teringat saat api terakhir Paman Fredrikson tepat mengenai perutnya dan dia menjadi melemah. Aku mengatakan kepada yang lainnya bahwa kelemahannya berada di perutnya. Hingga akhirnya kami memusatkan serangan keperutnya tanpa dia sadari. Hingga akhirnya Undragon pun kalah. Tapi bila dia masih hidup pasti akan kembali lagi seperti dulu. Aku dan yang lainnya memutuskan untuk membunuhnya,tapi aku belum pernah membunuh orang lain. Tapi disaat yang lainnya ingin membiarkan dia hidup, Undragon kembali menyerang hingga kami pun kehabisan kesabaran dan kemudian membunuhnya.
Dia hanya tersenyum dan berkata, "Inilah akhir dariku, selamat bagi kalian. Setelah beberapa juta tahun lamannya akhirnya aku .....", dia pun menghilang seperti Paman Fredrikson. Setelah pertarungan itu, kami didekati oleh warga dan wartawan yang tadi melihat aksi kami. Hingga salah satu wartawan mengatakan, "Akan disebut apakah team kalian ini?". Aku diam sebentar dan berkata kepada wartawan tersebut "Kami menyebut diri kami sebagai Night Dragon".
Beberapa hari setelah kejadian itu, Night Dragon menjadi terkenal. Kami juga menjadi pembela kebenaran sekarang, selain sebagai anak band dan sebagai anak kuliahan. Rumah Paman Fredrikson sekarang menjadi basecamp Night Dragon. Hingga suatu hari saat aku dan yang lainnya sedang mencoba berlatih kekuatan kami, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu depan rumah.
Tadinya aku pikir adalah ibuku yang dengan alasan, bahwa Paman Fredrikson memberikan rumahnya pada kami dan dia pergi ke luar negeri. Tapi ternyata saat membuka pintu, aku melihat seorang pria dengan jubah putih dan lambang naga yang tidak dicoret. Hingga dia berkata, "Tenang saja, aku bukan Undragon". Aku terdiam sebentar, melihat kearah matanya dan berkata, "Siapa kau dan mau apa kau kesini?", tanya ku dengan nada curiga.
"Tadinya aku kesini untuk bertemu dengan Ga-Hol atau kalian lebih mengenal dengan nama Fredrikson, tapi sepertinya dia tidak ada. Dan aku sudah tahu bahwa dia sudah meninggal", katanya sambil tersenyum. "Dan siapa kau sebenarnya ?", kata ku semakin curiga. "Kau mungkin lebih mengenalku dengan cerita dari Fredrikson sebagai Soul..." ..........Tamat (Bersambung).
Tadinya aku pikir adalah ibuku yang dengan alasan, bahwa Paman Fredrikson memberikan rumahnya pada kami dan dia pergi ke luar negeri. Tapi ternyata saat membuka pintu, aku melihat seorang pria dengan jubah putih dan lambang naga yang tidak dicoret. Hingga dia berkata, "Tenang saja, aku bukan Undragon". Aku terdiam sebentar, melihat kearah matanya dan berkata, "Siapa kau dan mau apa kau kesini?", tanya ku dengan nada curiga.
"Tadinya aku kesini untuk bertemu dengan Ga-Hol atau kalian lebih mengenal dengan nama Fredrikson, tapi sepertinya dia tidak ada. Dan aku sudah tahu bahwa dia sudah meninggal", katanya sambil tersenyum. "Dan siapa kau sebenarnya ?", kata ku semakin curiga. "Kau mungkin lebih mengenalku dengan cerita dari Fredrikson sebagai Soul..." ..........Tamat (Bersambung).
Sekian cerita super hero berjudul Night Dragon yang sudah pasti ada kelanjutannya. Gw sudah memikirkan hingga mungkin bisa menjadi dua cerita kelanjutan dari Night Dragon. Di cerita kedua Bruce Dane, Orang tua Jaka dan Adinda Kartika akan mendapatkan jatah cerita lebih banyak di cerita kedua. Untuk cerita kelanjutan Metalix yang masih menggantung masih Coming Soon. Cerita Slayer Remake dan super hero wanita masih Delay. Sedangkan team super heronya juga Delay. Semuanya masih memikirkan konsep yang bagus untuk ditampilkan sebagai cerita yang menarik. Sekali lagi dilarang mengkopi segala isi cerita , judul da segalanya yang ada di blog ini tanpa seijin gw. See You Soon.... :-)
Komentar
Posting Komentar